Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengajar Kreatif dengan Kartu Sulap

21 Mei 2015   12:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:45 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_366960" align="aligncenter" width="560" caption="Playing cards (kartu remi) yang biasa digunakan untuk card trick (foto : Eddy Roesdiono)"][/caption]

Sulap kartu (card tricks) merupakan salah satu  pertunjukan menarik dari rangkaian pertunjukan sulap lain. Pemain sulap kartu menyebut dirinya cardician. Kartu yang biasa digunakan sebagai media sulap adalah playing cards yang biasa Anda sebut kartu remi. Satu dek kartu remi terdiri dari 52 helai kartu plus dua helai kartu joker. Anda suka nonton sulap kartu karena sulap kartu menarik, menimbulkan rasa ingin tahu dan tidak membosankan.

Tak ada bumbu magic atau gaib dalam sulap kartu. Sulap kartu bisa tampak demikian mencengangkan karena ada unsur trick (siasat, cara), kecepatan tangan, presisi, plus kemampuan sang pesulap untuk memengaruhi penonton dengan bumbu-bumbu kata-kata yang dalam ilmu persulapan disebut forcing.

Sebagai seorang guru bahasa Inggris yang harus tampil di depan kelas dengan ide-ide segar, saya tak henti putar akal mencari materi gres agar siswa tak bosan belajar. Card tricks ternyata bisa menjadi gagasan cemerlang, terutama pada saat saya harus mengajarkan kosa-kata baru kepada siswa. Anda guru bahasa Inggris pasti mafhum bahwa memaksa siswa untuk menghafal kosa kata baru, meski dengan cara konstekstual sekalipun, tidak gampang.

Bagaimana cara mengubah sulap kartu menjadi bahan pembelajaran kosakata baru?

Mula-mula saya blusukan ke youtube dengan kata kunci ‘card tricks’. Ada ribuan video sulap kartu yang disertai  kuakan ‘rahasianya’. Kuasai teknik-teknik pertunjukan sulap itu dan pelajari pula rahasianya, dan mulailah pikirkan bagaimana item sulap kartu itu bisa diadaptasi menjadi bahan belajar vocabulary.

Mari kita lihat satu contoh card tricks dengan menggunakan kartu remi : sang pesulap menunjukkan satu deak (tumpukan utuh/lengkap) kartu yang baru ia buka dari kotaknya. Ia tebar semua kartu di tangan untuk menunjukkan bahwa dek itu berisi kartu remi normal tanpa rekayasa. Pesulap kemudian membagi tumpukan kartu menjadi dua tumpukan yang sama; satu tumpukan di kanan, satu tumpukan lain di kiri. Ia kemudian meminta salah satu penonton untuk maju ke depan dan memilih salah satu tumpukan. Misalnya penonton itu memilih tumpukan kartu di sebelah kanan.

Pesulap mengangkat tumpukan kartu yang dipilih penonton itu dan minta penonton itu memilih satu kartu dari tumpukan itu, kartu mana saja. Kebetulan, misalnya, penonton itu,  memilih As wajik (diamond, berlian). Pesulap tidak tahu pilihan sang penonton.  Penonton itu kemudian diminta menunjukkan kartu itu kepada semua penonton lain, dan pesulap mengingatkan agar jangan sekali-sekali kartu itu tampak oleh pesulap. Setelah itu, penonton diminta mengembalikan kartu pilihannya ke tumpukan kartu, dan diminta pula untuk mengocok kartu itu sebanyak ia mau.

Selanjutnya, pesulap akan meminta balik tumpukan kartu tersebut dari tangan penonton dan ia melakukan ‘penerawangan’ sesaat pada tumpukan kartu yang telah dikocok penonton. Setelah itu, pesulap kemudian meminta penonton itu sekali lagi mengocok tumpukan kartu itu bersama dengan tumpukan satunya yang tadi tidak dipilih. Semua kartu satu dek, boleh dikocok sesuka hati si penonton itu.

Dan, percaya atau tidak, dalam hitungan detik, pesulap tahu kartu yang dipilih tadi adalah As wajik!

Anda tahu rahasianya?

Mudah saja. Sebelum tampil, sang pesulap sudah memilah-milah kartu itu. Pesulap mengumpulkan kartu yang bernilai genap (2, 4, 6, 8, 10, Q, K) yang  nanti akan dikumpulkan pada tumpukan sebelah kiri, dan kartu bernilai ganjil  (A, 3, 5, 7, 9, J) yang dikumpulkan pada tumpukan di sebelah kanan. Jadi, tumpukan sebelah kiri semuanya kartu genap, dan tumpukan kanan semuanya ganjil. Ini jangan sampai diketahui penonton!

Pada contoh di atas, penonton kebetulan mengambil salah satu dari tumpukan kartu di sebelah kanan, yakni As wajik. Pada saat penonton itu sibuk (sengaja Anda buat sibuk) menunjukkan kartu pilihannya pada penonton lain (yang juga sibuk menyimak kartu terpilih), pesulap secara rahasia meraih tumpukan kartu sebelah KIRI. Ketika penonton itu diminta mengembalikan kartu pilihan ke tumpukannya, ia dan penonton lain tak sadar bahwa ia memasukkan kartu As wajik (yang adalah ganjil) ke dalam tumpukan genap. As wajik kini adalah satu-satunya kartu ganjil dalam tumpukan genap. Sehebat apapun tumpukan itu dikocok, tak akan mengubah fakta.

Kapan pesulap tahu itu? Pesulap tahu itu pada saat ia meminta balik kartu itu dan berpura-pura melakukan penerawangan, yang sebenarnya adalah mencari tahu adanya satu kartu yang berbeda di antara kartu lainnya, yakni kartu ganjil di antara kartu genap, dan ini pekerjaan mudah. Pesulap akan segera tahu kartu yang dipilih tadi adalah As wajik. Jadi meski kedua tumpukan kartu disatukan dan dikocok heboh, ia sudah tahu kartu pilihan penonton. Ia tinggal main kata-kata, misalnya : “Sekarang, dengan kemampuan terawang saya, saya akan tebak kartu pilihan Anda. Apakah menurut Anda saya bisa menebaknya. Mungkin ya, mungkin tidak. Tapi, baiklah. Saya pastikan Anda adalah penggemar berlian……. dan Anda punya selera hebat karena memilih berlian paling top, yakni As. Benar kartu pilihan Anda adalah As wajik?”

Tentu saja benar!

Lalu, bagaimana kita bisa mengubah ini menjadi pembelajaran kosakata bahasa Inggris? Itu juga mudah.

Mula-mula  Anda buat sendiri kartu-kartu Anda dengan ketikan Word. Tentukan ukuran kartu sama dengan ukuran kartu remi. Pastikan Anda siapkan 52 kartu, dan isilah kartu itu dengan kosakata yang ingin kita ajarkan dengan ukuran font 60. Misalnya, Anda hendak mengajarkan sejumlah kosa kata verb (kata kerja) dan adjective (kata sifat). 26 dari kartu itu masing-masing Anda tulisi satu kata sifat (good, small, pretty, dangerous, dsb), 26 kartu sisanya saya masing-masing Anda tulisi kata kerja (write, take, give, come, dsb). Kartu diprint di atas kertas manila atau buffalo, dipotong-potong pakai cutter.

Nanti waktu tampil, tumpukan 26 kartu di kanan adalah adjective semua, dan tumpukan 26 kartu di sebelah kiri adalah verb semua.

[caption id="attachment_366962" align="aligncenter" width="567" caption="Saya mengajari guru-guru relawan Peace Corps sulap kartu (foto : Eddy Roesdiono)"]

14321875801109526229
14321875801109526229
[/caption]

Pada saat main betulan, misalnya penonton ambil satu kartu dari tumpukan verb, misalnya ‘lovel’. Dengan trik yang Anda kuasai seperti penjelasan di atas, kartu ‘love’ akan tersisip di antara 26 kartu adjective, yang dapat dengan mudah Anda tebak sembari bergaya magic. Anda katakan pada siswa penonton, “Saya tebak, kartu yang kau ambil tadi mencerminkan apa yang sedang kau alami saat ini, yakni ‘love’?” Bayangkan serunya!

Awas, jangan lupa, jangan ikutkan kata-kata yang bisa adjective dan bisa pula verb, misalnya ‘clean’ atau ‘open’.

Apa kelebihan mengajar gaya ini? Suasana berbeda, gembira, menantang. Siswa akan memerhatikan Anda, dan siswa akan mengenali ke 52 kosa kata yang Anda ajarkan. Katakan pada siswa bahwa Anda sebagai guru akan mengajari siswa trik ini. Begitu Anda ajarkan triknya, syarat utama yang harus diketahui siswa adalah jenis kosakata (verb dan adjective) dan artinya. Kalau jenis kata dan arti ini tidak dikuasai pemaian, permainan sulap bisa gagal. Siswa yang ingin menguasai permainan sulap ini harus memelajari semua kosa kata ini. Jika mereka jadi hafal ke 52 kata itu, itu artinya mereka telah belajar, tanpa disadari, dengan cara yang menyenangkan.

Siswa umumnya tertarik pada hal-hal menantang seperti ini dan mereka ingin mencoba unjuk kebolehan pada rekan-rekan di luar kelas. Itulah sebabnya, saya kemudian menugasi siswa seperti ini : “Kalian bentuk grup beranggotakan empat orang, lalu buat kartu sulap kalian sendiri. Masing-masing grup harus beda jenis kata-katanya, tidak boleh sama. Grup A misalnya, membuat dek kartu terdiri dari 26 kartu irregular present verb (verb 1) dan 26 kartu irregular past verb). Grup B bisa membuat dek kartu terdiri dari 26 kata benda tunggal dan 26 kata benda jamak” dan sebagainya.

Bagaimana dengan mata pelajaran lain? Bisa! Silakan simak gambar di bawah ini, saya membuat kartu sulap serupa untuk mata pelajaran IPS. Dek kartu terdiri dari 26 negara dan 26 lainnya adalah nama ibukota negara itu, seperti pada gambar ini.

[caption id="attachment_366961" align="aligncenter" width="504" caption="(26 kartu negara, 26 kartu ibukota negara. Foto : Eddy Roesdiono)"]

143218746718155470
143218746718155470
[/caption]

Saya yakin Anda sekarang sudah bisa membayangkan bahwa permainan ini aplikabel juga buat mata pelajaran matematika, biologi, kimia, fisika, pendidikan agama dan lain-lain.

Hebatnya lagi, dek kartu yang sudah Anda buat itu ternyata bisa juga digunakan untuk pertunjukan sulap yang lain. Dari dek kartu verb-adjective yang saya buat, setidaknya saya bisa sajikan 10 jenis sulap kartu, Dan saya masih punya puluhan koleksi kartu-kartu ‘sulap’ ciptaan saya untuk berbagai topik yang semuanya saya adaptasi dari seni sulap kartu (card tricks).

[caption id="attachment_366963" align="aligncenter" width="512" caption="Guru-guru Bahasa Inggris SMP sekota Bontang belajar sulap kartu dengan saya (Foto : Eddy Roesdiono)"]

14321876901157316450
14321876901157316450
[/caption]

Sederhana saja, kalau Anda setiap saat tampil mengajar dengan ide-ide segar, Anda akan jadi guru yang dinanti para siswa. Anda bisa dengan mudah membangun ‘good rapport’ dengan para siswa yang pada gilirannya memudahkan Anda untuk menginternalisasikan materi pembelajaran Anda pada siswa.

Tertarik untuk belajar lebih banyak? Silakan inbox saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun