Tuntas sudah cerita ini. Tak ada lagi yang bisa dikisahkan, selain .....
EPISODE 17
TAJUK ZAMAN
Rio membuka halaman koran Tajuk Zaman yang baru ia beli di kios koran di ujung gang. Tiga hari beturut-turut koran itu menurunkan berita Kemiren, semuanya tulisan Candi : "KONSPIRASI PENJEGALAN HIBAH BELANDA", "UANG HIBAH DIRENCANAKAN UNTUK MERENOVASI MUSEUM PURBAKALA SESUAI WASIAT PARTO SUMARTONO ", "MARAKNYA KERAJINAN FOSIL PURBAKALA", "IN MEMORIAM : PARTO SUMARTONO ASISTEN VON WEISSERNBORN", dan sebagainya. Seminggu ini wartawati cekatan dan tak kenal takut itu pasti terus berkutat dengan komputer di meja redaksi. Telepon di ruang tengah kamar kos Rio berdering.
"Bisa bicara dengan Rio?" terdengar suara dari seberang.
"Saya Rio. Ini siapa?"
"Candi"
"Oi, Can! Di mana kau?"
"Di Bandara Juanda. Mau ke tempatmu. Boleh?"
"Mau apa ke tempatku?"
"Mau ngajak kamu ke Kemiren, terus bikin feature tentang kisah cinta dua dunia," kata Candi.