Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

'Indonesia Raya' Perlu Disimak dengan Cara Berbeda

25 Juni 2012   10:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 1583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah makna lagu kebangsaan bagi Anda? Perasaan apa yang bergejolak di dada Anda manakala lagu kebangsaan Indonesa Raya dikumandangkan? Bagaimana sikap tubuh Anda ketika mendengarkan lagu kebangsaan ini?

Jawabannya saya duga pasti bakalberagam : menyimak dengan khidmat, merasakan desir-desir bangga dalam dada, atau menguap dan merasa kumandangan lagu itu bukan perkara penting dalam hidup.

Bila Anda tak punya perasaan khusus pada lagu kebangsaan ini, Anda tak terlalu bersalah, karena tak banyak warga negara ini yang tahu bagaimana harus bersikap ketika lagu kebangsaan dikumandangkan. Anda juga tidak terlalu bersalah karena pemerintah negeri ini tidak menyediakan skema pendidikan yang mapan mengenai perlunya menghormati lagu kebangsaan dan memaknai lagu kebangsaan sebagai sarana psiskososial perekat keutuhan bangsa.

Sebagai informasi , tatacara lagu kebangsaan Indonesia Raya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah RI No 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Sayangnya tatacara ini lebih banyak berputar pada masalah protokoler dan seremonial, dan tidak berusaha menyajikan pasal-pasal yang mengharuskan warga negara menunjukkan sikap hormat dan pemulian lagu kebangsaan secara berkesinambungan, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan salah satu lagu kebangsaan terhebat di dunia, diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman dan diperkenalkan pada saat berlangsungnya Kongres Pemuda Kedua padatanggal 28 Oktober 1928. Aransemen Indonesia Raya yang Anda dengan saat ini merupakan buah karya Jozef Cleber, seorang musisi Belanda yang bersama 45 anggota Philharmonic Orchestra, saat itu diundang ke Indonesia untuk membenahi perkembangan musik di Jakarta. Cleber, yang juga mengarensemeni lagu Di Bawah Bulan Purnama dan RangkaianMelati itu, diminta oleh Presiden Soekarno untuk membuat aransemen Indonesia Raya pada tahun 1950.Anda hafal lirik lagu ini paling tidak stanza pertamanya? Kalau tidak, yuk kita simak ulang :

Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku, bangsa dan Tanah Airku Marilah kita berseruIndonesia bersatu

Hiduplah tanahku, hiduplah negriku Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya, Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya, Merdeka Merdeka Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya, Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

Resapi liriknya. Hebat dan sangat menggelorakan semangat kebangsaan, bukan?

***

Baiklah. Kita berhenti sejenak membahas lagu kebangsaan kita, dan menoleh sejenak ke negara tetangga, yakni Thailand.

Lagukebangsaan Thailand adalah Phleng Chat Thai (เพลงชาติไทย), atauLagu Kebangsaan Thai”. Lagu ini ditulis oleh Luang Saranuprapan yang memenangkan sayembara penulisan lagu kebangsaan. Phleng Chat Thai mulai dikumandangkan saat negeri Siam berubah nama menjadi Thailand pada tahun 1939. Inilah syair lagu tersebut dalam transkrip latin dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia : Pra thet thai ruam nu'a chat chu'a thai Pen pra cha rat pha thai kho'ng thai thuk suan Yu dam rong khong wai dai thang muan Duay thai luan mai rak sa mak khi Thai ni rak sa ngop tae thu'ng rop mai khalt Ek ka rat ¹ha mai hai khrai khom khi Sa la luat thuk yat pen chat phli Tha loeng pra thet chat thai tha wi mi chat chai yo. Thailand tanah tumpah darah rakyat Thai. Setiap jengkal tanah Thailand adalah milik bangsa Thai Bangsa ini telah lama berdaulat, Karena rakyat Thai selalu bersatu. Rakyat Thai adalah bangsa cinta damai, Tapi tak pernah pengecut menghadapi perang. Rakya tak rela membiarkan orang lain merampas kemerdekaan, Dan tidak pula rela dijajah. Semua rakyat Thai siapmengorbankan setiap tetes darah mereka Untuk keselamatan, kebebasan dan kemajuan bangsa. (silakan simak videonya di sini) Syairyang sama hebat dengan lirik Indonesia Raya. Yang lebih hebat adalah cara bangsa ini menempatkan lagu kebangsaan mereka. Pada saat pemerintah Thailand menetapkan Phleng Chat Thai jadi lagu kebangsaan pada tahun 1939, pemerintah juga menggulirkan peraturan bahwa lagu kebangsaan harus dikumandangkan setiap hari dua kali, pukul 8 pagi dan pukul 4 sore, berbareng dengan penaikkan dan penurunan bendera. Peraturan itu sampai saat ini masih ditaati. Phleng Chat Thai dikumandangkan di pasar, di tempat keramaian, di mall, di dalam kereta api bawah tanah, di sekolah dan di tempat-tempat umum lainnya. Itulah sebabnya, tak usah heran bila jalan-jalan umum di tempat keramaian dilengkapi corong-corong untuk mengumandangkan lagu kebangsaan. Corong-corong itu juga digunakan untuk mengumumkan program pemerintah, mengumumkan kehadiran tamu kerajaan, dan mengumumkan bencana banjir. Pada saat lagu kebangsaan diperdengarkan, semua orang harus berhenti beraktifitas, kemudian berdiri tegak dan menyimak lagu kebangsaan dengan khidmat. Orang selain selain warga Thai juga diharapkan menghormati lagu ini dengan cara yang sama. [caption id="attachment_184457" align="aligncenter" width="510" caption="Thailand : sikap warga ketika mendengarkan lagu kebangsaan di tempat umum (foto : www.hibotravel.com)"][/caption] Kali pertama mendengar lagu ini adalah ketika saya sedang menikmati pijat Thailand di Sunday Walking Street, Chiang Mai, beberapa tahun silam. Lagi asyiknya memijat, sang juru pijat tiba-tiba merapikan lengan baju yang tadinya tergulung dan rambutnya, kemudian berdiri tegak menyimak khidmat. Saya turun berdiri dari bangku pijat, menurunkan celana yang tergulung dan turut larut dalam lagu kebangsaan sepanjang 1 menit 10 detik itu. Ketika lagu usai, semua orang kembali ke aktivitas masing-masing. Sederhana tapi hebat. Sehari dua kali, warga Thailand diingatkan tentang nilai-nilai tinggi kebangsaan lewat lagu kebangsaan, dan terus menerima internalisasi akan kehebatan negeri sendiri. Perhatikan bait ‘rakyat Thai tak rela membiarkan orang lain merampas kemerdekaan dan tidak pula dijajah’. Boleh percaya, boleh tidak, mungkin karena isi bait tersebut, Thailand tak pernah dijamah penjajah satu kalipun! [caption id="attachment_184458" align="aligncenter" width="363" caption="Ayutthaya, Thailand : corong umum yang bertebaran di seantero kota untuk mengumandangkan lagu kenangsaan dan untuk menyampaikan pengumuman (Foto : Eddy Roesdiono)"]

13406199161216356795
13406199161216356795
[/caption] ***

Balik ke Indonesia Raya. Apakah mungkin kita terilhami cara Thailand membangun dan memeliharaan semangat kebangsaan terus-menerus lewat lagu kebangsaan? Sangat mungkin. Adat tetangga yang baik boleh saja kita adopsi.

Untuk itu, mungkin DPR RI perlu studi banding ke Thailand, kemudian mencoba larut dalam semangat dan gelora lagu kebangsaan, dan kemudian balik lagi ke Indonesia untuk mulai menginspirasi Pemerintah RI untuk menggulir aturan serupa. Syair lagu Indonesia Raya, menurut saya, sangat berpotensi besar untuk mengajari bangsa ini agar tidak mencabik-cabik diri mereka dengan perpecahan dan ketidakkompakkan. Lagu kebangsaan Indonesia Raya telah cukup mencerminkan semangat dan cita-cita untuk menjadi negara bersatu dalam hati dan tindakan.

Hiduplah Indonesia Raya!

Sumber-sumber :

www.nationalantheminfo.com

www.kkbears.com

www.en.wikipedia.org

www.youtube.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun