Kalo ditanya jenis musik apa yang saya sukai, dengan jujur saya akan menjawab bahwa hampir semua jenis musik saya suka. Baik itu pop, rock, keroncong, jazz, dangdut, bahkan musik campur sari sekalipun saya juga suka. Tapi kalo di suruh milih salah satu yang paling saya sukai adalah jenis musik pop. Alasannya karena saya paling bisa mengikuti ritme atau irama musik pop. Kalo rock bagi saya susah karena iramanya cenderung cepat, mau ngapalin lagunya aja susah saya. Masih mending kalo pop rock atau slow rock. Mungkin karena faktor usia kali ya. Kalo disuruh ngapalin lagu yang temponya cepat gitu suka ngos-ngosan saya, maklum sudah tuwir hahaha. Kalo musik keroncong, saya paling nggak bisa ngikutin cengkok-cengkoknya. Susah lho cengkok keroncong itu. Apalagi buat saya yang orangnya nggak sabaran begini. Rasanya koq pating klelet gitu ya (halah alasan aja!). Kalo musik jazz, lain lagi alasannya. Saya kurang suka karena saya ini nggak pernah datang diacara yang kesannya elite gitu. Setahu saya khan musik jazz sering ditampilkan di acara-acara yang kesannya mewah gitu. Lha saya khan orang udik, orang hutan tepatnya (puasss...puass...tukul mode on). Baru mau masuk ke tempat acara aja paling sudah di stop security. Tampang saya soalnya nggak elite banget sih! Cenderung norak dan ndeso gitu hahaha. Nah kalo musik dangdut lain lagi ceritanya, saya kurang suka hanya gara-gara saya kurang bisa goyang ngebor atau ngecor gitu. Bisanya ya cuman goyang geyol gitu, khan gak lucu tho. Malah kayak badut mengingat body saya yang montok ini. Goyang geyal-geyol gitu, walah malah kayak karung goni lagi njoged hahaha. Maka dari itu yang paling saya sukai dan menurut saya paling cocok ya jenis musik pop. Tapi ada tapinya lho! Walaupun saya suka musik atau lagu-lagu yang beraliran pop, tapi popnya bukan yang kayak lagu-lagunya Betharia Sonata atau Ratih Purwasih gitu. Kalo yang seperti itu saya nggak begitu suka, kesannya juga kayak keroncong gitu. Klemak-klemek dan mendayu-dayu gitu. Walaupun orang Jogja, jujur saya ini nggak ada halus-halusnya sama sekali. Nggak bisa kalo harus nyanyi yang lemah gemulai ala Nia Daniati atau Helen Sparingga gitu. Apa hubungannya ya? Embuhlah, ya pokoknya nggak bisa aja kalo suruh nyanyi yang merintih-rintih (halah lebay). Yang paling cocok dengan selera saya ya musik pop jaman sekarang ini. Atau kalo orang sekarang bilangnya pop alternative gitu ya? Enggak tahu jenisnya popnya, tapi yang jelas musiknya anak-anak band jaman sekarang ini yang saya sukai. Makanya nggak heran kalo ada konser atau pertunjukan band yang ada di kota saya (apalagi kalo gratisan), saya suka datang. Nggak peduli biarpun saya sudah tua (jiaaahh...malah ngaku), tapi selera saya anak muda banget lho. Saya pernah tuh nonton Kotak Band, Nidji, Keris Patih (jaman masih ada Sami), Coklat, Matta, She, The Titan, Gigi, dan juga Ada Band. Dan semuanya gratis alias tidak bayar. Ya iyalah wong yang nanggap perusahaan dimana suami saya bekerja koq hehehe. Tapi diantara semua grup-grup band itu yang paling saya sukai ya Ada Band. Selain karena syair-syairnya yang sangat bermakna, penuh kata-kata bersayap, juga karena vokalisnya yang keren (walah). Hampir semua lagu Ada Band saya suka. Coba aja simak lagu Karena Wanita Ingin Dimengerti, Surga Cinta, Manusia Bodoh, Masih Adakah Cinta, Haruskah Kumati, Manja dan masih banyak lagi. Semua menurut saya penuh makna, tapi yang paling saya suka ya yang ini. Judul lagunya "Pemujamu". Selain syair lagu dan juga vokalisnya, video klip lagu ini juga keren menurut saya. Pokoknya