Pertumbuhan kencang media sosial agaknya telah memaksa atau membuat bahasa-bahasa di dunia membuka ruang lebar bagi maraknya selingkuh grammar, penambahan kosakata baru dan melebarnya makna kosakata-kosakata tertentu. Semilir perubahan ini mungkin tak bisa kita lihat dalam bahasa-bahasa lain, tapi amat kentara dalam bahasa Inggris, yang adalah bahasa utama media sosial, yang amat kita gandrungi itu.
Ayo kita ke Facebook. Perhatikan kata dalam kotak klik Unlike. Menurut berbagai kamus, unlike sebagai preposisi (kata depan) artinya: (1) berbeda, lain, (2) tidak seperti . Ini contohnya : “Shinta is unlike any other girl I know” (Shinta berbeda dari cewek lain yang saya kenal), “Unlike Surabaya, Malang has cooler breeze” (Tak seperti Surabaya, Malang lebih sejuk). Sebagai kata sifat,unlike artinya ‘berbeda dari’. Unlike adalah lawan kata like (seperti) yang adalah kata sifat. Semoga saya tidak perlu mengingatkan bahwa bahasa Inggris punya kata kerja like yang artinya ‘suka’. Kamu suka monyet (you like monkeys), kamu seperti monyet (you are like monkey). Awas jangan salah pakai like.
Dalam kerajaan Facebook, unlike punya predikat dan makna berbeda; yakni ‘batalkan like’ atau ‘tidak jadi like’; batalkan pernyataan suka, tidak jadi suka. Dengan demikian, unlike di Facebook jadi kata kerja (verb). Di Facebook, unlike memang digunakan untuk membatalkan ekspresi suka untuk status atau tautan yang tadinya Anda ganjar dengan klik Like.
Lalu, apa pula makna dislike? Dislike jelas adalah kata kerja, yang artinya tidak suka, setara dengan ‘hate’. Kenapa Facebook tidak menyediakan kotak pilihan dislike? Itu karena barangkali Facebook menganggap dislike tidak perlu. Kalau nggak suka, ya nggak usah klik Like.
Kata serupa yang memperkuat istana media sosial adalah follow, yang kalau tak salah mulai dinobatkan pertama kali oleh Twitter sebagai penanda koneksi sosial dengan pengguna Twitter lain. Kata unfollow digunakan pula oleh Facebook untuk memfasilitasimerekayang ogah menerima cipratan status teman Facebook, terutama kalau status tersebut cenderung tak menyenangkan. “Karena banyak teman Facebook selalu posting ocehan-ocehan hinaan terhadap presiden, saya unfollow mereka,” demikian kata teman di Facebook. Unfollow bukan berarti Anda tidak lagi terhubung dengan rekan yang Anda unfollow, melainkan tidak perlu kecipratan statusnya.
Saya mencari di dua kamus (Longman dan Webster Mirriam) dan tak menemukan unfollow. Kalau Anda sedang mengetik di Word, kata unfollow diberi garis merah, yang artinya tidak terdaftar pada koleksi vocabulary di sistem Word. Tiadanya unfollow tidak mengherankan; karena memang aneh saja kalau bahasa pernah punya sebuah kata yang artinya ‘tidak mengikuti, tidak gabung’. Itulah sebabnya, seperti Unlike di Facebook, unfollow arinya adalah ‘batalkan follow saya, tidak jadi follow gak patheken”
Bolehlah saya berbagi sedikit, bahwa bahasa Inggris memang punya banyak perbekalan kata yang dengan enaknya tinggal menambahkan imbuhan (affix) pada suatu kata untuk mengubah status dan makna kata. Karena kita sedang membahas ikhwal ‘un-’ (tidak), baiklah kita batasi perbincangan pada imbuhan yang berkaitan dengan makna ‘tidak’ itu.
Affix (imbuhan) yang bernada ‘tidak’ dalam bahasa Inggris bisa hadir dalam dua bentuk, yakni prefix (awalan) dan suffix (akhiran). Inilah awalan-awalan yang dimaksud : ab- (abnormal), anti-(antidote, antibacterial) , contra-(contradiction, contraindication), dis-(dishonest, disappearance, disconnect), un- (unzip, unclean) , il-(illiterate), in-(inefficient, inexpensive), im-(impolite, improper), ir-(irregular, irresponsible), non-(nonsense, non-profit). Di bagian suffix (akhiran) kita punya : -less (speechless, careless, countless).
Prefix dan suffix bahasa Inggris bisa ditempel pada berbagai jenis kata : kata kerja (discharge, undo, abuse), kata sifat (disgraceful, unsatisfied , incomplete, unhappy, irrational), preposisi (unlike), kata benda (disharmony, discount, disinfectant, imbalance). Imbuhan-imbuhan ini mengubah suatu kata menjadi bermakna tidak, bukan, tanpa, berlawanan, berbeda, kurang, tidak seperti dan lepaskan (unbutton, unzip, undress, unplug)
Balik lagi ke media sosial. Soal ‘un-’, kita boleh bilang bahwa media sosial turut andil dalam memopulerkan dan mem-viralkan term-term baru. Tapi, tunggu dulu, penyanyi R&B Tony Braxton, pada tahun 1990-an amat populer dengan lagu ‘Unbreak My Heart’ yang dalam videonya digambarkan sebagai ungkapan agar pacarnya yang meninggal, yang telah membuatnya broken heart, bisa mengutuhkan kembali hatinya yang porak poranda dengan bilang ‘unbreak my heart’. FYI, di tahun 1990 saya mencari kata unbreak tidak nemu, barusan saya juga cari kata itu di kamus, berlum tersua juga.
Belakangan ini kita sudah mulai bisa terima kata-kata baru : unlike, unfollow, unfriend, undo dengan mana awalan ‘un-‘ tersebut artinya bukan tidak, melainkan ‘batalkan’, ‘tidak jadi’, atau ‘lepaskan’, yang adalah kata kerja. Jadi nanti Anda bisa gunakan kata-kata itu dalam berbagai keperluan kata kerja : I have unliked him', Pleased don't unfriend me', "I will unfollow you if you keep posting 'gadis mabuk' in my wall", "First I liked the status, then I unliked it, then I liked it again. I don't know why", "Unlike me if you dislike me". Adakah rekan-rekan Kompasiana yang menemukan kata-kata lain dengan awalan ‘un-‘ yang bermakna serupa?. Sudilah berbagi dengan saya.
Kalau suka artikel ini, please kasih saya Thumb (jempol), kalau batal suka, kasih saya Unthumb’. Tapi janganlah ‘unKompasiana’ kan saya ya…..
Salam Un-un….!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H