Saya adalah ibu dari dua orang anak yang salah satunya masih berusia batita (1 tahun 8 bulan). Sampai saat ini anak saya yang berusia batita itu masih sangat tergantung dengan susu formula. Bukan karena saya malas memberi ASI, tetapi memang stok ASI saya sudah tidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan susu anak saya itu. Apalagi anak saya ini termasuk kuat dalam mengkonsumsi susu formula. Kalau dirata-rata bisa sekitar 8 botol ukuran 120ml/harinya. Akhirnya mau tidak mau susu formula adalah pilihan terakhir bagi saya agar anak saya tetap dapat mengkonsumsi susu.
Dan beberapa hari ini saya dibuat kesal, dongkol, jengkel, gemes, deg-degan dan juga was-was. Pokoknya kalau digambarkan lengkap sekali perasaan saya beberapa hari ini. Dan saya yakin perasaan yang sama juga dirasakan oleh beribu atau bahkan berjuta ibu yang mempunyai anak batita/balita seperti saya. Bagaimana tidak kesal, dongkol, jengkel, etc kalau hanya sekedar pengin tahu merek susu formula yang katanya terjangkit bakteri sakazakii saja, saya atau mungkin juga ibu-ibu yang mempunyai anak batita/balita se-Indonesia ini harus menunggu cukup lama. Saya yang orang awam dalam bidang kesehatan saja merasa bahwa ini bukan masalah yang sepele. Terutama kalau mengingat efek yang ditimbulkan dari bakteri berbahaya ini, yang katanya bisa menimbulkan sakit radang selaput otak atau meningitis, radang usus halus dan usus besar (enterokolitis), dan juga kematian sel (necrosis). Ibu mana coba yang bisa tenang-tenang saja kalau anaknya ternyata mengidap berbagai penyakit itu hanya karena mengkonsumsi susu formula merek tertentu. Apalagi konon ada sekitar 13,5% dari 74 sempel susu formula yang telah diteliti ternyata terkontaminasi bakteri sakazakii itu. Wah saya pikir ini bukan hal yang main-main lagi. Menurut saya itu adalah jumlah yang cukup banyak. Dan kenyataannya sampai sekarang belum juga diumumkan merek susu formula apa saja yang telah tercemar bakteri itu.
Sekarang sudah hari Minggu. Semula saya percaya bahwa hari Senin tanggal 7 Februari kemarin, Menteri Kesehatan sebagai lembaga yang berhak mengumumkan daftar merek susu formula yang telah terkontaminasi bahteri itu akan benar-benar mengumumkannya pada hari itu. Tapi ternyata hari itu dinyatakan bahwa pengumuman daftar merek susu formula yang terkontaminasi akan ditunda sampai dengan hari Kamis tanggal 10 Februari. Alasan pembatalan itu karena disebabkan daftar merek susu formula yang terkontaminasi belum sampai ke tangan Menkes. Okelah, waktu itu saya masih memaklumi alasan tersebut. Dan pada hari Kamis kemarin, saya pun dengan perasaan yang masih sama dengan harap-harap cemas setia menyimak setiap berita di televisi. Tapi lagi-lagi Menkes membatalkan pengumuman itu dengan alasan yang sama pula. Bahkan ketika dikejar wartawan, mengapa hal itu bisa terjadi, Menkes menyatakan bahwa beliau memang benar-benar tidak menyimpan daftar merek susu formula yang terkontaminasi itu. Saya melihat malah ada kesan saling lempar tanggung jawab, yang satu bilang daftar merek susu formula masih berada ditangan IPB (sebagai pihak yang melakukan penelitian), dan yang satu lagi bilang bukan wewenang merekalah (dalam hal ini IPB) untuk mengumumkan daftar merek susu formula yang terkontaminasi itu. Sementara MA sudah meminta agar Menkes dan juga BPOM untuk segera mengumumkan daftar merek susu formula tersebut agar masyarakat tidak dibuat resah. Kalau sudah begini saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya ada apa sih koq rasanya begitu sulit untuk mengumumkannya. Apakah mungkin ini ada kaitannya dengan berbagai produsen dari berbagai merek susu ternama? Wajar dong kalau saya bertanya begitu, toh kenyataannya banyak sekali merek susu formula yang beredar di Indonesia ini adalah produk dari berbagai produsen susu ternama.
Bu Menkes, terus terang saya gemes deh sama ibu! Ini sudah hari Minggu bu! Sampai kapan saya dan juga para ibu seperti saya ini harus menunggu lebih lama lagi. Saya cuma butuh kepastian bu! Bu Menkes yang saya cintai, saya atau mungkin juga para ibu yang mempunyai anak batita/balita seperti saya ini tidak pernah berniat untuk membuat bangkrut pabrik susu formula manapun. Saya hanya ingin anak saya tumbuh sehat dan cerdas agar kelak bisa menjadi generasi penerus bangsa Indonesia yang pintar dan berbudi tinggi. Hanya itu saja koq bu harapan saya, dan saya pikir itu bukan hal yang muluk-muluk. Sekali lagi Bu Menkes, kapan dong ibu akan mengumumkan daftar merek susu formula itu? Bener Bu Menkes, saya gemes deh sama ibu!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H