Mohon tunggu...
Edies Aprilia
Edies Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi penerbitan

Hallo!! Nama ku Edies Aprilia, aku lahir di Bekasi. Aku suka menulis puisi-puisi dan juga cerita pendek. Karena menurut ku jika menulis puisi itu bisa meluapkan emosi dan perasaan kita yang tidak pernah bisa kita ungkapan secara lisan. Selain itu, aku juga menulis cerita di aplikasi Wattpad dengan nama akun : penguinsukses_ Aku juga punya Instagram yang berisi tentang kutipan-kutipan kata, dan info update cerita wattpad ku. Nama Instagram nya : @penguinsukses_ Jangan lupa follow ya 🩷🩷

Selanjutnya

Tutup

Roman

Lembar Kosong Terakhir

1 Agustus 2024   23:13 Diperbarui: 1 Agustus 2024   23:49 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Mirza memejamkan matanya, lalu menatap Qia dan dilanjutkan meniup lilin yang menyala sedari tadi.

"Kamu sendiri Qi?

"Ya, seperti yang diliat aja hehehe"

"Makasih banyak ya, udah repot-repot kesini"

"Sama-sama, ini ada hadiah kecil dari aku, semoga suka ya!" ucapnya sambil memberikan tote bag yang sedari tadi bergantung ditangan.

"Wah apa nih, makasih banyak ya sekali lagi, aku happy banget!" ucapnya tersenyum merekah sambil mengelus-elus kepala Qia.

Kringgg kringgg kringgg !!! 

Benar nyatanya, itu hanya sebuah mimpi indah yang tidak akan menjadi kenyataan. Jam weker itu membangun kan ku dari kebahagiaan sementara. Dan saat ini aku harus menerima realita dan melanjutkan kembali hidupku. Tapi tak bohong, aku sungguh rindu.

Merindukan seseorang yang sama sekali kita tidak tau apa yang harus dilakukan terkadang sangat menyesakkan. Tapi tak apa, selagi kehidupannya terus berjalan dan mengalir bahagia aku rasa ini akan berjalan dengan baik-baik saja.

Membeli satu gelas coffee, mungkin salah satu untuk bertahan juga. Meskipun, aku pikir dulu aku tidak akan meminumnya. Melewati kedai pizza itu lagi, kenangan terakhir itu masih menghantui kepala ini. Meskipun ku tepis berkali-kali, masih saja tetap datang lagi.

Caci maki ku sudah banyak dipendam sampai kelu, rasa ku juga sudah habis dan mati dimakan waktu. Cinta juga sudah dipendam lama kian memudar bahkan sudah mati perlahan. Kisahnya masih berputar tak karuan, mungkin memang rindu nya juga belum memudar, mau kesekian rindu jika semesta tak mengizinkan kita mungkin tak akan pernah menjadi temu. Kuharap, atas segala rindu yang ada aku sanggup menghadapi nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun