Sejak kejadian itu berlalu, Ayah saya dapat menjadi orang yang lebih sabar dalam menegur kami bertiga. Kemudian dia memanggil saya untuk datang ke ruangan tempat berkumpul keluarga. Saat sudah ada di ruangan tersebut, ayah saya berkata, “Saat kamu menjadi orangtua atas anak-anakmu, jangan mau untuk menaruh kepahitan dalam hati anakmu dan didiklah anakmu nanti dengan penuh kesabaran.” Memang tidak mudah untuk mendidik anak agar menjadi pribadi yang lebih dewasa, tapi jangan pernah menyerah untuk mendidik dengan sabar.
Kita patutnya bersyukur karena Tuhan menciptakan sosok yang dapat menginspirasi, seperti Ayah saya yang sudah saya ceritakan. Selama saya hidup sampai saat ini, Ayah saya selalu menginspirasi saya, dan belajar dari pengalamannya. Dari pengalaman yang dipelajari, Ayah saya memberitahu tentang hal tersebut kepada saya untuk saya ingat. Seperti itulah Ayah yang sejati dan sosok inspiratif dalam pekerjaan dan pendidikan ‘pushing the limit’ yang ia berikan kepada saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H