Mohon tunggu...
Eddy Suaib
Eddy Suaib Mohon Tunggu... -

Saya di Kampung Inggris Pare

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seperti biasanya...

9 Januari 2010   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seperti biasanya di malam pergantian tahun, saya selalu menyempatkan diri untuk melakukan renungan terhadap apa yang telah saya lewati, detik-menit-jam-hari-minggu-bulan dan berakhir dengan akumulasi sebuah hitungan tahun.

Seperti biasanya di malam pergantian tahun, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis beberapa keinginan. Keinginan ini bagi orang kebanyakan menyebutnya sebagai misi hidup. Misi hidup itu saya tuliskan pada secarik kertas index berwarna sehingga saya bisa menyelipkannya di dalam dompet saya. Mengingatkan saya pada sebuah tuntutan yang harus saya raih--selama setahun-tiap kali saya melihatnya. Bagi saya, tanpa misi hidup yang jelas, sangat sulit membuat prioritas.

Hal itu telah menjadi rutinitas saya selama 4 tahun belakangan ini. Coretan-coretan kecil itu telah menjadi sebuah “jalan” yang harus saya tempuh selama setahun ke depan. Di sana, di kertas itu, saya telah menuliskan beberapa poin yang salah satu isinya adalah berbuat baik kepada orang lain. Ya, berbuat baik kepada orang. Frase itu-sampai saat ini-masih membuat saya bingung, tidak paham menjurus ke pusing. Berbuat baik seperti apa yang harus yang lakukan? Apa orang-orang akan mengerti, memahami, dan mengiyakan kalau saja saya telah berbuata baik ke mereka? Berangkat dari hal itu, saya mencoba mencari definisi kata baik di google. Ah tanpa susah payah sayapun mendapatkannya di http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, Ada banyak definisi yang menjelaskan tentang kata sifat itu. Tapi hal ini tidak mampu membuat keadaan saya --bingung, tidak paham menjurus ke pusing -- membaik.

Kitab-kitab suci dengan mudahnya menyerukan berbuat baik, orang-orang dengan gampangnya mengajak melakukan kebaikan. “Baik” hanya sebuah kata yang terdiri dari beberapa simbol huruf yang ketika diucapakan akan menghasilkan bunyi. Tapi bagi saya, kata itu sangat sulit. Sulit dipahami. Apa pemahaman bahasa saya yang kurang?

Seperti biasanya di malam pergantian tahun, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca SMS yang masuk di handphone saya, “….Semoga tahun 2010 bisa lebih baik dari tahun sebelumnya,” salah satu kutipan kalimat yang pernah saya baca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun