Mohon tunggu...
Edi Kusumawati
Edi Kusumawati Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dari dua orang putra yang bangga dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Tulisan yang lain dapat disimak di http://edikusumawati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menyoal Kotoran Kuda di Pantai Parangtritis Yogyakarta

11 September 2012   05:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:38 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_205098" align="aligncenter" width="512" caption="kereta kuda dan mobil atv yang lalu-lalang di sepanjang Pantai Parangtritis"][/caption]

Liburan lebaran kemarin saya dan keluarga menyempatkan diri berkunjung ke Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Sudah sekian lama saya tak berkunjung kesana, ada mungkin kalau 5 tahunan. Sekian lama tak kesana ternyata Parangtritis yang sekarang sudah jauh berbeda. Lebih tertata dan tambah semarak dengan hadirnya kereta kuda dan mobil-mobil atv sewaan yang melayani route bolak-balik di sepanjang bibir pantai. Untuk harga sewanya, lumayan mahal sekitar 50 ribu rupiah (ada yang memasang tarif sedikit dibawahnya dengan catatan kondisi mobilnya lebih kecil) untuk dua kali putaran. Sementara kereta kuda sewanya berkisar 25-30 ribu rupiah, juga untuk dua kali putaran. Sedangkan sewa kuda saja tarifnya bisa nego dengan pemilik kuda, tergantung pintar-pintarnya kita nawar. Kalau kondisi sepi ya bisa dapat harga murah, tapi kalau sedang ramai pengunjung, apalagi musim liburan lebaran kemarin, harga sewanya kalau kita tidak tahu bisa saja diberikan harga yang mahal. Jadi harus pandai bernegosiasi kalau hendak menyewa kuda.

[caption id="attachment_205099" align="aligncenter" width="512" caption="kereta kuda yang melintas di dekat pengunjung pantai"]

13473325071633810606
13473325071633810606
[/caption]

Parangtritis yang dulu ataupun Parangtritis yang sekarang tetap saja merupakan aset wisata kota Yogyakarta. Selama musim liburan, pantai ini selalu tak luput menjadi agenda setiap sekolah yang mengadakan study tour ke Yogyakarta. Rasanya belum lengkap kalau study tour ke Yogyakarta tanpa mengunjungi Pantai Parangtritis. Dengan karcis masuk 5 ribu rupiah per orang, saya yakin pantai ini setiap tahunnya mengeruk rupiah-rupiah yang tak sedikit. Belum lagi ongkos parkir yang menurut saya paling mahal sepanjang saya liburan ke Yogyakarta. Waktu itu saya membawa kendaraan roda empat dan tarif parkirnya adalah 10 ribu rupiah perkendaraan. Mahal bukan?

[caption id="attachment_205101" align="aligncenter" width="512" caption="kuda tunggangan sewaan ikut melintas di pinggir pantai"]

1347332658276232442
1347332658276232442
[/caption] [caption id="attachment_205102" align="aligncenter" width="512" caption="kotoran kuda yang banyak ditemui di pinggir pantai"]
1347332749933228599
1347332749933228599
[/caption]

Tulisan saya kali ini tak hendak menyoroti tentang mahalnya tarif parkir di lokasi wisata itu ataupun harga tiket masuk karena saya pikir itu sudah menjadi kebijakan pemda setempat. Saya justru ingin menyoroti keberadaan "sarana hiburan" tambahan yang lain yang kini hadir di pantai itu, yaitu kuda tunggang dan kereta kuda. Hadirnya kereta kuda dan juga mobil-mobil atv sewaan memang jadi daya tarik tambahan. Awalnya saya tak begitu memperhatikan banyaknya kereta kuda yang lalu-lalang sepanjang bibir pantai. Saya pikir sudah umum dan fine-fine saja ada kereta kuda hilir mudik begitu. Tapi lama-lama saya merasa jengah juga manakala melihat beberapa kuda yang dipakai menarik kereta itu "seenaknya" membuang kotoran begitu saja di sepanjang jalan yang dilalui. Risih rasanya melihat kotoran kuda tersapu ombak laut sementara di sekitarnya banyak pengunjung yang sedang asyik bermain air laut. Antara jijik dan jorok melihat hal yang seperti itu. Ada pengunjung yang mandi dan bermain air, tapi bercampur kotoran kuda. Tak hanya pengunjung yang sedang bermain di air, pengunjung yang sedang berada di pinggir atau sedang duduk-duduk di pasir pantai juga terpaksa buru-buru beranjak manakala ombak datang membawa segumpalan kotoran kuda ke arah mereka.

