Beberapa waktu lalu, tepatnya di Jakarta pada tanggal 24 Maret 2015, Harian Kompas bersama PGN (Perusahaan Gas Negara) dan ITB melakukan peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015. Acara yang dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla ini dihadiri oleh sekitar 98 walikota se-Indonesia dan juga beberapa jajaran menteri. Dari sekian walikota yang hadir, salah satunya adalah Walikota Bontang, Adi Darma. Mungkin masih ada yang belum mengenal dimanakah Bontang itu?
Sekedar informasi singkat bahwa Bontang adalah salah satu kotamadya di Kalimantan Timur. Bontang semula merupakan kota administratif dari Kabupaten Kutai Kartanegara dan mulai dikembangkan sebagai Daerah Otonomi sejak tahun 1999 berdasarkan UU No.47 Tahun 1999 tentang pemekaran propinsi dan kabupaten.Tidak bisa dipungkiri, status baru Bontang sebagai kota ini, ikut memicu datangnya gelombang pendatang mencari pekerjaan ke kota tersebut. Munculnya industri berskala besar dan menengah, menambah daya tarik Bontang bagi pendatang untuk mengadu nasib mencari pekerjaan. Bontang bukan lagi kota kecil (luasnya hanya 147,80 km²) yang diperhitungkan di tingkat lokal, tapi sudah menjadi kota yang diperhitungkan di skala nasional bahkan internasional. Di kota yang bersemboyan "Kota TAMAN" yakni "Tertib, Agamis, Mandiri, Aman dan Nyaman" ini terdapat dua perusahaan raksasa bertaraf internasional yaitu PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim. Selain itu juga terdapat perusahaan pertambangan batubara bernama PT. Indominco Mandiri.
[caption id="attachment_385480" align="aligncenter" width="300" caption="PT. Badak NGL Bontang dari dekat"][/caption]
Smart City di Level Perumahan/Komplek
Sebagai salah seorang pendatang, saya menilai Bontang yang sekarang jauh lebih tertata dibanding dengan saat pertama kali saya datang di kota ini. Boleh dibilang Bontang yang sekarang telah berubah dibanding tahun 1999 dulu, saat pertama kalinya saya menginjakkan kaki di bumi Borneo ini. Pertama kali datang ke Bontang, saya memang langsung terkagum-kagum dalam artian sebenarnya. Kenapa? Karena saya datang dari Yogyakarta, kota asal saya sebelumnya, dengan pemikiran bahwa saya akan tinggal menetap di dalam hutan. Tidak bisa dipungkiri, masih banyak orang awam yang menilai Kalimantan identik dengan hutan. Tapi ternyata anggapan itu tak sepenuhnya benar. Memang benar sebagian besar pulau di Kalimantan masih merupakan kawasan hutan, tapi tidak untuk Bontang. Bontanglebih merupakan kota industri karena adanya beberapa pabrik atau perusahaan tambang seperti yang saya sebutkan di atas. Pertama kali menginjakkan kaki di Bontang, saya langsung mendarat di airport PT. Badak. Dan sejak saat itu saya menetap di komplek perumahan PT. Badak ini.
Berbicara mengenai smart city, sebenarnya perumahan tempat saya tinggal sekarang ini pun bisa dibilang merupakan miniatur dari kota cerdas. Kenapa miniatur, karena lingkupnya masih di level perumahan. Kalau merujuk pada konsep kota cerdas, bahwa yang masuk kriteria kota cerdas setidaknya bisa dinilai dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi, sosial dan lingkungan. Nah, kenapa perumahan saya tinggal bisa saya nilai sebagai miniatur kota cerdas karena memenuhi beberapa faktor tersebut.
