Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pentingnya Menjalin Relasi Sosial dengan Kopdar (Oleh-Oleh dari Kopdar Jogja)

10 September 2012   06:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Mas Afandi Sido dan saya dengan latar belakang lesehan Puro Pakualaman (dok. Pak Ramli Hasibuan)"][/caption]

Kurang lebih 3 mingguan saya mudik ke Jogja, terhitung sejak hari Lebaran pertama atau tanggal 19 Agustus hingga 7 September 2012. Dan selama itu pula saya juga hanya ngintip Kompasiana sesekali saja. Maklumlah koneksi internet terbatas, jadi ya ngintipnya kalau ada tempat-tempat yang menyediakan internet gratisan hehehe. Ada beberapa kejadian seru yang saya temui selama saya mudik, khususnya yang berhubungan dengan kompasianer. Untuk itu saya akan mencoba berbagi sedikit cerita yang tentunya semampu saya dengan teman-teman semua dalam curhatan alakadarnya ini.

Sejak saya merencanakan pulang kampung kemarin, saya memang berangan-angan ingin sekali bertemu langsung dengan para kompasianer yang bermukim di Jogja. Alhamdulillah angan-angan saya kesampaian. Walaupun tak terlalu banyak kompasianer yang berhasil saya jumpai, tapi tetap saja tak membuat saya kecewa. Bahkan saya sangat bersyukur dan berbangga hati bisa bertatap langsung dengan mereka. Pertemuan dengan mereka tidak hanya meninggalkan kesan yang mendalam, tetapi sekaligus menjadi tempat buat saya  "berguru" atau ngangsu kawruh dengan para kompasianer senior. Senior dalam arti bukan hanya umurnya, tapi juga ilmunya dan juga keanggotaan mereka sebagai kompasianer yang jauh lebih dulu dibandindingkan saya.

Pertemuan awal saya dengan kompasianer yang mukim di Jogja terjadi pertama kali pada tanggal 25 Agustus 2012, tepatnya pada malam minggu. Dalam pertemuan itu saya mengundang siapa saja anggota Kampret (Kompasianer Hobbi Jepret) yang punya sedikit waktu luang untuk menemani saya ngobrol ngalor ngidul sambil lesehan di Alkid (Alun-Alun Kidul) sembari menikmati suasana malam itu. Dalam kesempatan itu beberapa anggota Kampret bersedia memenuhi undangan saya, diantaranya Mo Wit (Mo Yustinus), Mas Ajie Nugroho dan juga Mas Bowo Bagus. Ketiganya adalah dedengkot di Kampret. Semua anggota Kampret pasti mengenal mereka bertiga karena mereka semua adalah para "suhu"nya di bidang potret-memotret. Untuk itu saya sangat berterimakasih pada mereka semua. Mo Wit yang datang lumayan jauh dari lereng Merapi, tepatnya dari Jalan Kaliurang Km 17. Dalam dingin malam Mo Wit masih mau "turun gunung" menemui saya. Kemudian Mas Bowo Bagus, yang walaupun jauh-jauh datang dari Klaten, tetap sumringah menyambut saya. Bahkan saking sayang dan cintanya dengan anak semata wayangnya, Mas Bowo yang sehari-hari nglaju dari Klaten ke Jogja tempat kerjanya, rela menjemput dulu Ikel Bagus ke Klaten untuk diajak menemani kedua anak saya melihat aneka becak dan sepeda warna-warni yang ramai disewakan di sepanjang jalan Alun-Alun Kidul. Tak lupa kepada Mas Ajie Nugroho, yang mungkin harusnya malam mingguan dengan "obengnya" (hanya kampretos yang tahu istilah ini hehehe) malah ikutan menemani saya. Juga untuk Mbak Dwi Purwanti yang nun jauh di Hongkong sana, mau menyempatkan diri menelpon kami semua malam itu. Itu semua membuktikan betapa mereka semua menyayangi saya hehehe. Kalau tidak mana mungkin mereka mau mengorbankan waktu yang seharusnya untuk berkumpul dengan keluarga malah menemani saya. Matur nuwun untuk semuanya. Saya tak akan pernah melupakan pertemuan malam itu.

Namanya juga "tukang potret", begitu berjabat tangan saling memperkenalkan diri (meskipun tanpa memperkenalkan diripun saya sudah bisa menebak dengan benar siapa mereka), mereka bertiga langsung mengeluarkan "senjatanya" masing-masing. Dan terus terang karena selama saya bergabung dengan Kampret, bisanya cuma aspret (asal jepret) dengan modal kamera ecek-ecek jadi minder dengan mereka bertiga. Saya malah tidak banyak bertanya tentang teknik memotret, melainkan justru asyik memperhatikan gaya mereka bertiga. Dengan begitu saya tidak perlu teori yang njlimet ala anak sekolahan, tetapi sudah langsung melihat praktek para suhunya Kampret dilapangan. Sambil menyelam, minum air sampai tenggelam malahan hehehe. Melihat gaya mereka memotret, saya pun langsung tergelitik untuk motret mereka. Beberapa diantaranya akan saya share dibawah ini.

[caption id="attachment_204906" align="aligncenter" width="512" caption="Mo Wit dengan "][/caption] [caption id="attachment_204907" align="aligncenter" width="512" caption="Mas Ajie dan "]

13472442742045068669
13472442742045068669
[/caption] [caption id="attachment_204908" align="aligncenter" width="512" caption="Mas Bowo lagi ngutak-atik "]
13472444151410472753
13472444151410472753
[/caption]

Selain melihat gaya mereka memotret, yang tak kalah penting adalah terkabulnya keinginan saya memiliki kaos kebanggaan para kampretos yang satu ini.

[caption id="attachment_204910" align="aligncenter" width="299" caption="Kaos ini saya idam-idamkan sejak bergabung dengan grup Kampretos (dok.pribadi)"]

134724466980958805
134724466980958805
[/caption]

Yang membuat saya heran sekaligus senang malam itu, kami merasa sudah sangat akrab walaupun baru pertama kali dipertemukan. Tidak ada rasa canggung sama sekali. Bahkan anak saya Darryl juga langsung lengket dengan Mas Ajie yang baru dikenalnya. Ini bukti bahwa "ikatan" itu ada walaupun dimulai dari dunia maya. Pertemuan itu sekaligus membuktikan bahwa kami "benar-benar ada", bukan kompasianer bodong, kloningan ataupun makhluk jadi-jadian. Kami benar-benar nyata dan kopdar semacam ini bisa jadi pembuktiannya.

[caption id="attachment_204911" align="aligncenter" width="512" caption="Darryl anak saya langsung akrab sama Mas Ajie (dok.pribadi)"]

13472451921524747940
13472451921524747940
[/caption]

Pertemuan malam itu ternyata membuat saya ingin kopdar lagi dengan mereka, bila perlu dengan yang lainnya. Akhirnya iseng saya kirim sms ajakan lagi kepada mereka, tapi kali ini saya mengajak berkumpul di Pelataran Puro Pakualaman yang bila malam hari disulap menjadi tempat lesehan. Gayung pun bersambut, Mas Bowo, Mas Afandi Sido, Pak Ramli Hasibuan beserta anaknya (yang ternyata kompasianer juga) menyanggupi untuk hadir pada malam Kamis tanggal 5 September, tepatnya dua hari sebelum saya kembali ke Bontang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun