Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gadis-gadis Au Pair, Kenapa Mereka Mau?

22 Juni 2011   10:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_118197" align="aligncenter" width="640" caption="Gadis Au Pair bersama keluarga penampung (foto : www.asian-nation.com)"][/caption]

Pak, Eddy. Saya pamit dulu. Hari ini saya berangkat ke Frankfurt, Jerman, via Singapura. Doain semoga sukses, ya pak!” itu tadi suara Valya, salah satu siswa kursus bahasa Inggri sekolah saya. Saya ingat, 7 bulan lalu ia datang ke sekolah saya dan minta kursus kilat-privat bahasa Inggris semnggu 5 kali, 4 jam perhari. Ia sudah menguasai bahasa Inggris pada level nyaman dan siap berkomunikasi.

Saya ikut senang mendengarnya. Valya berangkat ke Jerman untuk menjadi seorang gadis au pair (au pair girl). Au pair adalah bahasa Prancis untuk ‘on par’ yang kurang lebih dalam bahasa Indonesia artinya dalah ‘sama-sama untung’.

Ternyata dunia au pair sudah dikenal lama, yang berkembang dari Eropa. Soerang au pair adalah asisten rumah tangga dari sebuah negara asing yang tinggal, bekerja dan menjadi bagian dari keluarga penampungnya. Biasanya, tugas au pair adalah membantu merawat anak-anak dan menangani pekerjaan-pekerjaan rumah. Au pair menerima sejumlah uang tunjangan untuk keperluan pribadi. Yang boleh melamar jadi au pair adalah mereka yang berumur antara 17 sampai 29 tahun, belum menikah, belum punya anak. [caption id="attachment_115471" align="aligncenter" width="583" caption="Au pair juga bertugas ngajak anak-anak jalan-jalan (foto : www.les-experts.com)"][/caption]

Ada banyak alasan untuk menjadi au pair : belajar di negeri itu, belajar bahasa negeri itu, atau belajar bekerja pada umumnya. Di Eropa, au pair hanya diharapkan bekerja paruh waktu sehingga  mereka masih punya waktu untuk belajar bahsa. Di Amerika, au pair bisa full time mengurus anak-anak. Au pair diberi kamar tidur sendiri, makan bersama keluarga dan melakukan berbagai aktivitas dengan keluarga. Jika keluarga perlu privasi, au pair boleh masuk kamar, belajar atau nonton TV. Di Eropa pekerjaan au pair diatur kontrak standar. Au pair biasanya diberi ijin tinggal antara 12- 24 bulan di negara bersangkutan. Di Eropa, au pair menerima antara 350 – 500 Euro perbulan (antara Rp 4,2 juta – Rp 6 juta). Di akhir minggu dan akhir kontrak kadang mereka terima bonus. Keberangkatan au pair dari tanah air diurus oleh lembaga lokal yang mempunyai jaringan kerja dengan negara tujuan.

Keluarga yang akan menerima au pair diwawancara terlebih dahulu oleh lembaga di negara keluarga tersebut untuk melihat aspek-aspek keamanan bagi au pair. Syarat-syarat untuk menjadi au pair tidak mudah. Ini dia beberapa di antarasnya : punya SIM mobil, bisa berenang, tidak merokok, punya SKCK dari kepolisian dan foto kopi jazah (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris), Medical Check Up ( Hepatitis A&B, HIV dan TBC), Passport dengan masa berlaku lebih dari 2 tahun, akte kelahiran yang dilegalisir Inggris). Sebelum berangkat, gadis au pair juga harus mengikuti kursus bahasa negara tujuan.

Di Denmark, misalnya, au pair hanya mendapat ijin tinggal (residence permit), tapi tidak ijin kerja (working permit), karena pekerjaan di dalam rumah keluarga tidak dianggap sebagai pekerjaan. Au pair juga tidak boleh bekerja di luar waktu yang sudah ditentukan (sehari 5/6 jam), tidak pula boleh mengerjakan pekerjaan di luar keluarga. Au pair dapat satu hari libur dalam kurun waktu satu minggu. Tipikalnya, keluarga akan membayar biaya perjalanan au pair dari dan ke negaranya, tapi ada pula yang membayar hanya ongkos pulang. Keluarga juga membayar premi asuransi untuk au pair. Di dalam suatu keluarga, biasanya hanya boleh ada satu au pair. Dua au pair dalam satu kelarga hanya diijinkan dalam waktu 14 hari untuk memberi waktu training bagi au pair baru oleh au pair lama. Normalnya, au pair adalah perempuan, tapi saat in laki-laki juga boleh mendaftar jadi au pair, yang lazimnya dibutuhkan bila di dalam keluarga tidak ada tenaga laki-laki. Apakah bekerja sebagai au pair bebas dari masalah? Tentu saja tidak. Au pair perempuan sangat rentang terhadap pelecehan seksual para ayah, dan sangat mungkin terjadi sexual intercourse antara anggota keluarga dewasa yang lain dengan au pair, baik cowok atau cewek., dan berakhir dengan ketidaknyamanan. Dari segi lain, au pair belakangan ini mendapatkan perlakuan yang kurang bersahabat, karena keluarga meminta au pair bekerja melebihi alokasi waktu, tidak memberi libur, dan tidak memberi hak-haknya yang lain dan dengan demikian para au pair tidak ubahnya seperti tenaga kerja wanita (TKW), yang jadi melenceng dari konsep au pair (sama-sama untung) itu sendiri. Demikian seperti di tulis oleh www.ranesi.nl. berdasarkan kejadian di Belanda. Lalu kenapa gadis-gadis ini mau bersusah payah menjadi au pair? Kenapa tidak. Peluang tinggal dengan sebuah keluarga di luar negeri, peluang pelesiran dan peluang beroleh banyak pengalaman, serta peluang buka wawasan pastilah jadi alasan utama. Itulah sebabnya, kalau ada iklan lowongan au pair di Internet, lowongan ini segera diserbu. Saat ini sejumlah negara mengundang gadis au pair Indonesia, misalnya: Belanda, Jerman, Belgia, Prancis, Denmark, Australia, Amerika dan Selandia Baru.

http://www.au-pair-horizont.de/214.html

http://www.smilingfaces-indonesia.com/index.php/about/au-pairs www.wikipedia.com http://www.ambjakarta.um.dk/en/menu/ConsularServices/ResidenceAndWorkPermits/AuPair/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun