Mohon tunggu...
Edi Prasetyo
Edi Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Hobi membaca dan menulis.

Lahir dan tinggal di Purbalingga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Don't Study English, but Use It!

27 April 2019   10:10 Diperbarui: 27 April 2019   10:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya benar-benar tertegun saat melihat seorang guru Bahasa Inggris melontarkan ungkapan seperti judul tulisan ini. Ungkapan tersebut dia sampaikan tidak sambil berkelakar, tapi serius, yakni dalam forum Lomba Guru Berprestasi jenjang SMA tingkat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang berlangsung di SMAN 1 Purwokerto, kemarin (Jumat, 26/4).

Saat tampil mempresentasikan best practice-nya, Muji Triono, guru Bahasa Inggris SMAN 1 Purwokerto itu menyatakan bahwa berbahasa Inggris itu urusan praktik, bukan teori. Karena itu, menurut Muji, orang tak perlu belajar bahasa Inggris, tapi menggunakannya.

Sesaat saya tercengang. Bukankah selama ini hampir semua peserta didik belajar bahasa Inggris dan dia termasuk salah seorang guru yang mengajarkannya? Mengapa dia membuat pernyataan seperti itu?

Berdasarkan pendapatnya itu, sambil memutar video pembelajarannya, Muji kemudian menjelaskan. Saat melaksanaan proses pembelajaran, dia lebih sering mengajak peserta didik keluar kelas. Sambil jajan di kantin, duduk-duduk di taman sekolah, atau tempat-tempat lainnya, dia meminta peserta didik untuk berdialog atau berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan teman-temannya.

Memang, sebelum diajak keluar kelas, peserta didik telah diberi tahu mengenai hal-hal apa saja yang nantinya harus dipraktikkan dalam berdialog. Namun semuanya hanya pokok-pokoknya. 

Saat berdialog, sama sekali tak ada teks yang perlu dihafalkan peserta didik. Semuanya alami, apa adanya, dan bebas dari rekayasa. Karena itu, setiap peserta didik benar-benar dituntut untuk mampu berpikir kritis dan kreatif.

Saat berlangsung praktik berdialog menggunakan bahasa Inggris, tak jarang ada peserta didik yang lupa pada kata-kata tertentu yang ingin diucapkannya. Bagi Muji, hal itu tidak menjadi masalah. Justru hal tersebut akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Sebagai guru, Muji sebatas mengamati dan mencatat kesalahan-kesalahan berbahasa lisan yang mungkin dilakukan peserta didiknya. Sebelum proses pembelajaran berakhir, Muji mengajak peserta didiknya masuk ke kelas untuk membahas beberapa kesalahan dalam praktik berbahasa Inggris yang mungkin dilakukan peserta didik.

Sebagai salah seorang juri dalam lomba tersebut, saya benar-benar salut kepadanya. Saya menilai, dia merupakan seorang guru yang tidak hanya kreatif dan memiliki inovasi pembelajaran yang tinggi, melainkan dia juga memiliki keberanian yang luar biasa untuk mendobrak cara-cara pembelajaran Bahasa Inggris konvensional yang kerap membosankan bagi peserta didik.

Saya pun kemudian berpikir, bahwa apa yang dilontarkan Muji memang benar. Jangan belajar bahasa Inggris, tapi gunakanlah! Nyatanya, anak-anak orang Inggris, Amerika Serikat, atau negara-negara lain yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, sejak kecil mereka sudah mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Penyebabnya tentu bukan karena mereka memelajarinya, melainkan karena mereka menggunakannya. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun