Mohon tunggu...
edi sst
edi sst Mohon Tunggu... Guru - Nothing

Belajar di tengah kerinduan membatu yang tak pernah tertuntaskan oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kimya, Batu Gurun Itu Tak Setegar Dirimu

10 September 2012   01:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:41 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kimya, Batu Gurun Itu Tak Setegar Dirimu* oleh : edi sst Kimya, batu gurun itu tak setegar dirimu Yang begitu bisu menapaki jalan berbeda Sang Perindu Mengembara dengan jiwa bercahaya dan wajah merah jambu Kini kata-kata kutuliskan begitu dangkal Meniupkan tafsir-tafsir tua yang melindap tentang sebuah kisah Mawar mungil kuning pucat yang mekar dengan hati berdarah-darah - seperti kata lelaki dari Tabriz Di sini dihempaskan angin barat yang tak lelah bergeriap Wahai, di tanah rumpillah kujejakkan langkah Terasa telah begitu jauh jalan ini berliku dan berdebu Melupakan Cinta yang mengajarkan untuk melepaskan Apa pun yang melekat pada diri ini selain kepedihan - ah, betapa jauhnya! Kimya, batu gurun itu tak setegar dirimu Yang begitu bisu menapaki jalan berbeda Sang Perindu Mengembara dengan jiwa bercahaya dan wajah merah jambu Akulah si tanpa nama yang gagap dan kelu Terkapar oleh makna cinta yang tak tertanggungkan - seperti dalam mata Maulana Tidak juga aku, walau hanya seperti pohon tua saat itu Yang tergigil memercikkan warna keemasan di dinding waktu Kimya, kunang-kunang yang menerima cinta sang angin Pun siap terbakar sang api menjadi abu, bukan? Wajahku masih terselip di batu-batu. Semarang, Agustus 2012 * Terinspirasi novel Rumi’s Daughter karya Muriel Maufroy * Gambar dari fundalina.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun