Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bekantan: Si Monyet Blonde dengan Hidung Besar Menjuntai yang Eksentrik

31 Januari 2022   22:43 Diperbarui: 31 Januari 2022   22:50 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekantan di hutan alami mangrove desa Sebubus Paloh Sambas_dok pribadi

(Bagian dari agenda gerakan menanam pohon di hutan Mangrove Desa Sebubus Paloh Sambas_rangkaian dari HUT Kalbar ke-65)

Matahari pagi terasa terik meski jam baru menunjukkan pukul 09.00 pagi. Angin sepoi berhembus sesekali bertukar antara udara panas dan hawa segar dingin yang berhembus dari hutan lebat mangrove disebelahnya. Seribuan bibit mangrove satu persatu secara perlahan mulai dibenamkan dilumpur lunak yang menguar bau uap tanah basah dengan aroma air asin. Semua tamu yang datang tampak sangat bersemangat untuk menanam kembali lahan yang vegetasi mangrovenya terlihat lapang karena pohonnya telah ditebang sebelumnya.

Wilayah hutan mangrove desa Sebubus adalah sedikit lahan yang diupayakan secara swadaya oleh masyarakat desa untuk mempertahankan habitat mangrove alami. Dilahan tersebut, bekantan (Nasalis larvatus) sejenis fauna endemik Kalimantan hidup liar di alam bebas. Monyet  berbulu coklat kemerahan dengan hidung besarnya yang menjuntai itu,tentunya sangat menaruh harapan besar dari aktifitas positif tamu-tamu pagi itu yang menanam kembali bibit mangrove dilahan kritis.

Pikah, sebutan orang setempat memang sejenis kera  dari pulau Borneo yang sudah langka. Menurut warga setempat di hutan mangrove Sebubus Paloh, hewan eksentrik bekantan tersebut dapat dilihat dan dinikmati pada saat pagi hari mulai pukul 06.00 sampai dengan 08.00 . Kemudian mereka akan muncul kembali di saat menjelang sore antara pukul 16.00 hingga 18.00. Mereka biasa tampak bergerak leluasa bermain  sambil bergelantungan di dahan-dahan tinggi pohon mangrove yang daunnya tampak hijau dan lebat.

Ternyata di hutan mangrove Sebubus monyet eksentrik bekantan yang pemalu itu tidak hidup sendirian. Dihamparan tanah berlumpurnya juga masih sering ditemukan buaya muara yang sedang beristirahat dengan tenang. Kehidupan aneka ragam fauna lainnya dihamparan bawah hutan mangrove lebat itu biasanya menjadi tempat penduduk lokal untuk memenuhi kebutuhan protein berkualitas tinggi harian keluarganya seperti kepiting dan udang di air sungainya yang mengalir. Sedang, kepah, kuyung dan terigang sejenis kerang siput yang hidup dan berada di permukaan tanah dan pohon bakau juga sering dicari warga untuk dijual atau dikonsumsi sendiri . Diareal tepian kawasan mangrove juga terlihat kotak-kotak buatan rumah lebah kelulut yang diletakkan secara  terpisah dibeberapa tempat namun masih berdekatan. Kawasan mangrove sepertinya juga salah satu cara dan tempat ideal masyarakat dalam menangkar lebah madu yang banyak dibudidayakan warga setempat.

Diceritakan juga disana terdapat hewan keramak endemis lokal yang tubuhnya berbalut aneka warna sehingga disebut keramak pelangi yang tampak sangat indah memukau. Keramak sejenis binatang serupa kepiting tetapi ukurannya dengan ukuran kecil dibanding kepiting sesungguhnya.

Saat air pasang adalah waktu yang tepat untuk kita bisa mengelilingi hutan mangrove yang menyerupai pulau kecil tersebut dengan perahu motor atau speed boat dimana berbagai fauna dan biota hidup tentram damai didalamnya. Dengung jangkrik hutan tiada henti dan saling bersahutan akan selalu menemani kita disepanjang perjalanan. Pada saat yang tepat kita akan dapat melihat sajian pemandangan langka dimana bekantan-bekantan berhidung besar menjuntai dan tampak eksentrik tengah bermain asyik dan sepertinya tidak ingin diusik.

Dan akhirnya ekoturisme adalah sebuah pilihan tepat masyarakat, dimana fauna dan alam tetap lestari sedang masyarakat sekitarnya dapat sejahtera secara berkelanjutan.

Sebubus Paloh, 30 Januari 2022

JAN BESTARI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun