Disana juga terdapat bangunan utama yang berdiri  megah  berarsitektur modern dan terdapat sebuah danau asri disampingnya.
Bangunan utama yang banyak dihiasi tanaman bunga itu adalah sebagai tempat pengecekan administrasi pelintas antar negara yang menurut informasi petugas selalu ramai sebelum pandemi covid menerjang.
Tampak ditepi danau yang tampak teduh disana, terlihat sekumpulan perempuan pekerja lepas berseragam bercengkrama sepertinya sedang menunggu waktu kerja usai. Hal yang mustahil akan kita temui disaat perlintasan disaat normal.
Panorama indah pengunungan yang mengelilinginya dengan tiupan angin semilirnya melengkapi senja yang indah disaat itu.
Disudut lain tampak berdiri gagah patung Soekarno yang seolah menunjuk kearah siapa saja yang pelintas batas. Patung pengingat bahwa kita sedang berada dibawah negara kesatuan RI yang berdaulat.
Dulu mungkin wilayah tersebut mungkin seperti seonggok kampung tak berguna karena jauh dan sulitnya akses transportasi untuk menjangkaunya.
Tetapi saat ini setiap kepala anak negeri bisa menengadah keatas dengan martabat diri yang sama bahkan lebih tinggi memandang warga tetangga yang konon sebelumnya selalu memandang rendah Indonesia tercinta.
Tanpa terasa...
Senja semakin menukik kebarat membuat kami harus segera beranjak dari suasana santai lagi tenang di salah satu tempat penting yang berada dibatas negeri.
Hujan berhenti sejenak. Kemudian kami segera memacu mobil sebelum langit berubah gelap untuk segera kembali ke kota Putussibau di jantung hutan nan lebat pulau Borneo.
Jan Bestari