bagi saya, lagu-lagu Ada Band ini nggak ada matinya (halah lebay lagi deh!). Syairnya sering sekali mengingatkan saya kala masih muda dulu hehehe malah curhat. Nah ngomong-ngomong masa muda dulu (jaman saya SMP sampai kuliah),  saya juga suka dengan salah satu grup band yang menurut saya melegenda dan fenomenal di jaman dulu. Grup band ini masih ada sampai sekarang karena memang masih eksis, walaupun sudah gonta-ganti personil. Siapa lagi kalo bukan grup band Dewa atau kalo jaman saya dulu namanya Dewa 19. Saat masih bernama Dewa 19, saya memang paling suka dengan band ini. Saking ngefans-nya saya punya semua kasetnya. Dulu sih kalo nggak salah harganya kasetnya masih sekitar 7-8 ribu gitu. Murah ya? Jadi boleh dibilang saya dulu adalah Baladewa, julukan keren bagi para fans-nya Dewa 19. Grup band Dewa 19 terbentuk sekitar tahun 1986 di Surabaya. Nama Dewa 19 sendiri diambil dari akronim atau inisial nama-nama personil awalnya terbentuk, yaitu Dhani Ahmad pada keyboard dan vokal, Erwin Prasetya pada bass, Wawan Juniarso pada drum, dan Andra Junaidi pada gitar. Sedangkan angka 19 diambil karena sebagian besar personil mereka berumur sekitar 19 tahun. Pada awalnya grup ini beraliran pop. Kemudian sempat berubah ke jazz, dan sempat pula berubah haluan ke rock. Terus sempat pula menambah vokalis baru, yaitu Ari Lasso hingga akhirnya lahirlah album pertama mereka di tahun 1992, dengan judul album Dewa 19. Album ini sangat meledak di pasaran. Salah satu lagu yang sangat fenomenal dalam album ini diantaranya adalah Kangen. Lewat album ini Dewa 19 sukses meraih beberapa penghargaan, diantaranya Album Terlaris 1993 dan kategori Pendatang Baru Terlaris di ajang BASF Awards 1993 (sumber wikipedia). Sukses dengan album pertamanya, di tahun 1994, akhirnya Dewa 19 kembali melahirkan album kedua yang bertajuk Format Masa Depan. Salah satu lagu yang hits di album ini adalah Tak Akan Ada Cinta Yang Lain. Selanjutnya di tahun 1995, Dewa 19 kembali merilis album ketiga yang berjudul Terbaik-Terbaik. Satu lagu yang sangat saya sukai di album in yaitu yang berjudul Satu Hati (Kita Semestinya). Kemudian album yang keempat Pandawa Lima dirilis tahun 1997. Di album ini Dewa 19 semakin banyak memperoleh penghargaan. Tapi dengan semakin banyaknya penghargaan dan semakin suksesnya album-albumnya di pasaran, tidak membuat grup band ini makin solid. Perpecahan justru mulai timbul dengan dikeluarkannya sang vokalis Ari Lasso karena ketergantungan narkoba. Akhirnya meskipun tanpa vokalis utama, pada tahun 1999, Dewa 19 berhasil merilis album yang bertajuk The Best of Dewa 19. Album ini berisi lagu-lagu terbaik saat Ari Lasso masih menjadi vokalis utamanya. Album inipun ternyata juga sukses di pasaran. Namun demikian tetap saja perpecahan terjadi hingga akhirnya personilnya tinggal 2 orang yaitu Dhani dan Andra. Sejak saat itupun saya kurang begitu mengikuti perkembangan grup band ini. Apalagi setelah saya dengarkan, lagu-lagu Dewa yang sekarang tidak lagi seenak lagu-lagu Dewa yang dulu. Itu menurut saya pribadi lho. Bagaimana menurut anda? Kira-kira lagu-lagu Dewa 19 yang mana yang anda sukai? NB : Tulisan Senada dari keluarga Cengengesan: Lagu Anak-Anak (Cengengesan) oleh Mira Aqila, Anak-anak yang Bernyanyi di Jalan atau Televisi, oleh Afandi Sido , Inilah 10 Tembang Lawas Yang Sukses Dirilis Ulang oleh Nda Nya Nindya, Cengengesan Sambil Goyang Angklung, Bisa Tidak? oleh Emmanuelly Keisa. The Songs Goes On : Jazz Spektakuler Karya ‘Herbie Hancock’ oleh Valentino
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H