[caption id="attachment_205131" align="aligncenter" width="512" caption="harus buru-buru bangkit dari duduk, kalau tidak akan terkena air laut bercampur kotoran kuda"]

13473405711301458294
13473405711301458294
[/caption]

Mereka memang tidak terlalu memperhatikan hal itu karena asyiknyaa bermain air. Tapi bagi saya yang kala itu berada di pinggir dan memperhatikan semua kejadian itu jadi merasa tak tega melihatnya. Sekian banyak pengunjung bermandi air laut yang bercampur kotoran kuda, sungguh menjijikkan! Pasti banyak kuman yang terbawa dari kotoran kuda itu. Apalagi jika pengunjung tersebut mempunyai bekas luka, maksud hati berendam air garam yang konon bisa menyembuhkan gatal-gatal malah bisa berakibat sakit yang lebih parah. Kasihan bukan? Saya sendiri tak mampu mencegah hal seperti itu. Saya juga tak mungkin memberi tahu satu persatu pengunjung yang sedang berendam bahwa air laut yang mereka pakai telah terkontaminasi kotoran kuda. Jangankan orang lain, anak saya saja juga ikut larut dalam keceriaan mandi di pantai dan saya kesulitan mencegahnya.

[caption id="attachment_205127" align="aligncenter" width="384" caption="kedua anak saya bermain pasir yang sebelumnya terdapat kotoran kuda disana"]

1347339556982320846
1347339556982320846
[/caption] [caption id="attachment_205128" align="aligncenter" width="461" caption="kotoran kuda sebelumnya ada disekitar anak saya berdiri, tapi sudah tersapu ombak laut"]
134733964726434484
134733964726434484
[/caption]

Memang tak semua kuda yang melintas selalu membuang kotoran begitu saja. Ada beberapa kuda yang dibagian belakangnya sudah dilengkapi penampung kotoran. Jadi sewaktu-waktu kudanya buang hajat langsung bisa tertampung di tempat yang disediakan dibelakang pantat kuda. Hanya saja saya lihat masih saja ada beberapa pemilik kereta yang memasangnya secara tidak benar. Kadang jarak antara kantong kotoran kuda dengan lubang pembuangan kuda terlalu jauh. Tentu saja hasilnya akan sama saja dengan tidak pakai penampung kotoran, kuda tetap saja buang kotoran di sepanjang jalan yang dilaluinya. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus hal ini bisa mempengaruhi minat orang untuk mengunjungi pantai kebanggaan warga Yogyakarta itu. Orang bisa saja menyebarkan info dari mulut ke mulut bahwa Pantai Parangtritis yang sekarang jorok, tidak bersih lagi seperti dulu, banyak kotoran kuda dimana-mana. Tentu saja ini akan merusak citra pantai itu sendiri. Pemandangan pantai tak lagi indah gara-gara hal yang mungkin dianggap sepele ini.

[caption id="attachment_205132" align="aligncenter" width="512" caption="kereta kuda yang sudah dilengkapi kantong penampung kotoran"]

1347340683427914687
1347340683427914687
[/caption] [caption id="attachment_205133" align="aligncenter" width="512" caption="penampung kotorannya masih kurang benar letaknya sehingga kotoran kudanya masih sering tumpah di jalan"]
13473408601713661048
13473408601713661048
[/caption] [caption id="attachment_205134" align="aligncenter" width="512" caption="seandainya penampung kotorannya diletakkan sedikit maju lagi pastilah kotorannya tertampung pada tempatnya"]
1347340971579518736
1347340971579518736
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun