Ramadan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu kedatangannya oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia tak terkecuali umat muslim khususnya di Rotterdam Belanda. Sebuah kota pelabuhan, berarsitektur paling mutakhir dan merupakan kota terbesar kedua setelah Amsterdam Belanda.
Rotterdam sebuah kota  berpopulasi sekitar 1 juta jiwa sejak 2009 dipimpin oleh seorang wali kota bernama Ahmed Aboutaleb.Â
Ia merupakan seorang Belanda keturunan Maroko. Satu-satunya wali kota muslim di Belanda ini juga dianugerahi sebagai salah satu wali kota terbaik dunia 2021.Â
Ia memimpin penduduk dengan keragaman tinggi, karena hampir 175 dari kebangsaan yang berbeda mendiami kota yang berada di Zuid Holland (arah selatan). Rotterdam kota pelabuhan yang memiliki banyak taman kota yang indah.Â
Hampir 50 persen penduduknya adalah migran di antaranya berasal dari Turki dan Maroko dengan penganut muslim nya mencapai 25 persen dari keseluruhan populasi yang ada.
Kebetulan penulis pernah menjalani ibadah puasa di Rotterdam di tengah puncak musim panas. Sampai di titik tersebutlah dirasakan beratnya muslim di Belanda menjalankan ibadah puasa di saat waktu malam yang sangat singkat hanya sekitar 4 jam, sedangkan durasi waktu siang mencapai 20 jam.
Waktu subuh saat itu sekitar pukul 02.00. Waktu tersebut sudah menjelang fajar (seharusnya masih awal dini hari). Sedang matahari musim panas tersebut baru akan beranjak keperaduannya pada pukul 10 malam. Untuk itu diperlukan komitmen sangat kuat untuk dapat menjalankan ibadah puasa di negeri kincir angin tersebut.
Summer atau musim panas di Belanda semua agenda dan kegiatan masih tetap berjalan normal. Artinya sepanjang bulan puasa tidak ada pengecualian untuk kita yang sedang menjalankan ibadah dalam kegiatan formal baik bekerja maupun sekolah.