Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tipologi Pelajar Bahasa (Inggris)

12 April 2011   06:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:53 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Banyak orang datang ke kursus bahasa Inggris saya dengan sebuah pertanyaan mendasar : "Saya mau bisa bicara bahasa Inggris dalam waktu tiga bulan. Anda bisa jamin?". Saya bilang, : "Tidak. Bukan saya yang menjamin; Andalah yang menjamin. Saya hanya menyediakan tempat belajar, materi belajar yang berlimpah, sistem pengajaran yang mumpuni dan kreatif, latihan-latihan di bidang speaking, listening, reading dan writing yang membangun, dan pengetahuan bahasa Inggris yang prima. Soal Anda bisa berhasil dalam waktu tiga bulan, enam bulan, setahun, dua tahun, itu seratus persen Anda yang tentukan"

Setelah mengajar bahasa Inggris (dan bahasa Indonesia untuk orang asing) selama 30 tahun, saya bisa memetakan tipe-tipe pelajar. Tipe-tipe inilah yang menentukan tingkat pemerolehan bahasa seorang pelajar bahasa (language acquisition). Inilah tipe-tipe pelajar tersebut menurut hemat saya.

TIPE A : Motivasi Tinggi, Tujuan Jelas (High Motivation, Clearly Defined Goals)

Pelajar tipe ini punya motivasi tinggi dan tujuan yang jelas. Ia ingin belajar karena satu tujuan khusus, misalnya hendak meneruskan studi di negara berbahasa Inggris, hendak bekerja di perusahaan asing, atau berencana menikah dengan warga asing. Pelajar tipe ini-karena dorongan motivasi dan tujuan yang jelas-menunjukkan motivasi dan tujuan itu dengan zero absence (tak pernah absen di kelas), rajin mencatat, mengerjakan semua tugas (termasuk PR), dan bertanya bila tak faham. Ia juga mengesampingkan kegiatan-kegiatan lain dan fokus pada motivasi dan tujuannya.

TIPE B: Daya Serap Tinggi (Smart and Talented Language Learner)

Pelajar jenis ini adalah ia yang diberi talenta khusus dalam menyerap hasil pembelajaran bahasa. Ia adalah sosok yang melihat second atau foreign language acquisition sebagai barang gampang (kata ahli psikologi, belahan otak kirinya cemerlang). Ia tidak sulit memahami pelajaran dan menyimpan semua pengetahun baru dalam memori di benaknya. Ia juga biasanya memiliki strategi khusus menyimpan memori itu dalam benaknya, memiliki kemampuan membuat catatan sendiri dan tahu persis kelebihan dan kelemahannya dalam mempelajari bahasa. Ia adalah pelajar yang bisa ingat semua pelajaran lalu dan siap menerima pelajaran hari ini dengan baik. Ia hafal rumus-rumus tatabahasa, dan kosa kata. Meski harus gonta-ganti sekolah bahasa dan guru, ia bisa tetap survive.

TIPE C : Motivasi Rendah, Tujuan Tak Jelas (Low Motivation, Unclearly Defined Goals)

Pelajar ini ikut kursus tanpa motivasi dan tujuan jelas. Ia hadir di tempat kursus karena dipaksa orang tua, diwajibkan oleh pihak kantor, ada teman baik, pacar, atau rekan yang diincar. Ia juga selalu punya alasan untuk tidak hadir di kelas : hujan, tak ada kendaraan, bangun terlambat, harus mengantar teman atau saudara ke kondangan, dan sebagainya, sehingga tingkat mangkirnya lebih tinggi dari pada tingkat hadirnya. Pelajar ini biasanya juga tidak mengorganisir catatan dan course materials dengan baik. Ia cepat bosan, selalu melirik arloji atau jam, atau bikin coretan-coretan untuk membunuh kebosanan. Ia juga biasanya tidak datang tepat waktu, karena masuk kelas hanya kalau sahabat atau rekan favoritnya sudah muncul. Ketika mengikuti pelajaran di kelas, tubuh dan pikirannya sulit digerakkan. Di kelas, ia sibuk melakukan pekerjaan lain : main HP, tengok status Facebook, atau terima-kirim SMS. Ketika bel pulang berbunyi, wajahnya berubah cerah dan sumringah.

TIPE D : Daya Serap Rendah (Low Absorption and Less Talented Language Learner)

Pelajar ini mungkin punya motivasi dan tujuan yang jelas. Ia bisa memastikan dirinya masuk dalam golongan zero absence. Datang tepat waktu, mencatat dan mengerjakan tugas dengan semestinya. Namun ia tidak punya memori yang cukup (atau terlatih) di benaknya untuk mengingat pelajaran lalu dan siap menerima pelajaran berikutnya tanpa kesulitan. Ia adalah pelajar yang perlu penjelasan berulang-ulang atau cara penjelasan yang berbeda-beda untuk memahami tatabahasa atau menghafal kosakata. Ia sulit mencerna logika struktur kalimat dan kadang sulit pula--sebagai contoh-- membedakan 'kitchen' dan 'chicken', 'rise' dan 'raise' dan semacamnya. Ia cenderung menyalahkan sistem pengajaran dan guru ("gurunya nggak enak") , yang mendorongnya untuk ganti sekolah atau minta ganti guru. Walhasil, ia hanya pindah-pindah tempat kursus dan ganti guru sementara penguasaan bahasa Inggrisnya jalan di tempat.

Tipe mana yang paling cepat berhasil?. Tentu saja gabungan Tipe A dan Tipe B, dan yang paling lamban berhasil adalah gabungan Tipe C dan Tipe D. Sekolah bahasa Inggris harus memahami ke-empat tipe ini; untuk itulah sekolah-sekolah bahasa mengupayakan language learning engineering untuk mengakomodasi ke-empat tipe tersebut dengan mengkreasikan course file, teaching system (di bidang speaking, writing, reading dan listening) dan classroom environment yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun