Di bawah langit jauh yang biru terbentang,
Seseorang merindukan tanah tempatnya tumbuh.
Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur,
Ia mengenang desa, tempat hatinya terjaga.
Pohon-pohon besar merindangkan perasaannya,
Seperti pelukan ibu yang lembut dan hangat.
Sungai kecil mengalirkan kenangan masa kecil,
Suara burung-burung memeluknya dalam kerinduan.
Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersinar cerah,
Bagai lampu-lampu jalan di kampung halamannya.
Ia merindukan senyum wajah-wajah yang dulu dikenal,
Seperti bunga-bunga yang mekar di musim semi.
Baca Juga : Kumpulan Puisi Aku Kamu dan Hujan
Rumah yang sederhana menjadi istana dalam ingatannya,
Di mana cinta dan kasih sayang selalu hadir.
Ia merindukan aroma masakan ibunya yang lezat,
Seperti rempah-rempah yang menari di lidahnya.
Rindu rumah adalah rindu pada akar dan asal,
Sebuah ikatan yang tak pernah terputus oleh jarak.
Sosok ini, seperti pohon yang merindukan hutan,
Tetap teguh meski berada di tanah rantau yang jauh.
Saat ia menutup mata, ia merasakan kembali,
Semua kehangatan dan kebahagiaan yang pernah ada.
Rindu rumah adalah lagu yang tak pernah berakhir,
Menyanyikan kenangan dalam setiap detak jantungnya.
Oh, rumah yang jauh, di tanah yang terpisah,
Ia merindukanmu dengan segenap hatinya.
Rindu ini adalah cinta yang abadi dan tulus,
Sebagai bagian dari dirinya yang tak pernah tergantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H