Ternyata sekarang sudah ada Skala Kecanduan Facebook. Sebenarnya bukan cuma Facebook, tapi termasuk semua media sosial seperti Twitter dan lainnya. Hanya saja Facebook yang paling kuat pengaruhnya.
Memang sih kalau dipikir-pikir ada benarnya, Facebook selain membuat kita senang karena bisa berinteraksi dengan teman-teman secara online, juga membuat kita cukup sering saling membanding-bandingkan diri dan ini bisa membuat kecewa dan sedih.
Ada sebagian pengguna Facebook memasang foto-foto dari jalan-jalan ke luar negeri, sementara ada di antara teman-temannya yang masih kesulitan dengan biaya hidup keluarganya sehari-hari, misalnya untuk biaya untuk makan dan sekolah anak.
Pernah saya tidak sengaja mendengar pembicaraan antara 2 orang karyawan di sebuah tempat makan yang mempersoalkan saat seorang teman mereka memasang status di Facebook dalam bahasa Inggris. “Saya tahu dia tidak bisa bahasa Inggris, pasti bukan dia yang tulis,” begitu kata seseorang pada temannya. Jadi kemampuan berbahasa Inggris juga jadi topik pembanding dalam Facebook di sebuah kelompok kecil.
Sementara ada keadaan di mana pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun belum dikaruniai anak, ‘terpaksa’ memasang foto mereka berduaan saja sementara teman-teman mereka dengan bangga memasang foto bayi dan anak mereka. Bagi pasangan yang belum dikaruniai anak, mereka kadang perlu menjawab pertanyaan teman tentang ketiadaan anak. Ini tentu tidak nyaman untuk mereka, terus-menerus perlu bicara hal itu.
Situasi lain, ada orang tua tunggal yang berfoto dengan anaknya. Bisa saja mereka terus-menerus perlu menjelaskan apakah pasangannya meninggal atau cerai. Kalau cerai, bisa ditanya lagi kenapa cerai. Kan tidak enak terus-menerus perlu bercerita kenapa bercerai.
Jadi Facebook dan media sosial bisa juga membawa kesedihan.
Sementara bagi kaum remaja dan wanita, Facebook dan media sosial bisa membuat kecanduan karena bisa mendapat perhatian orang-orang lain melalui media tersebut.
Untuk lengkapnya, silahkan membaca di artikel psikologi populer ini;
http://katakutu.com/view_38/article/Dampak%20Kesehatan%20Dari%20Media%20Sosial
Mudah-mudahan bisa kita ambil hikmahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H