Diluar tampak anak-anak kecil berkejaran mandi dengan girangnya. Bunyi gemericik air saat  biduk-biduk sampan  dikayuh membekas di indera pendengaran.
Diayunan, balita mungil masih tertidur nyenyak sambil di nina bobo kan Emaknya. Alunan mendayu Solawat nabi selalu terdengar merdu keluar dari bibirnya.
Bunyi tik tug tik tug sret alat tenun beradu ritmis ditengah lembutnya jemari tangan yang cekatan mengurai benang disertai hentakan kaki  yang tampak lemah dan pasti namun sangat bertenaga.
Perlahan-lahan selembar kain songket berbenang emas itu menampakkan pesonanya.
Sebuah mahakarya. Semuanya tampak berkilau dan anggun. Saat ini kain tenun tampak bercerita penuh suka cita tentang alam Sambas yang kaya budaya.
Disana...tungku perapian didapur masih menyala. Apinya menyatu dengan semangat Emak yang terus menenun sambil mengasuh mengenalkan sang pencipta serta nabi akhir zaman. Sebentar lagi Ayah akan pulang.
Sebuah laku harian perempuan solehah Sambas membangun generasi dan peradaban dalam bingkai seni tenun yang masyhur sejak dahulu.
Jan Bestari
Sambas, Minggu 3 Oktober 2021
10.00 WIB coret coret disuatu pagi yang cerah.