[caption id="attachment_385482" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu sudut sekolah TK di komplek PT.Badak"]
[caption id="attachment_385483" align="aligncenter" width="300" caption="lingkungan komplek PT.Badak yang selalu bersih"]
Dari segi ekonomi, sudah pasti karena rata-rata penghuni komplek merupakan karyawan atau pekerja di perusahaan gas berskala internasional itu. Sudah pasti secara penghasilan juga sudah relatif lebih dibandingkan karyawan pada umumnya. Dilihat dari latar belakang pendidikan, seluruh karyawan dan juga anak-anak karyawan rata-rata mengenyam pendidikan yang tinggi. Tak jarang anak-anak karyawan yang bahkan disekolahkan hingga ke luar negeri. Padahal di dalam komplek sendiri pun sebenarnya sarana pendidikan sudah sangat-sangat memadai. Dari jenjang playgrup hingga jenjang SMA pun sudah disediakan di perumahan ini. Bahkan belum lama ini jenjang akademi pun sudah ada dengan hadirnya LNG Academy, yang dimaksudkan untuk mencetak tenaga-tenaga profesional di bidangnya. Semua fasilitas pendidikan tersebut dikelola dengan baik oleh perusahaan dan ditunjang dengan sarana pendukung lainnya, termasuk sarana informasi. Di beberapa area di komplek ini sudah dilengkapi dengan free hotspot yang bisa diakses oleh siapa pun dan kapan pun. Kalau mau berinternet ria sambil bersosial media secara gratis di lingkungan komplek ini sangatlah mudah. Jadi anda tidak perlu khawatir tak bisa update status di media sosial anda, meski sedang berada di taman bermain atau di kolam pemancingan, bahkan ketika sedang di lingkungan pantai di komplek ini.
[caption id="attachment_385484" align="aligncenter" width="300" caption="sarana olahraga di komplek PT.Badak"]
Dari segi sosial, kota cerdas setidaknya harus memenuhi unsur kenyamanan bagi penghuninya. Sebagai perumahan sekaligus merupakan perusahan gas berskala internasional yang sekaligus juga merupakan objek vital negara, kenyamanan dan keamanan jelas terjamin. Di tiap pintu gerbang selalu dijaga security selama 24 jam penuh. Tidak semua orang bebas keluar masuk dalam komplek ini, setidaknya kalau orang diluar komplek ingin masuk ke dalam komplek harus menunjukkan kartu tanda pengenal (KTP) kepada security. Ini bukan berarti komplek perumahan ini merupakan kawasan eksklusif dan tertutup atau terlarang, dimana orang luar sulit masuk. Hal ini semata-semata demi keamanan karena akses masuk ke komplek ini bisa langsung tembus menuju ke lingkungan pabrik. Selain lingkungan aman, komplek ini juga nyaman karena adanya transportasi umum berupa bus perusahaan yang siap mengantar dan menjemput semua pelajar yang bersekolah di lingkungan komplek ini. Tak hanya itu, di hari-hari tertentu bus-bus tersebut juga siap mengantar penghuni komplek yang hendak pergi berbelanja ke pasar tradisional di luar komplek. Selain itu, CCTV telah di pasang di beberapa tempat di lingkungan komplek. Jadi jangan sekali-kali melanggar batas kecepatan berlalu lintas di lingkungan komplek ini kalau tak ingin dapat “surat cinta” karena semua kendaraan yang melanggar otomatis langsung terekam nomor plat kendaraannya.
[caption id="attachment_385474" align="aligncenter" width="300" caption="tak boleh melanggar batas kecepatan karena ada cctv di komplek"]
Dari segi lingkungan, komplek perumahan ini begitu peduli dengan lingkungan. Semua area yang merupakan fasilitas publik (taman bermain, lapangan/arena olah raga, rumah sakit, bandara, sekolah, pujasera, mini market, tempat ibadah, gedung pertemuan, pantai) semua dikelola dengan baik dan memperhatikan keseimbangan dengan alam. Jadi tak heran jika lapangan sepak bola di komplek ini pun masih kita jumpai pohon-pohon besar di sekitarnya. Bahkan di lingkungan bandara juga berdampingan dengan habitat burung kuntul perak, salah satu satwa yang merupakan icon kota Bontang. Untuk diketahui, sumber air yang dialirkan ke seluruh pemukiman warga di komplek merupakan air laut yang diolah sedemikian rupa sehingga layak pakai dan layak konsumsi. Bukan hanya air, listrik pun dihasilkan sendiri dari turbin di lingkungan pabrik. Jadi air dan listrik, plus gas di komplek bisa dinikmati gratis oleh penghuni komplek. Tak hanya itu sambungan telpon lokal dan tv kabel pun merupakan fasilitas gratis bagi karyawan di perumahan ini. Selain tv kabel, di dalam komplek ini pun terdapat stasiun tv lokal yang setiap hari menayangkan informasi seputar kota Bontang. Jadi bisa dipastikan warga komplek tak pernah ketinggalan informasi. Sementara itu, perusahaan juga begitu peduli dengan lingkungan alam di sekitarnya. Konservasi pohon manggrove atau bakau telah menjadi prioritas perusahaan demi menjaga ekosistem. Terus bagaimana dengan pengelolaan sampah di komplek ini? Tidak perlu khawatir, sampah-sampah rumah tangga setiap harinya akan diambil oleh petugas kebersihan komplek. Setiap hari truk-truk sampah keliling ke seluruh komplek untuk memungut sampah rumah tangga. Selanjutnya sampah-sampah itu di bawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terletak di pinggiran kota.
Itu semua merupakan gambaran komplek tempat saya tinggal yang saya anggap bisa mewakili kriteria kota cerdas dalam level yang lebih kecil, yaitu perumahan. Selain komplek PT. Badak, di Bontang sebenarnya ada satu komplek perumahan lagi yang mewakili kriteria tersebut, yaitu komplek PT.Pupuk Kaltim. Terus bagaimana dengan kota Bontang sendiri? Apakah saat ini sudah bisa dimasukkan pada kriteria kota cerdas?
Perlu diketahui bahwa sebenarnya Walikota Bontang yang lama yaitu Andi Sofyan Hasdam pernah meluncurkan program Bontang Cerdas 2010. Dalam suatu kesempatan, Hasdam juga menyatakan bahwa program Bontang Cerdas diluncurkan pertama kalinya pada tahun 2005. Saat itu, indeks pembangunan manusia Bontang berada di urutan 9 dari 13 kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur. Sementara pada tahun 2010 itu, Bontang sudah berada di urutan dua. Hasdam mengatakan bahwa kunci keberhasilan pembangunan bukan terletak pada ketersediaan sumber daya alam, tetapi kualitas manusianya. Hal ini merujuk pada pada kenyataan bahwa Singapura dan Jepang sebagai negara yang tidak memiliki sumber daya alam, tetapi dapat maju. Begitu pun dengan Bontang yang notabene adalah kota Industri diharapkan bisa seperti kedua negara tersebut (http://regional.kompas.com/read/2010/11/23/19593393/Bontang.Cerdas.2010.Diluncurkan).
Harapan besar itu kini muncul untuk Bontang, setelah Balikpapan mampu menembus 6 kota yang diprioritaskan menjadi perintis smart city di Kalimantan Timur. Seperti disebutkan diatas, bahwa untuk dapat dimasukkan kriteria Kota Cerdas harus memenuhi sejumlah indikator pendukung. Kota Bontang dalam pandangan saya masuk dalam Indeks Kota Cerdas di Indonesia, karena memiliki sejumlah indikator pendukung mulai faktor ekonomi, sosial dan lingkungan.
Bontang Kota Yang Ramah Pada Pendatang
Kota Bontang terletak sekitar 123 km di utara Kota Samarinda. Luas wilayah Kota Bontang adalah 147,80 km². Sedangkan jumlah penduduk Kota Bontang saat ini tercatat 161.413 orang yang terdiri dari 84.440 laki-laki dan 76.973 perempuan, dengan kepadatan penduduk 1.092 orang/ km² (data BPS 2014).
Dengan luas wilayah yang relatif kecil dibandingkan kota atau kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Timur, Kota Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kalimantan Timur maupun nasional. Karena di kota ini terdapat dua perusahaan raksasa bertaraf internasional yaitu PT Badak NGL dan PT Pupuk Kaltim.
Jika anda baru pertama datang ke Bontang, begitu memasuki gerbang Kota Bontang, anda akan disuguhi pemandangan yang menentramkan. Jalanan yang selalu bersih karena setiap hari, baik pagi, siang atau bahkan malam, selalu saja ada pasukan kuning yang membersihkan dan menyapu kotoran di jalan. Tak hanya itu, tanaman penghias jalan pun tertata dengan rapi. Tanaman-tanaman itu senantiasa dirawat rutin oleh dinas kebersihan dan pertamanan Bontang. Setiap hari selalu saja ada mobil tangki yang rutin menyiram tanaman-tanaman di sepanjang jalan kota Bontang ini. Tak heran jika Kota Bontang pernah mendapat penghargaan Adipura untuk kebersihan kotanya selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2012.
Para pengguna jalan juga masih terbilang tertib dan teratur. Meskipun tak terlalu lebar, tapi jalanan di Kota Bontang banyak dilalui oleh kendaraan besar seperti truk dan bus. Ini bisa terjadi karena bus-bus itu merupakan alat transportasi utama para pekerja yang bekerja di beberapa perusahaan tambang yang berada di wilayah Bontang. Selain itu bus juga dipakai sebagai alat transportasi para pegawai negeri yang berdinas di lingkungan kantor walikota baru yang terletak di pinggiran kota Bontang. Tak hanya bus pekerja tambang dan bus pemkot, bus sekolah milik PT.Pupuk pun juga melintas di jalanan Bontang.Sementara sarana trasportasi umum yang masih jadi andalan warga Bontang adalah angkot. Angkot masih diandalkan karena tarifnya yang masih terbilang murah dan relatif tepat waktu. Ini bisa terjadi karena hampir tidak ada angkot yang ngetem menunggu penumpang penuh seperti halnya angkot di kota-kota besar di Indonesia. Selain itu, di Bontang jarang dijumpai kemacetan. Jalan selalu lancar meski tak selebar jalan-jalan di kota besar.
Penduduk Bontang umumnya adalah pendatang dari berbagai suku di Indonesia. Dulu pertama datang ke Bontang, saya beranggapan akan bertemu dengan banyak orang Dayak yang merupakan suku asli di Kalimantan. Anggapan itu ternyata salah besar. Bontang sangat terbuka pada kaum pendatang. Ketika di Bontang anda akan bertemu dengan orang Bugis, Jawa, Batak, Toraja, Palembang dan lain sebagainya. Mereka hidup berdampingan dan rukun. Mata pencaharian warga Bontang pun beraneka ragam. Mayoritas memang bekerja di pabrik (gas dan pupuk), perusahaan tambang dan juga pegawai kantoran.
Kalaupun tidak bekerja di sektor formal, warga di Bontang juga banyak bergerak di sektor perikanan dan gemar berwirausaha. Letak Kota Bontang tergolong strategis, pada poros jalan trans-Kalimantan serta dilalui jalur pelayaran Selat Makassar sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah luar Kota Bontang. Dengan wilayah perairan yang cukup luas Kota Bontang memiliki potensi sumber daya laut berupa perikanan laut yang memiliki prospek cerah. Potensi budidaya laut dengan komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut, dan tiram yang banyak dicari pasar luar negeri. Hasil laut tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga mulai dipasarkan ke luar Kota Bontang, bahkan juga untuk kebutuhan ekspor luar negeri.
Warung-warung kuliner banyak terdapat di segala penjuru Bontang. Selalu saja ada yang bisa dilakukan dan dijadikan mata pencaharian jika kita tinggal di Bontang. Sekarang ini malahan mulai menjamur kafe-kafe dan angkringan di Bontang ini yang tentu saja tak ingin ketinggalan dengan kafe di kota-kota besar yang selalu dilengkapi dengan internet atau free wifi. Ini bisa dimungkinkan karena warga Bontang termasuk warga yang melek informasi, mereka fasih bersosial media.
Karena gemar bersosial media, warga Bontang juga memanfaatkannya kecanggihan teknologi ini untuk membantu memasarkan produk dagangannya melalui facebook atau instagram. Tak hanya itu, layanan delivery order atau cod pun menjadi bahasa keseharian para wirausaha yang menggunakan media sosial sebagai sarana promosinya. Tak hanya level rumah tangga, pengusaha level kecil dan menengah (UKM) juga senang memanfaatkan media sosial. Mereka bisa menggali berbagai informasi seputar pengembangan produk dari internet. Tak jarang pemkot atau pun perusahaan-perusahaan di sekitar Bontang ikut memfasilitasi para UKM dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, misalnya saja pelatihan pembuat sirup buah manggrove/bakau, pelatihan daur ulang sampah atau pelatihan tanaman hidroponik yang sekarang ini sedang menjamur di Bontang. Di sudut-sudut kampung, anda akan mudah menjumpai warga Bontang yang berkebun secara hidroponik. Tak hanya dikonsumsi sendiri, hasil dari berkebun hidroponik ini juga dipasarkan ke pasar-pasar tradisional maupun ke mini market-mini market di sekitar Bontang. Dengan adanya pelatihan pembuatan sirup manggrove maka secara tidak langsung warga diajak untuk memanfaatkan hal-hal di sekitar lingkungan tempat tinggal yang sebelumnya tak bernilai guna menjadi suatu yang mendatangkan uang. Begitu pula dengan pemanfaatan sampah. Warga diajarkan tentang bagaimana menyulap sampah menjadì rupiah melalui bank-bank sampah yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Setelah terkumpul di bank sampah, sampah-sampah itu selanjutnya bisa dimanfaatkan menjadi beraneka kerajinan. Untuk para peternak sapi pun juga diberikan pelatihan pengolahan kotoran sapinya menjadi biogas yang selanjutnya bisa dialirkan ke rumah-rumah warga.
Kota Yang Nyaman dan Tenang
Untuk mendapat predikat kota cerdas, tentu faktor keamanan dan kenyamanan menjadi hal yang penting. Bontang masih relatif aman dan nyaman. Jika anda ke kota Bontang, maka anda akan jarang melihat tukang parkir karena tukang parkir umumnya hanya ada di pasar dan juga mall. Di Bontang juga sangat sulit menjumpai pengemis. Ketika kita berada di kota-kota besar, pengemis dan tukang parkir menjadi pemandangan yang lumrah, tapi itu tak terjadi di kota Bontang. Untuk menjaga wilayah masing-masing, warga Bontang terbiasa secara mandiri. Untuk menginformasikan hal-hal penting mengenai keamanan dan kenyamanan suatu wilayah, mereka juga memanfaatkan media sosial. Misalnya saja untuk menginformasikan suatu daerah yang sedang terkena musibah banjir atau kebakaran, media sosial facebook masih menjadi andalan. Dan untuk menginformasikan hal semacam ini justru melalui forum-forum jual beli. Aneh memang, informasi banjir atau kebakaran justru dishare via forum jual beli facebook. Ini bisa dimaklumi karena forum jual beli umumnya adalah tempat aktif atau berkumpulnya para pengguna social media. Dengan dishare ke forum jual beli, informasi akan lebih cepat sampai ke warga. Sementara untuk informasi lalu lintas, dinas perhubungan kota Bontang pun rajin memberikan informasi kondisi di jalan saat itu melalui web dishub Bontang. Tak hanya info lalu lintas, info cuaca pun terupdate di web tersebut.
