Mohon tunggu...
Edi Purwanto
Edi Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Laskar Manggar

Aku ingin melihat binar bahagia di matamu, wahai Saudaraku

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

APBN Kita Masih Ada Harapan

13 November 2024   10:57 Diperbarui: 13 November 2024   19:56 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber BPS dan Kemenkeu

Sri Mulyani Indrawati (SMI), Menteri Keuangan Kabinet Merah Putih menyampaikan siaran persnya terkait kinerja APBN sampai Oktober 2024, Jumat (8/11/2024) di Jakarta. SMI menyampaikan, bahwa kinerja APBN terjaga baik dan on-track. Hal ini terlihat dari unsur penerimaan, belanja, defisit dan keseimbangan primer.

SMI menyampaikan bahwa APBN per Oktober mengalami defisit sebesar 309,2 triliun atau 1,37 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Menurutnya defisit ini masih lebih kecil daripada defisit yang ditetapkan dalam UU APBN, yakni 2,29 persen.

 Defisit disebabkan karena belanja negara lebih besar dari pada pendapatan negara. Belanja negara mencapai Rp2.556,7 triliun atau 76,9%  persen dari pagu belanja, dan tumbuh 14,1 persen year-on-year (yoy). Adapun pendapatan negara sebesar Rp2.247,5 triliun atau 80,2 persen dari target penerimaan, tumbuh 0,3 persen yoy.

Belanja sebesar Rp2.556,7 triliun terdiri dari belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp1.834,5 triliun dan transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp722,2 triliun. Adapun penerimaan negara sebesar Rp2.247,5 triliun terdiri dari pajak sebesar Rp1.517,5 triliun, bea dan cukai sebesar Rp231,7 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp477,5 triliun.

Secara agregat, kinerja APBN sampai Oktober 2024 mengalami defisit, namun untuk keseimbangan primer (selisih pendapatan dan belanja di luar pembayaran bungan utang), masih surplus sebesar Rp97,1 triliun.

Dari sisi kinerja pertumbuhan ekonomi triwulan III tercatat tubuh 4,95 persen yoy. Terlihat menurun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya event besar, seperti peringatan hari besar keagamaan, atau liburan sekolah.

Permasalahnnya adalah, apakah target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 di atas 5% bakal terwujud? Diperlukan kerja keras selama dua bulan, November sampai Desember 2024 guna mencapai beberapa indikator ekonomi yang ditetapkan. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV diharapkan naik, karena ada event Natal dan Tahun Baru. Demikian juga penerimaan negara, dari sektor pajak, diharapkan meningkat, karena selain event keagamaan, dan tahun baru, ada juga belanja APBN/APBD yang baru dibayarkan pada akhir tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun