Bentuknya yang menyerupai gerbong kereta api tentu dengan ukuran lebih kecil. Biasanya terdiri dari 5 gerbong yang sambung menyambung. Â Ruang kabin yang terasa lapang juga menyediakan pilihan bagi penumpang yang memilih ingin berdiri dengan gantungan pegangan tangan dibeberapa titik bagian tengah tram.
Bukaan kiri kanan kaca yang lebar dan lapang membuat kita leluasa melihat keluar. Landscape kota Rotterdam akan sangat mudah kita nikmati sepanjang perjalanan sampai ke kampus lebih kurang setengah jam.
Denting lonceng  yang khas berbunyi saat tram akan berhenti maupun berangkat. Bunyi lonceng bertambah cepat sebagai alarm bagi lainnya disaat tram akan melintasi di jalur antar moda transportasi yang lebih ramai seperti mobil, bus dan sepeda.
Dengan kecepatan sedang tram melintas kota sehingga kita masih berkesempatan untuk sekedar menikmati pemandangan kiri kanan kota yang pernah di bumi hanguskan oleh negara tetangganya Jerman pada perang dunia kedua itu.
Kita hanya perlu mendekatkan kartu OV-chipkaart yang telah diisi diberbagai tempat pengisian pada kotak pembaca kartu di dalam tram. Untuk meminta berhenti di tempat pemberhentian yang telah ditetapkan kita hanya tinggal memencet tombol stop yang berwarna mencolok ditiang dekat kita duduk.
Penting untuk tetap berpegang pada pegangan yang tersedia karena saat arah berbelok terasa tubuh juga ikut terdorong mengikuti arah belokan tram.
Membayangkan dapat menaiki tram nantinya di ibukota nusantara baru yang mempunyai  pemandangan  perbukitan dengan nuansa alam tropis penuh pepohonan hijau adalah sesuatu yang sangat menyenangkan sekaligus membanggakan karena sekaligus mendorong transportasi hijau perkotaan serta mendukung  turisme berkelanjutan di ibukota negara.