Padukan seni tari dengan melukis, Lavanya Akas Indramayu mampu tampil memukau dalam pergelaran peringatan Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia Surakarta (Solo) belum lama ini. Â
Pertunjukan seni tari yang di padukan dengan seni melukis merupakan konsep yang di gagas grup tari modern Lavanya Akas Indramayu yang berdiri sejak tahun 2017, yang tergabung dalam komunitas street art di Kabupaten Indramayu.
Eulis Sulastri penggagas Lavanya Akas mengatakan konsep tarian yang dipadukan dengan melukis merupakan konsep yang menjadi ciri khas dari grup tari Lavanya Akas Indramayu, yang di percaya untuk ikut serta dalam pergelaran peringatan Hari Tari Sedunia yang diselenggarakan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta setiap tahun bertajuk 24 jam menari bertema Gegara Menari.
Lebih lanjut, Eulis mengatakan koreografi yang dibuat apik yang berkolaborasi dengan Uki Yanto seorang pelukis abstrak yang sudah mengikuti beberapa kali pameran, dan Moosleh seorang pelukis realis. Sedangkan musik digarap oleh Ozy Rumput Laut, dan Daniel Milan dari Mexico.
Sedangkan untuk komunitas grup Lavanya Akas Indramayu, terbentuk dari berbagai kelompok seniman jalan dari berbagai kalangan mulai dari Akademisi, pelajar, yang sangat apresiatif terhadap seni baik dari seni musik, seni rupa (lukis dan kriya), sastra, dan seni tari, bakat seni yang kurang mendapat apresiasi dari pemerintah, dan kurang adanya regenerasi yang dilibatkan dalam seni dan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H