Menelusuri Chiang Mai Old City di Thailand utara (800 kilometer dari Bangkok), seperti melesak mengikuti perjalanan waktu pulang pergi, menerobos ke abad XIII dan kembali ke jaman modern, ke abad silam lagi dan ke jaman modern lagi.
[caption id="attachment_186359" align="aligncenter" width="428" caption="Peta the Old City Chiang Mai (foto : www.thaiforvisitors.com)"][/caption]
Betapa tidak, inilah satu-satunya kawasan kota tua di Thailand yang masih menampakkan sosok utuhnya sebagai kota peninggalan sejarah yang dilingkungi tembok dikelilingi sungai buatan, dengan segala macam atraksi tradisional dan modern di dalamnya dengan keelokan dan keunikan khas.
[caption id="attachment_186360" align="aligncenter" width="515" caption="Tembok di bagian timur dengan Gerbang Thapae (Foto : Eddy Roesdiono)"]
[caption id="attachment_186361" align="aligncenter" width="540" caption="Salah satu pojok luar Old City, masih lengkap dengan reruntuhan tembok asli dan sungai buatan sekeliling (foto : Eddy Roesdiono)"]
Tentu saja tembok-tembok itu saat ini tak sepenuhnya bisa dilihat. Di beberapa bagian, tembok-tembok itu hanya tinggal reruntuhan. Yang menarik, untuk memikat wisatawan, tembok di bagian timur yang menghadap langsung ke Sungai Ping, dengan pintu gerbang bernama Thapae Gate sengaja direkonstruksi oleh pemerintah Propinsi Chiang Mai pada tahun 1980-an. Kawasan Thapae Gate dilengkapi ruang terbuka yang biasa digunakan untuk berdagang souvenir (khusus Minggu sore) dan kegiatan-kegiatan umum lain.
[caption id="attachment_186362" align="aligncenter" width="387" caption="Pojok Modern Old City (foto : Eddy Roesdiono)"]
Anda akan perlu waktu setengah hari untuk bisa tuntas menikmati keunikan kota lama ini. Di dalam kompleks kota lama, setidaknya ada 4 wat (candi) kondang, yakni Wat Chiang Man yang merupakan candi Buddha pertama di kota itu, Wat Chedi Luang, Wat Pan Tao (yang dibangun dari kayu jati asli) dan Wat Phrasingh.
[caption id="attachment_186363" align="aligncenter" width="513" caption="Wat Phrasingh, kompleks candi yang banyak dikunjungi wisatawan asing (foto : Eddy Roesdiono)"]
Keunikan kota lama tak hanya didominasi peninggalan sejarah. Fasilitas-fasilitas modern kota menyatu dengan karya-karya agung masa silam. Bila Anda kebetulan berada di Old City pada hari Minggu sore, Anda akan dibuat terpana oleh hadirnya ribuan pedagang yang menggelar aneka barang di sepanjang Ratchadamnoen Street, plus ribuan pengunjung.
[caption id="attachment_186365" align="aligncenter" width="517" caption="Kemeriahan pasar minggu di kawasan Old City (foto : Eddy Roesdiono)"]
Ini membuat kota adem ini makin memikat untuk belanja cindera mata, nongkrong di café, menyantap jajanan tradisional atau nonton pertunjukan-pertunjukan etnis. Pada malam hari, the Old City riuh rendah dengan kegiatan wisata dan kehidupan malam. Gang-gang kecil yang berseliweran di Old City juga menyuguhkan berbagai atraksi yang memberi Anda reward sepadan atas luangan waktu Anda di kota lama ini.
Bila Anda adalah penggemar seni, Anda akan dimanjakan oleh koleksi seni di Chiang Mai City Art dan Cultural Centre yang berlokasi di kwasan balai kota lama. Di hada[an Cultural Center, berdiri megah tiga patung masih-masing patung Raja Mengrai, Raja Ramkamhaeng dai Kerajaan Sukhothai dan Raja Ngam Muang dari Kerajaan Payao. Ketika raja inilah yang konon berkolaborasi merancang dan membangun Old City.
Chiang Mai Old City boleh dibilang merupakan salah dayatarik wisatawan. Hanya berpenduduk sekitar 150 ribu, setiap tahun, tak kurang dari 5 juta wisatawan (1,5 juta di antaranya wisatawan asing) berkunjung ke Chiang Mai, yang tak pernah melewatkan the Old City. Kota ini juga dinobakan sebagai salah dari 25 Kota Tujuan Wisata Dunia 2012, dan saat ini sedang diusulkan untuk mendapatkan status sebagai Creative City pada UNESCO.
[caption id="attachment_186366" align="aligncenter" width="379" caption="Capek berkeliling di Old City? Mampirlah di gerai pijat (foto : Eddy Roesdiono)"]
Nah, bila Anda bosan berwisata di Bangkok atau Pattaya, silakan luangkan waktu untuk melancong ke Chiang Mai dan menengok the Old City. Chiang Mai bisa dicapai sejam berpesawat, atau 9 jam dengan bis, atau 12 jam dengan kereta api dari Bangkok. Makanan dan penginapan? Tak usah risau, sediakan Rp 10.000 untuk makan minum layak dan nikmat, serta sekitar Rp 80.000 untuk penginapan kelas wisatawan dengan fasilitas AC dan kamar mandi dalam.
Selamat jalan-jalan!
Rujukan :
www.en.wikipedia.org
www.embracethailand.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H