Perairan desa Bandar Agung merupakan salah satu desa pesisir, memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan. Ketersediaan sumberdaya ini didukung oleh keberadaan ekosistem yang lengkap, yang mana salah satunya adalah ekosistem mangrove.Â
Eksistensi hutan mangrove membuat perairan Bandar Agung khususnya dan Pesisir Timur pada umumnya menjadi sangat produktif, hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas penangkapan yang dilakukan masyarakat di sekitar perairan tersebut.
Jenis-jenis mangrove yang dominan di perairan desa Bandar Agung yaitu Rhizophora mucronate dan Sonneratia alba, disamping jenis mangrove lainnya. Â Hal ini dikarenakan kemampuan memanfaatkan adaptasi morfologi maupun anatomi dari jenis ini lebih baik. Selain itu jenis-jenis ini cocok dengan substrat yang ada di perairan tersebut.
Mangrove merupakan tumbuhan atau semak-semak yang tumbuh di sepanjang pantai dan di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh optimal pada pantai-pantai yang terlindung dari aktivitas gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat atau pantai-pantai yang datar dengan muara sungai yang besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir sedangkan pada pantai yang terjal dengan gelombang yang besar dan arus pasang surut yang kuat dan tak ada muara sungai, mangrove terdapat agak tipis atau tidak memungkinkan untuk pertumbuhan mangrove, (Nontji, 1993).
Peranan hutan mangrove terhadap lingkungan yaitu melindungi garis pantai dari abrasi, pengendali banjir, penyerap bahan pencemaran, mencegah intrusi air laut ke daratan, sebagai penghasil bahan organik, sebagai  tempat mencari makan dan tempat asuhan serta tempat pemijahan bagi berbagai jenis biota laut.Â
Manfaat hutan mangrove lainnya yang secara langsung digunakan oleh manusia antara lain untuk bahan bangunan, kayu bakar, bahan untuk obat-obatan, bahan industri, dan lain-lain. Â
Dengan berbagai fungsi dan manfaat yang diperoleh dari hutan mangrove baik dari segi biologis, fisik, maupun ekonomis tetapi masih ada juga sebagian masyarakat yang  belum mengerti dan memahami arti pentingnya ekosistem hutan mangrove. Penebangan hutan untuk perluasan areal permukiman dan pengambilan kayu bakar merupakan kegiatan yang cenderung mengancam kelestarian komunitas hutan mangrove. Â
Tekanan terhadap sumberdaya mangrove dari berbagai kepentingan saat ini terus berkembang, sangat mengancam kelestarian fungsinya yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan mangrove yang sangat khas ini banyak mengalami berbagai tekanan yang sangat berat dari berbagai keinginan pemanfaatan.Â
Berbagai tekanan tersebut menyebabkan luas hutan mangrove semakin berkurang misalnya, adanya konversi untuk permukiman, dibuka untuk tambak, ataupun berbagai kegiatan pengusahaan hutan yang tidak bertanggung jawab, termasuk bagi bahan baku arang. Dengan adanya tekanan yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang tidak bertanggung jawab ini akan menyebabkan perubahan lingkungan yang berpengaruh bagi perkembangan mangrove dalam satu kawasan.Â
Dengan berbagai permasalahan yang dikemukakan di atas, untuk itu mangrove di perairan desa Bandar Agung perlu dikembangkan sebagai daerah penghijauan pesisir, dan untuk kegiatan ini maka dilakukan persemaian mangrove dengan cara memanfaatkan limbah kemasan air minum gelas dan bedengan di perairan Desa Bandar Agung Kecamatan Sragi
Persemaian mangrove ini dilaksanakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Lestari Jaya dengan susunan pengurus sebagaiberikut;