Galau tanpa sebab itu aneh. Tapi, sepengetahuan saya, tidak sedikit orang yang merasakan itu. Termasuk saya juga, kadang-kadang begitu. Ujug-ujug, tanpa sebab akibat, saya merasa ada sesuatu yang mengganjal di hati. Selanjutnya ini segan, itu gak mau. Kata abege, saya sedang bete atau bahasa kerennya bad mood. Jika sudah begitu,semua hal yang sebetulnya menyenangkan menjadi kurang berkenan di hati.
Tapi sebetulnya saya gak yakin juga kalau kegalauan saya itu tanpa sebab sama sekali. Faktor tertentu mungkin saja ada, yang menyebabkan kegalauan itu. Misalnya, karena pola hidup yang kurang sehat atau unsur lain yang terkait dengan kesehatan atau apa lah. Saya gak tahu karena saya bukan ahlinya dalam bidang kesehatan. Jadi, sebaiknya saya tidak menulis kegalauan dari sudut pandang kesehatan. Kata keyakinan saya, Sesuatu jika ditangani oleh yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya!
Tidak berbicara soal kesehatan, tapi koq menulis yang judulnya di awali dengan kata ‘penyakit’? Ya! Tepatnya penyakit kehilangan semangat untuk hidup. Sengaja saya pilih kata itu karena menurut saya, penyakit yang satu lebih berbahaya dari segala jenis penyakit yang ada dalam istilah-istilah kesehatan, dalam dunia medis maksudnya.
Galau, bête, dan bad mood atau apapun istilah, yang berperilaku ini segan dan itu gak mau sebenarnya adalah suatu keadaan hilangnya semangat. Berlama-lama dalam kegalauan artinya sama dengan menyediakan diri untuk tidak bersemangat lebih lama juga. Nah, Anda boleh berhitung dengan metode ilmu kesehatan apa saja yang Anda ketahui terhadap dampak orang yang kehilangan semangat untuk makan, semangat untuk bekerja. Dan, bukankah paling berbahaya adalah kehilangan semangat untuk hidup?
Jadi, sekali lagi, ini menurut saya, penyakit paling mematikan adalah kehilangan semangat untuk hidup. Maka dari itu, tidak ada toleransi apapun untuk berlama-lama dalam kegalauan sehingga membuat kita kehilangan semangat. Ayo semangat, semangat, semangat!!!
Kedoya, 14 Januari 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H