[caption id="attachment_385467" align="aligncenter" width="300" caption="Jalanan di Bontang, cenderung lenggang dan bebas macet"]
Kota Yang Ramah Lingkungan
Selain bersih dan rapi kotanya, Bontang ternyata kota yang peduli akan kesehatan warganya. Di beberapa tempat sudah mulai dijumpai larangan merokok di kota ini. Rumah sakit, sekolah, tempat ibadah merupakan kawasan bebas rokok. Selain itu kegiatan car free day di pusat kota juga rutin dilaksanakan setiap minggunya. Setiap hari minggu, di pusat kota Bontang (kawasan Ramayana) dibebaskan dari asap knalpot kendaraan. Untuk beberapa saat warga Bontang bebas berolahraga di sepanjang jalan tersebut. Selain olahraga di ajang car free day, warga Bontang sebenarnya sudah disediakan lapangan olahraga yang bisa dimanfaatkan kapan saja sehingga warga tetap bisa terpelihara kesehatannya. Kalaupun ada yang sakit, fasilitas kesehatan juga tersedia di kota Bontang. Saat ini ada 3 rumah sakit swasta dan 1 RSUD terdapat di kota ini. Selain rumah sakit, klinik dan puskesmas selalu ada di setiap kelurahan.
[caption id="attachment_385479" align="aligncenter" width="300" caption="kawasan bebas rokok!"]
Kota cerdas tak melulu dilihat dari teknologinya. Kota cerdas juga bisa dinilai dari kondisi pemukiman penduduknya. Apakah warganya sudah tinggal di perumahan yang layak huni, rumahnya sehat dan bisa memanfaatkan energi dengan hemat? Secara umum, masyarakat Bontang sudah menempati pemukiman-pemukiman yang layak huni. Meskipun pemukiman padat, sanitasi dan drainase juga dikelola dengan baik. Jadi sangat jarang kita jumpai pemukiman kumuh dan jorok di Bontang. Bahkan di salah satu pemukiman penduduk di pinggir pantai di Bontang Kuala, anda akan terkagum-kagum menyaksikan setiap sudut rumah penduduk. Di pemukiman ini di setiap rumah terdapat tempat cuci tangan. Ada juga apotik hidup dan juga pojok ASI. Sarana perpustakaan warga, sarana ibadah, posyandu pun dikelola dengan baik. Sampah di jalanan? Jangan harap ada karena disini penduduknya sangat peduli kebersihan. Buang sampah wajib di tempatnya. Sungai atau pantai dibiarkan bersih. Perkampungan ini pun telah beberapa kali masuk program televisi nasional tayangan pariwisata. Tak hanya kampung laut Bontang Kuala, di Bontang juga terdapat beberapa lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain : Pulau Beras Basah dan Pulau Selangan. Pulau Beras Basah merupakan sebuah pulau pasir ditengah laut dengan jarak sekitar 15 km dari pelabuhan Tanjung Laut. Pulau ini memiliki keistimewaan berupa pantai pasir putih dan keindahan alam laut. Pulau Selangan merupakan sebuah perkampungan penduduk ditengah laut. Keistimewaan Pulau Selangan ini, pengunjung yang datang kesana selain dapat menikmati pemandangan alam laut juga dapat menikmati hidangan ikan dari keramba milik penduduk setempat.
Tentang masalah hemat energi, sejak tahun 2011 Bontang telah menjadi proyek percontohan Bontang City Gas. Dengan proyek ini diharapkan warga bisa menggunakan gas untuk keperluan rumah tangga secara hemat karena gas itu dialirkan secara langsung ke rumah-rumah penduduk melalui pipa yang pemakainannya pun dapat dikontrol melalui meteran. Dengan adanya Bontang City Gas ini warga tak lagi merasa kesulitan memenuhi kebutuhan gas rumah tangganya. Selain itu mereka tidak perlu lagi menggunakan tabung gas dan tak perlu antri di pangkalan jika gas langka. Sementara itu PT. Badak yang merupakan pabrik gas pun saat ini tengah melakukan proyek konvensi BBM ke BBG. Beberapa kendaraan operasional di perusahaan ini lambat laun bahan bakarnya diganti menjadi bahan bakar gas.
[caption id="attachment_385468" align="aligncenter" width="300" caption="Kampung Bontang Kuala, meski di pinggir laut tetap bersih"]
[caption id="attachment_385469" align="aligncenter" width="300" caption="Ada tempat cuci tangan di depan rumah penduduk Bontang Kuala"]