Mohon tunggu...
Edelweiss Rangers
Edelweiss Rangers Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Bunga Edelweiss di Desa Wonokitri

Menabur Benih Edelweiss, Menuai Cinta yang Abadi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengabdian Tim Edelweiss Rangers untuk Penguatan Aset Kelompok Tani Hulun Hyang

9 November 2024   18:51 Diperbarui: 9 November 2024   19:40 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang, 8 Oktober 2024 - Tim riset dan pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam "Edelweiss Rangers" kolaborasi antara Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB), melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Tim Pengabdian UM dan UB yang terdiri dari berbagai latar belakang mulai dari Tim Dosen, yaitu : Melati Julia Rahma, S.P., M.Ling (Dosen Departemen Geografi UM-Ketua Pelaksana Pengabdian); Prof. Dr. Jati Batoro, M.,Si (Profesor Biologi UB); Dr. Budi Waluyo, S.P., M.P (Dosen Fakultas Pertanian UB); Dr. Turhadi, S.Si., M.Si (Ahli Biologi Molekuler UB). Selain itu, ada pula dari kalangan mahasiswa UB Danniary Ismail Faronny, SP., M. Ling (Mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan sebagai pendamping lapangan) juga dari kalangan mahasiswa UM yaitu: Novi Silvia, Ahmad Habibi, Eka Prasetyo, Avanza Iqbal, M. Zaki, Erisa, Rahma, Putri, Yuliawati, Rizal dan Andhika (Mahasiswa Geografi UM). Pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan aset-aset yang dimiliki oleh Kelompok Tani Hulun Hyang guna mendukung pengelolaan taman bunga Edelweiss yang berbasis ekowisata berkelanjutan. Kelompok Tani Hulun Hyang adalah kelompok tani sadar wisata (Pokdarwis) setempat yang berperan dalam pengembangan pertanian tanaman lokal bunga edelweiss. 

Pengabdian Tim Edelweiss Rangers untuk Penguatan Aset Kelompok Tani Hulun Hyang

Sebagai bagian dari Program Kemitraan Masyarakat, Tim Edelweiss Rangers dari UM dan UB melakukan pengabdian untuk memperkuat Kelompok Tani Hulun Hyang melalui berbagai tahapan kegiatan. Kegiatan ini difokuskan pada identifikasi aset berbasis metode Asset-Based Community Development (ABCD), di mana kekuatan dan aset yang dimiliki kelompok tani diidentifikasi dan diberdayakan untuk pengembangan manajemen agroekosistem yang lebih efektif.

1. Identifikasi Aset secara Partisipatif

Tahapan pertama dalam kegiatan pengabdian ini adalah mengidentifikasi aset yang dimiliki oleh kelompok tani Hulun Hyang. Identifikasi aset dilakukan secara partisipatif melalui pendekatan langsung, seperti observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan para tokoh masyarakat di Desa Wonokitri. Proses ini bertujuan mendokumentasikan aset yang dimiliki kelompok tani, mulai dari sumber daya alam, pengetahuan lokal, hingga potensi pengembangan produk turunan dari bunga Edelweiss.

Melalui proses ini, teridentifikasi beberapa aset penting yang dimiliki Kelompok Tani Hulun Hyang, termasuk lahan konservasi, pengetahuan budidaya Edelweiss yang telah diwariskan secara turun-temurun, dan keterampilan dalam merawat tanaman Edelweiss yang menjadi ciri khas Desa Wonokitri. Hasil dari identifikasi ini dituangkan dalam sebuah modul panduan identifikasi aset yang akan membantu kelompok tani dalam mengelola dan mengoptimalkan aset yang mereka miliki untuk pengembangan Taman Edelweiss ke depan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2. Analisis SWOT dan Penyusunan Business Model Canvas (BMC)

Sumber: Olah Data Pribadi
Sumber: Olah Data Pribadi

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk melihat potensi dan tantangan yang dihadapi kelompok tani dalam mengelola Taman Edelweiss. Analisis ini bertujuan mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan, peluang, dan ancaman dari luar yang dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha kelompok tani.

Dari hasil analisis SWOT, ditemukan bahwa Kelompok Tani Hulun Hyang memiliki kekuatan dalam pengetahuan lokal dan komitmen yang kuat terhadap konservasi. Namun, kelompok ini juga menghadapi tantangan dalam manajemen dan sumber daya manusia. Hasil SWOT ini kemudian digunakan untuk menyusun Business Model Canvas (BMC), yang memberikan panduan strategis bagi kelompok tani untuk mengembangkan Taman Edelweiss sebagai wisata tematik berbasis ekowisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun