Matahari sedang beranjak naik.
Kulit terasa terbakar ditengah sepoi angin hutan yang sejuk.
Hari ini tampak ramai orang sibuk pergi ke hutan.
Parade senyum menghias wajah-wajah yang sedang bergembira.
Mesin perahu terdengar menggila ditengah kanal yang sempit yang airnya coklat kehitaman.
Uap tanah basah segar terasa menyergap indra penciuman.
Orang-orang ditepian sana meng gas kuda-kuda besinya dijalan beton yang hanya sedepa.
Terlihat juga anak-anak berlarian bahkan balita juga sedang digendong emaknya.
Diujung kanal, banyak berlabuh sampan dikiri kanan karena air sedang surut.
Di hutan itu sedang ada pesta musim buah rambutan.
Tenda-tenda kecil darurat didirikan untuk berteduh sejenak.
Buah rambutan dari yang berwarna kuning sampai dengan merah menyala seperti melambai mengucapkan selamat datang.
Dibawah pohon pohon berdaun hijau lebat yang sejuk dan teduh  itu.
Ada bekal yang selalu siap disantap.
Ayah bergelantungan sedang memanjat pohon.
Sedang emak sangat sibuk mengumpulkan dan mengikat  buah.
Anak berlarian kesana kemari menemukan dunia bermainnya.
Terlihat bertumpuk tumpuk buah telah terikat sempurna.
Ada juga yg perlahan memikul ikatan buah ketepian kanal yang masih surut.
Buah kemerahan berjejer rapi kontras dengan rumput hijau yang segera ingin dibawa ke kota.
Semua bersuka cita.
Pada pesta panen rambutan bulan Juli.
Jan Bestari
Sabtu 24 Juli 2021
#Sepenggal kisah pesta panen buah di hutan rambutan kecamatan Sajad Kabupaten Sambas#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H