Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Inisial-inisial Ini Sial

15 Mei 2015   16:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, aib artis yang tersiar di media jadi santapan gurih penikmat berita. Sejak merebak kabar artis berinisial AA yang tertangkap tangan berpraktek prostitusi oleh polisi yang menyamar sebagai pelanggan, media tak surut menurunkan berita serial sang artis.

Hebohnya lagi, mucikari sang  artis, yakni RA, yang saat ini dalam pemeriksaan polisi, membeberkan nama-nama artis lain yang juga kerja rangkap. Setidaknya RA menyebutkan 17 inisial artis (termasuk AA) yang bisa dan biasa menyediakan layanan seksual dengan kisaran tarif antara Rp 80 sampai Rp 200 juta per tiga jam. Karena saya yakin Anda sudah tahu, ke-17 inisial itu tak saya kutip lengkap di sini.

Penayangan inisial ini jelas makin meramaikan jagat berita. Berani taruhan, selama sebulan ke depan, isu artis kerja rangkap ini akan jadi santapan renyah, mengalahkan isu-isu politik yang ada. Maklumlah, kasus ini punya dua magnitude yang heboh : melibatkan artis perempuan dan melibatkan aktivitas pelacuran. Dua-duanya memiliki bobot berita yang hot. Bila dua sumber hot bergabung, jadilah berita tentang prostitusi artis perempuan a big blast! Lihat saja, tabloid Nyata edisi minggu menurunkan 7 halaman khusus tentang prostitusi artis.

Aturan media menetapkan bahwa nama tersangka kejahatan tak boleh disebutkan secara lengkap, melainkan hanya dengan maksimal 3 karakter (huruf). Ini adalah bagian dari penerapan asas praduga tak bersalah (prejudice of innocence) atas terduga pelaku kejahatan yang belum terbukti secara meyakinkan melalui proses pengadilan.

Ke-17 inisial, itu, meski cuma inisial, sudah barang tentu menjadi sarapan, makan siang, sekaligus makan malam penikmat berita-berita sensasional.  Penulis berita seperti mengalami orgasme untuk meramu kisah agar sensasi panas yang sudah merebak di kalangan pembaca akan makin membara. Asas praduga tak bersalah kemudian dikesampingkan begitu saja. Artis-artis yang nama lengkapnya yang bisa diasosiasikan dengan salah satu dari inisial itu langsung diburu, diwawancara, dimintai konfirmasi.

Anda sudah bisa duga, manakala minta konfirmasi, kira-kira beginilah pertanyaan awak media pada artis yang terkait inisial, “Inisial XX itu kamu ya?”

Mari kita simak inisial AA, RF, BM, MT, CA, CW,  LM, NM. Delapan artis yang namanya terasosiasi dengan inisial itu sudah tertayang di media. Artis Amel Alvi, Roro Fitria, Baby Margaretha, Mikha Tambayong, Chyntiara Alona, Catherine Wilson, Luna Maya dan Nikita Mirzani paling tidak bisa Anda simak di situs kapanlagi.com,  viva.co.id, merdeka.com sebagai pihak terkonfirmasi  dan semuanya menyangkal inisial itu mereka.

Tentu saja pengkaitan inisial dengan nama sang artis bikin sewot. Roro Fitria, misalnya, mengancam akan menuntut RA sebagai penebar fitnah. Ada yang cuek dan ada pula yang prihatin.

“Saya punya pekerjaan baik-baik dan punya keluarga. Saya dan keluarga terganggu dengan inisial-inisial itu,” kata artis Luna Maya seperti yang dikutip viva.co.id.

Artis Cythiara Alona, ketika dikonformasi oleh merdeka.com, bilang, “Berani bayar berapa sama saya? Berani bayar berapa orang itu sama saya? Bukan saya mau pamer, income saya dari bisnis properti  700 juta per bulan, masa jual diri?"

“Masih ada RF yang lain. It's not me!" kata Roro Fitria.

Yuk kita tengok balik asas praduga tak bersalah.

Saya hendak mengatakan bahwa media amat tidak perduli dengan asas ini. Demi tingkat kemembaraan berita, konten berita bak menggiring pembaca untuk bareng-bareng mengarahkan telunjuk pada nama-nama yang sangat terasosiasi dengan inisial itu.

Inisial mungkin bisa dengan rapi menyebutkan orang awam, tapi tidak bagi pesohor dunia hiburan yang wajah dan namanya kerap ditayangkan media. Masih untung untuk inisial AA tersedia pilihan Amel Alvi, Ayu Azhari, Asri Ananta. Tapi untuk inisial CT, misalnya? Langsung orang menuding Cut Tari. Viva.co.id misalnya pasang gambar artis Cut Tari dengan kata-kata “Mungkinkah itu Cut Tari?”

Pembaca berita ternyata juga teramat mudah terbawa isi berita yang rata-rata memojokkan para artis termaksud. DI benak mereka sudah terbangun pemahaman bahwa inisial-inisial itu adalah milik artis yang dikonfirmasi di media. Itulah sebabnya, dalam kolom-kolom komentar pada situs berita, hampir tak pernah dijumpai celetuk bijaksana. Yang ada adalah macam ini, “Walah, sudah jelas, kok mengelak?”, atau “Tak usah munafik lah, akui saja”, atau “Pantaslah gaya hidup glamour terus meski sepi job…..rupanya kerja rangkap…”

Sampai di titik ini, saya mengerutkan kening. Gaya pemberitaan yang menyudutkan para artis yang inisialnya tertayang, komentar dan kesan khalayak berita, ternyata tak hanya bermuatan ‘gugatan’ kualitas moral, melainkan juga bernuansa kesempatan untuk mem-bully makhluk-makhluk cantik yang dengan keelokan raganya bisa dengan mudah dan dalam waktu singkat meraup pendapatan finansial besar dari profesi ganda.

Dalam alam bawah sadar kita, kita paham bahwa kelokan, kemolekan para artis termaksud menimbulkan rasa ‘envious’ lantaran kita tak seberuntung mereka dari segi kualitas tampilan raga dan rezeki. Nah, ketika kelebihan dan keelokan para artis ini ini ternyata berbalut cacat moral, yakni terduga melacurkan diri, kita jadi merasa punya kelebihan dan hak untuk mengolok, mencela, memaki, merendahkan.

Mohon dicatat, AA belum terbukti bersalah Amel Alvie. Ke-16 inisial lain belum terbukti melacurkan diri. Bisa jadi RA, sang germo, mengarang-ngarang nama, sementara kita sebagai masyarakat yang harusnya cerdas dan berwawasan sudah langsung mencela, memvonis;  dan jauh dalam hati kita ‘mengharapkan’ agar dugaan itu benar, agar makin puas hati kita mendapatkan fakta bahwa para pesohor beraga elok itu ternyata bermoral rendah dan tak lebih dari seorang pelacur.

Saya lebih suka menyatakan bahwa inisial-inisial itu pembawa sial bagi artis-artis yang namanya terasosiasi dengan inisial-inisial itu. Ayolah lebih arif menyikapi kesialan orang lain. Mereka punya kehidupan, punya keluarga yang menyayangi mereka, punya cita-cita dan mungkin juga harus menghidupi orang lain. Kita layak paham bahwa tuduhan dan tudingan itu tak mengenakkan mereka; menimbulkan malu dan risih yang juga bisa kita rasakan sebagai manusia.

Sebelum mereka terbukti melakukan tindakan tak bermoral itu, sebelum mereka  jelas-jelas terbukti telah melacurkan diri, hendaklah kita tatap mereka sebagai insan-insan sesama ciptaan Tuhan yang sedang menghadapi cobaan, sedang sial.

Dan lagi, kalau memang terbukti mereka serendah itu, apakah itu mengusik, mengganggu, atau  merugikan kita?

Ah, syukurlah, inisial nama saya E.R. ! (ending nggak nyambung!)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun