Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seru-seruan dengan Tutup Botol Plastik

11 Januari 2016   14:23 Diperbarui: 11 Januari 2016   19:10 2662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya anak usia enam tahun. Mungkin Anda juga punya anak usia sepantaran. Anda mungkin sekarang sepikiran dengan saya: sedang resah mendapati anak-anak terlalu akrab dengan dan cenderung adiktif pada gadget elektronik, smartphone, atau tablet, yang membuat mereka cenderung asosial. Makin sedikit waktu yang tersedia untuk hubungan interpersonal dengan teman sebaya dalam dunia nyata, dan makin sulit bagi orangtua untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan kasat mata.

Saya putar otak, mencoba menghadirkan kembali permainan atau aktivitas yang bisa anak nikmati bersama rekan sebaya, atau kegiatan yang bisa Anda tekuni dengan anak-anak tanpa perangkat elektronik yang idiotik, tanpa biaya.

Jawaban itu terpendar dari puluhan tutup botol plastik kemasan air mineral. Selama seminggu penuh saya beroperasi seperti pemulung, melepas tutup botol dari tempat sampah kering di gym saya, di rumah atau pesan tetangga. Inilah tumpukan tutup botol plastik yang saya dapatkan setelah saya cuci bersih pakai deterjen dan saya keringkan.Saya mulai mengkreasi sejumlah kegiatan dengan bantuan limbah botol plastik yang saya peroleh gratis ini; kreasi yang bisa mengalihkan anak dari layar gadget ke aktivitas berhadapan secara interpersonal, baik dengan saya dan dengan teman sebaya anak saya.

Setidaknya saya ciptakan 8 kegiatan dengan tutup botol plastik. Bersediakah menyimak kreasi saya?

#1 Berhitung

Anda punya ratusan tutup botol plastik warna-warni ukuran seragam atau nyaris seragam. Sebarkan di lantai secara acak. Katakan kepada anak begini, “Yuk kita mencari harta karun. Ambil 6 yang berwarna biru muda!” dan seterusnya. Lakukan operasi penambahan atau pengurangan. Bila tiba saatnya anak belajar pembagian, Anda bisa bilang begini, “Ambil 12 tutup botol, kemudian bagi tiga secara rata.” Dan seterusnya, Anda pasti bisa berkreasi lebih baik daripada saya. Guru TK dan guru SD boleh mengadaptasi ini untuk kegiatan berhitung di kelas.

(Foto : Eddy Roesdiono)

#2 Dam-daman

Ketika saya masih kanak-kanak, saya suka main dam-daman dengan membuat garis-garis dengan kapur tulis di lantai atau goresan di tanah. Buah dam-daman yang saling berlawanan dibedakan (sisi A terbuat dari batu kecil, sisi B terdiri dari batu besar). Tutup botol plastik bisa menggantikan batu dam ini. Untuk sisi A, Anda perlu 10 tutup botol warna biru muda, dan untuk sisi B pakai Anda perlu 10 tutup botol warna lain.

Papan dam-daman saya peroleh dari bagian belakang kalender tak terpakai, ukuran 30 x 30 cm, dilengkapi garis-garis pakai spidol seperti di bawah ini. Tak perlu keluar uang untuk menghadirkan permainan seru yang mengajari anak belajar bernalar, memahami peraturan dan beradu strategi dengan sportif. Papan dam-daman dan kedua puluh tutup botol bisa dibawa-bawa bermain ke rumah anak tetangga. Bagaimana cara main dam-daman? Silakan googling, mudah kok.

(Foto : Eddy Roesdiono)

#3 Bowling

Anda pasti tahu permainan bowling. Azas permainan bowling kita adaptasi dengan menggunakan tutup botol. Caranya, lihat foto berikut ini. Tutup botol disusun menyerupai piramid satu sisi pada garis lantai. Tumpukan itu kemudian ditembak dengan satu tutup botol warna lain. Penembakan dilakukan dengan cara menjentiknya (tembakan hasil lentingan jari, yang bisa dilakukan dengan baik oleh anak-anak). Nilai ditentukan berdasarkan berapa banyak tutup botol pada tumpukan piramid yang tersingkir dari garis. Silakan coba.

(Foto : Eddy Roesdiono)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun