Mohon tunggu...
Eduardo Retno
Eduardo Retno Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Pencinta Kopi, Travelling dan Musik.

Penulis lepas yang banyak berkicimpung di beberapa organisasi pemuda kemasyarakatan dan beberapa komunitas. Sekarang aktif di dunia Koperasi Credit Union (KSP Credit Union Pancur Solidaritas) Kabupaten Ketapang - Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tangan di Atas atau Tangan di Bawah

10 Maret 2010   05:24 Diperbarui: 13 Juli 2015   05:42 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika kita bertanya pada diri kita sendiri, sebenarnya mana yang membuat kita paling bahagia sesudah kita melakukannya?, “(Pem) memberi” atau “(Pen) menerima”?, bagi sebagian orang yang hidupnya memiliki kebiasaan berbagi/memberi, pilihan yang pertamalah yang mungkin membuatnya paling bahagia didunia ini, yakni memberi atau berbagi dengan sesama atau orang lain sekalipun tak ia mengenalnya, tentunya tanpa mengharapkan sesuatu atau balasan apapun dari yang diberi.

Sebesar apapun rasa bahagia yang didapat oleh orang yang diberi, masih akan lebih berbahagia orang yang memberi, para pemberi akan mendapatkan kebahagian yang muncul dari dalamdiri mereka. Para pemberi akan mendapatkan penghormatan dari orang yang diberi, para pemberi akan diberi ganjaran yang tak terduga dari sang kuasa melalui hukum – hukumnya yang telah bekerja secara otomatik dan secara pasti didunia ini.

Dari pergaulan atau praktek hidup kita sehari – hari dapat kita temukan bahwa, cara kerja hukum pembalasan Tuhan itu seringkali lebih banyak mengandung unsur seninya ketimbang unsur matematisnya, pembalasan itu pasti tetapi tidak ditentukan tanggal pastinya. Dan kepastiannya seringkali tidak seperti yang kita teorikan didalam kehidupan kita sehari – hari serta tidak pernah terduga.

Sedikit Bicara Theologi :

Setiap Agama pasti Mengajarkan Kebaikan

Baik Agama Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, maupun keyakinan lainnya pasti mengajarkan kebaikan, dan salah satu kebaikan itu diantaranya adalah ajaran untuk memberi atau bersedekah pada saudara – saudara kita yang memang membutuhkannya, Intinya siapa yang memberi pasti akan mendapatkan balasannya.

Dalam ajaran Kristen / Khatolikmemberi adalah satu hukum yang diajarkan Yesus Kristus (Nabi Issa) setelah hukum yang utama (hukum cinta kasih) hal ini diwartakan dalam Alkitab, kitab suci Kristen / Khatolik, yaknipada pasal 6 : 3 - 4 , mengatakan ; “...Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang – orang munafik dirumah – rumah ibadat dan lorong – lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.”

Begitu juga dengan Agama Islam bahwa bersedakah atau memberi akan meningkatkan pahala yang berlipat bagi si pemberi, seperti yang di sabdakan dalam Al-Qur’an surat Al-Lail : 5 – 7, mengatakan ; “Dan adapun orang yang memberikan, dan bertaqwa, dan meyakini adanya pahala (pembalasan) , maka kami akan mempersiapkan baginya jalan hidup yang mudah”.

Mungkin dalam bahasa Agama lainnya kurang lebih mengajarkan hal yang sama seperti yang diajarkan dua Agama besar ini, pemakanaanya saja yang terkadang berbeda, Namun apa yang diajarkan Nabi Muhammad, Nabi Issa (Yesus Kristus), Sidharta Gautama, Budha dan Konghucu adalah sebuah teladan spritualitas yang patut kita tiru, dan terlepas dari penafsiran secara Theologis, sekali lagi tindakan memberi adalah sebuah tindakan yang maha mulia apalagi diikuti dengan hati yang penuh ketulusan dan cinta kasih.

Mari kita refleksikan kembali kawan!, apakah dalam kehidupan selama ini kita sudah mulai menabur kebiasaan baik ini?, paling tidak bisa kita mulai dari diri kita sendiri dan orang – orang terdekat kita, kita belum terlambat jika itu masih menjadi batu sandungan dalam hidup kita.

Memberi juga tidak harus dalam bentuk materi, uang dan bentuk fisik lainnya, Namun Tulisan yang inspiratif, bermamfaat, menguatkan yang berbeban berat dan mencerahkan yang di publish di Kompasiana juga merupakan pemberian yang luarbiasa!.

So, meminjam kalimat salah satu kompasianer, selamat berjuang menabur benih – benih kebaikan bagi sesama, terutama kebiasaan memberi tanpa pamrih, dan selamat menjalankan masa pantang dan puasa bagi umat Kristiani di Indonesia dan seluruh dunia, Kasih karunia, berkat dan hidayah Tuhan menyertai kita semua. Amin!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun