Sore tadi saya dapat shout dari seorang kompasianer bernama Aien Hisyam. Walaupun baru bergabung di Kompasiana ini sejak 12 Februari 2012, tapi saya sudah cukup lama mengenalnya di dunia nyata. Ina, begitu saya biasa memanggilnya. Bunyi shout Ina sore tadi adalah begini :
"Ed… ajari aku doooong …… apa ajah …. …. hahahahaaaa"
Saya pun membalas shoutnya begini :
"huwahahaha…ngakak guling2 In, gak kebalik kon ngajari , ntar jd postingan lho iki wakkkk"
Gimana gak saya balas begitu, lha wong bagi saya Ina ini tidak asing lagi di dunia tulis menulis. Dia bukan hanya penulis, tapi juga mantan redaktur di salah satu media cetak ternama ibu kota. Gila apa penulis ecek-ecek kayak saya ini ngajari yang notabene adalah wartawan. Seorang emak-emak yang ngakunya penulis, padahal bisanya hanya nulis curhatan orang suruh ngajarin wartawan, opo tumon? Eh tapi ternyata shout saya dibalas kembali oleh Ina barusan begini :
"weeee.. aku seriu(saaaaa)… *nyodorin kuwe palentin sambil kedip-kedip*"
Apa gak tambah ngakak saya. Ina teman semasa SMP saya dulu, minta ajarin nulis? Saya yang walaupun tak sekelas dengannya, tapi lumayan mengenalnya kepribadiannya (kalo gak salah kita dulu sama-sama ekskul bulutangkis bareng ya In?). Walaupun sudah tak satu sekolah pas SMA, tapi Ina justru rajin "nongkrong" di SMA saya (gak tau tuh, ngapelin pacarnya kali hahaha). Ina yang kebetulan punya sepupu yang tinggal serumah dengannya dan kebetulan sepupunya itu adalah teman sebangku SMA saya. Maka tak heran jika saya sering dolan ke rumah Ina ini (halah malah curcol hahaha).
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ina pas kedatangan Host Dahsyat Luna Maya dan Melly Goeslow di kantornya (poto nyomot di FB Ina hihihi)"][/caption]
Ina yang wartawan dan sering bertemu selebritis, termasuk Luna Maya idola saya itu, minta ajarin? Apa nggak malah jadi penulis koplak nanti. Ya iyalah saya khan bisanya nulis koplak, cengengesan dan gak bermutu. Gak bisa nulis serius seperti teman-teman kompasianer lainnya. Bisanya hanya nulis curhatan orang dengan blak-blakan, bahkan kesannya ngumbar aib orang sehingga banyak yang gak nyaman dengan tulisan saya. Gak percaya? Nih buktinya, saya copas aja ya sebagian tulisan seorang kompasianer yang tidak nyaman dengan tulisan saya :
"Kemarin, ada salah satu tulisan yang nangkring di HL yang membuat saya merasa tak nyaman untuk membacanya. Tulisan yang menceritakan aib orang lain, dikisahkan dengan gamblang tanpa menyamarkan setting tempat. Saya memaklumi maksud penulis, agar pembaca bisa memetik pelajaran dari kisah teman suaminya tersebut. Agar pembaca, khususnya para wanita, sering menengok ke dalam dirinya sendiri sebelum menyalahkan suaminya. Saya hanya merasa tak nyaman dengan caranya menceritakan kejadian yang menimpa teman suaminya itu."
Memang sih kompasianer itu tak menyebutkan buat siapa tulisannya itu ditujukan. Tapi kalo melihat hari postingannya yang hanya selisih sehari dari postingan saya yang berjudul Suami Selingkuh? Sudahkah Anda Berkaca, Wahai Para Istri? yang kebetulan sehari sebelumnya HL, maka saya sangat yakin bahwa tulisan itu ditujukan untuk saya. Dan kepada kompasianer tersebut, maaf saya tak ingin menyebutkan siapa nama kompasianer itu karena beliau pun tidak menyebutkan nama saya dalam postingannya itu (ntar kalo disebut GR dong saya hehehe), maka dalam kesempatan ini saya mohon maaf jika Mbak atau Mas yang menulis tentang artikel itu merasa tidak nyaman dengan tulisan saya. Perlu diketahui bahwa saya tidak berniat sama sekali membuka aib orang. Tulisan saya itu semata-mata hanya ingin berbagi kepada teman-teman kompasianer, khususnya para wanita bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi menimpa kita. Kalo kesannya saya terlalu gamblang menceritakannya, ya memang seperti itulah gaya penulisan saya. Dan kalo Mbak atau Mas yang menulis artikel tentang saya (kalo gak salah lho!) yang katanya menulis secara gamblang itu mengira bahwa saya tidak menyamarkan nama orang yang bersangkutan, maaf anda salah besar. Meskipun saya hanya menuliskan "sebut saja namanya", itu bagi saya sudah menyamarkan (tanpa perlu saya tulis "yang namanya saya samarkan"). Bagi saya hal itu lebih membuat saya "enak" dalam menuliskan curhatan teman tersebut daripada kalo saya menggunakan inisial misalnya si A, B, atau C. Jadi sekali lagi saya minta maaf kalo Mbak atau Mas tidak nyaman. Saya tak juga ingin menggurui (di bagian paragraf yang lain terdapat kata "menggurui") karena saya pun masih perlu berguru pada kompasianer yang lain. Apalah saya ini, cuman emak-emak yang kebetulan punya waktu sedikit luang untuk menulis disela-sela kesibukan saya mengurus rumah tangga. Saya juga bukan instruktur seperti anda yang memang pantas menggurui orang lain. Saya sudah cukup puas menjadi "guru" bagi anak-anak saya. Tapi terus terang saya berterimakasih pada anda, karena berkat tulisan anda itu saya tahu kalo ternyata banyak sekali orang yang tidak nyaman dengan gaya penulisan saya yang blak-blakan, koplak dan cengengesan ini. Saya malah berharap mudah-mudahan tulisan saya tidak ada yang di-HL-in lagi sama admin (teriak-teriak pake toa..admin jangan HL-in lagi tulisan saya ya, catet! hehehe) sehingga saya tidak perlu membalas banyak komen baik yang pro maupun kontra. Capek soalnya (emang enak apa jadi kriting jari-jarinya hehehe). Ya sudah saya tak hendak berpanjang lebar karena kebetulan anda merasakan ketidaknyamanan atas tulisan saya lewat postingan, maka saya gunakan hak jawab saya (berasa seleb hahaha) lewat postingan pula. Fair khan?