Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pilih Kursi, Sumber Lain Pendapatan Airlines

1 Januari 2015   22:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:01 3547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1420102028184908463

Ada berbagai cara yang ditempuh oleh maskapai penerbangan berbiaya murah (low cost carrier = LCT) untuk mampu menawarkan harga tiket murah sekaligus mendulang keuntungan sampingan. AirAsia merupakan salah satu maskapai penerbangan yang cerdas memanfaatkan peluang ini. Selain dari biaya-biaya bagasi regular, bagasi supersize, pre-order meal (makanan pesan dulu), Airasia juga beroleh pendapatan tambahan dari ‘jual’ kursi. Ketika merencanakan terbang dengan AirAsia, saat beli tiket, saat web check-in atau saat check-in di counter AirAsia di bandara, Anda tidak bisa memilih tempat duduk yang dikehendaki tanpa memesan (dan bayar biaya tambahan) sebelumnya, karena tempat duduk Anda akan ditentukan oleh sistem.

Program jualan pilihan kursi di AsiaAsia ini disebut ‘Pick A Seat’ (pilih kursi).Calon penumpang yang berangkat berdua, sekeluarga, atau rombongan adalah konsumen potensial produk pilih kursi. Harga kursi pilihan Anda tergantung jenis pesawat dan tujuan penerbangan, dan tergantung pula di bagian mana dari pesawat Anda akan duduk.

Khusus untuk penerbangan AirAsia jurusan Surabaya – Singapura yang menggunakan pesawat Airbus-320, berikut saya kutipkan menu ‘Pick A Seat’ berdasarkan data yang saya peroleh dari laman ‘AskAirAsia Menu’ , yakni laman Airasia yang menyediakan informasi khusus pelanggan.

[caption id="attachment_344382" align="aligncenter" width="618" caption="Menu Pick A Seat AirAsia (www.airasia.com) "][/caption]

Jadi, bila Anda hendak bepergian dengan suami/istri dan anak dan tak ingin duduk berpencar-pencar, Anda harus beli pilihan kursi. Kursi-kursi pada deret 15 sampai dengan 21 bisa Anda pilih dengan bayar tambahan Rp 20.000 per kursi. Bila mau pilih kursi-kursi di deretan bagian depan pesawat, Anda tambah Rp 30.000 per kursi (deret 6 sampai dengan deret 11), dan Rp 95.000 untuk deret 2 sampai dengan deret 5. Premium Seat (sempat disebut ‘hot seat’), kursi di deret 1, 12 dan 14 ditawarkan dengan biaya tambahan Rp 120.000. Kursi-kursi ini memiliki ruang selonjor kaki yang lebih lega, meski sandaran kursi di deret 12 tidak bisa ditekuk ke belakang karena deret inii terletak di emergency exit (pintu darrurat)

Tawaran kursi lebih mahal diberikan pada penerbangan AirAsia X (D7) jurusan kota-kota di Australia. Penerbangan ini memiliki area duduk khusus yang disebut ‘Quiet Zone’ (zona tenang) dengan tambahan biaya antara 129 sampai 149 Ringgit Malaysia (Rp 460.000 – Rp 532.000). Saya tak berhasil menemukan kelebihan-kelebihan zona tenang ini selain hak boarding duluan, makan gratis dan pencahayaan yang lebih redup.

Pembelian/pemilihan kursi bisa Ada lakukan saat beli tiket, saat web check-in (check-in melalui internet setelah mana Anda akan dapat boarding pass dan nomor tempat duduk) atau saat check-in di bandara.

Saya tidak tahu apakah jualan pilihan kursi ini juga dianut oleh perusahaan penerbangan lain. Yang jelas, Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PTKAI) juga mengadopsi cara ini untuk kelas bisnis dan eksekutif. Dari awal tiket kereta api bisnis-eksekutif dijual berdasarkan segmen-segmen tempat duduk. Jika Anda membeli tiket kereta api secara on-line, Anda akan diberi tempat duduk acak. Bila Anda ingin duduk berdampingan dengan orang tertentu, misalnya, Anda akan ditawari pilihan tempat duduk sesuai minat Anda dengan tambahan biaya.

Biaya tambahan pilihan tempat duduk ini, dari segi bisnis, jelas merupakan cara cerdas untuk mendulang keuntungan dan potensial untuk disambut calon penumpang. Anda pasti rela merogoh kantong lebih banyak agar bisa duduk berdampingan dengan pacar, suami/istri, anggota keluarga atau teman se-grup.

Terkait dengan penerbangan nahas AirAsia QZ 8501-PK-AXC, menyimak kopian daftar manifest penumpang seperti yang dirilis Kementrian Perhubungan Indonesia di sini, kita bisa melihat bahwa para penumpang yang pergi sepasang, sekeluarga (terlihat dari nama keluarga), atau dalam kode booking yang sama, telah memilih tempat duduk yang saling berdekatan. Satu rombongan besar penumpang, terdiri dari 23 penumpang (dengan kode booking sama yakni  X7RZGI), tampaknya juga memilih duduk berdekat-dekatan meski tidak semuanya di zona yang sama. Sejumlah penumpang memilih Premium Seat, dan satu-satunya bayi penumpang itu, dugaan saya warga Korea (berdasarkan nama), duduk dengan penumpang dewasa bernama khas Korea pada deret 12 di Premium Seat.

Premium Seat QZ8502-PK-AXC nomor 1A, 1D, 1E, 1F, 2A, 3B, 2C, 2D, 2E, 2F, 3D, 3E tampaknya kosong karena calon penumpang yang terdaftar untuk tempat duduk ini adalah bagian dari 23 calon penumpang yang no show (tidak check-in, tidak jadi terbang).

Terkait pula dengan upaya evakuasi korban QX-8501 PX-AXC, pilihan-pilihan tempat duduk ini sangat membantu. Pihak berwenang pastinya akan merujuk pada manifest penumpang untuk menetapkan strategi evakuasi dan identifikasi korban dengan asumsi korban-korban tersebut masih berada di tempat duduk mereka dan terikat safety-belt (sabuk pengaman).

Semoga pilihan kursi terbang ini, yang tadinya misalnya dianggap sebagai upaya airlines untuk cari keuntungan semata, kali ini akan berfaedah sebagai salah satu cara untuk memperlancar evakuasi dan identifikasi korban.

Kiranya Tuhan Yang Mahaagung mengampuni dosa-dosa korban QZ8501 PK-AXC dan memberi mereka tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun