Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenal Ratnakara alias Samudra Hindia

25 Maret 2014   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13957371181580363433

Dalam bahasa Sansekerta, Indian Ocean atau yang kita kenal dengan Samudra Hindia, disebut Ratnakara. Ratnakara artinya adalah ‘mine of gems’, ladang permata.

Sejak pencarian pesawat MH 370 difokuskan ke Samudra Hindia selatan, dan sejak Perdana Menteri Malaysia menyatakan perjalanan pesawat nahas MH 370 ‘ended in south Indian Ocean’ (24 Maret 2014), samudra ini jadi menarik dibincangkan.

Samudra Hindia adalah samudra ketiga terbesar di Bumi, yang menutup 20% permukaan bumi dengan air. Luas Samudra Hindia adalah 73.556.000 km²; di barat berbatasan dengan benua Afrika; di timur dengan sebagian daratan benua Asia dan Afrika; di utara dengan sebagian daratan benua Asia Teluk Persia; dan di selatan sampai ke Laut Antartika. Dari ujung selatan benua Afrika ke ujung selatan benua Australia, jaraknya 10.000 km. Kedalaman rata-rata Samudra Hindia adalah 3.890 meter. Titik terdalam adalah Palung Diamantina (8.047 meter), dan terdalam kedua adalah Palung Sunda (7.500 meter).

Saking luasnya kawasan Samudra Hindia, samudra ini dimilik oleh sejumlah negara di tiga benua. Di belahan Afrika, tercatat negara Afrika Selatan, Mozambique, Magadackar, French Southern and Antartic Lands, Reunion dan Mayotte (dua-duanya di bawah kekuasaan Prancis), Mauritius, Comoros, Tanzania, Seychelles, Kenya, Somalia, Djibouti, Eritrea, Sudan dan Mesir.

Di Asia, negara-negara yang turu memiliki Samudra Hindia adalah Isral, Jordania, Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Katar, Bahrai, Irak, Iran, India, Myanmar, Sri Lanka, Banglades, Thailand, Malaysia, Singapore, Indonesia, dan Pakistan.

Timor-Leste dan Australia juga memiliki garis pantai yang berada di Samudra Hindia.

Di Samudra Hindia, tanpa menghitung pulau-pulau besar seperti Sumatra, Jawa, Madagaskar dan Srilanka, setidaknya terdapat setidaknya 62 pulau.

[caption id="attachment_300539" align="alignnone" width="686" caption="A = Rodrigues, B = Christmas Island, C = Cocos (Keeling) Islands. Foto : googlemap."][/caption]

Karena saat ini perhatian warga dunia sedang tersedot ke kawasan Samudra Hindia selatan terkait dengan dugaan berakhirnya penerbangan MH 370, kita boleh sejenak memahami kehidupan di kawasan selatan samudra ini.

Bila kita melihat peta, kawasan Samudra Hindia bagian selatan bak bentangan air tak berkesudahan nan teramat sunyi. Tak ada jalur penerbangan internasional di kawasan ini dan tak terlihat noltah-noktah kepulauan atau kehidupan. Ini bisa difahami karena di kawasan seluas ini nyaris tak ada pulau-pulau besar dengan jumlah penduduk yang signifikan.

Kalau semula dalam seminggu terakhir ini kita mulai kenal dengan pulau Diego Garcia yang pernah diduga sebagai pulau ke mana MH 370 diarahkan, mari kita lihat pulau-pulau lain yang letaknya jauh lebih ke selatan dibanding Diego Garcia.

Ke arah timur dari pulau Madagaskar, ada dua pulau kecil, yakni negara pulau Mauritius dan Reunion. Reunion adalah negara pulau yang merupakan bagian dari Prancis. Sekitar 560 kilometer di sebelah timur, agak ke bagian tengah Samudra Hindia selatan, ada sebuah pulau berpenduduk yang disebut sebagai Rodrigues, yang merupakan wilayah Mauritius.

Rodriguez bak pulau kesepian, sendiri di tengah samudra luas. Pulau seluas 108 km2 (panjang 18 km, lebar 6.5 km) ini hanya berpenduduk 38.400. Ibukotanya bernama Port Mathurin, dan titik tertinggi di pulau itu, yakni Gunung Limon, tingginya hanya 398 meter. Penduduknya adalah campuran Prancis dan Afrika, masing-masing memeluk agama Hindu, Buddha dan Muslim. Penduduk Rodriguez hidup dari pariwisata, pemancingan dan perladangan sayuran terutama bawang putih, bawang merah dan cabai. Menarik disimak adalah catatan sejarah bahwa pada tahun 1883, ketika Gunung Krakatau di Indonesia meletus, letusan terdengar sampai ke Rodriguez seperti rentetan letupan kanon; padahal jarak Krakatau sampai ke Rodrigues adalah 4.800 km.

Pulau kecil lain adalah Christmas Island (Pulau Natal) yang lumayan sering disebut-sebut dalam industri. Meski dikuasai oleh Australia, secara geografis pulau ini lebih dekat ke garis pantai Indonesia, terletak sekitar 350 kilometer dari pantai Cilacap di Jawa Tengah. Pulau yang didiami oleh 2.100 orang ini luasnya hanya 132 kilometer persegi. Dari jumlah total penduduk Pulau Natal, 70% adalah etnis Cina, 20% etnis Eropa dan sisanya etnis Malay.Komposisi ini mudah ditelusuri latar belakang sejarahnya; pada tahun 1863, deposit fosfat ditemukan di pulau ini. Pendulangan fosfat memerlukan tenaga kerja yang didatangkan dari Cina, Singapura dan Malaysia. Sebagaian besar wilayah Pulau Natal adalah kawasan taman nasional.

Surutnya persediaan fosfat membuat ekonomi Pulau Natal harus berpaling ke sektor lain. Ketika pemerintah Australia menutup tambang fosfat pad atahun 1987, Pulau Natal membangun kawasan wisata yang disebut Christmas Island Casino and Resort dan mulai beroperasi pada tahun 1998. Pulau Natal banyak dikunjungi wisatawan asing, bahkan pernah terdengar ada penerbangan langsung dari Indonesia.Kawasan wisata ini, entah kenapa, ditutup pada tahun 1998, dan baru dibuka kembali pada tahun 2011, tanpa kasino.

Pulau kecil lain yang menarik diketahui adalah Cocos (Keeling) Island yang adalah suatu kawasan yang disebut The Territory of the Cocos (Keeling) Islands dan biasa pula disebut sebagai Cocos Islands and Keeling Islands. Nama Keeling perlu disisipkan karena di belahan dunia lain, yakni di Amerika Selatan, ada kawasan lain bernama Cocos juga. Ke(pulau)an ini terdiri dari dua atol (pulau karang) yang terdiri dari 27 pulau-pulau kecil, dengan jumlah penduduk 600 orang. Secara keseluruhan, luas Cocos (Keeling) Islands adalah 14,2 kilometer persegidengan garis pantai sepanjang 26 kilometres, dan titik tertinggi hanya 5 meter. Dataran pulau banyak ditumbuhi pohon kelapa.

Maisng-masing dari ke-27 pulau di Cocos (Keeling) Islands punya dua nama, dalam bahasa Melayu dan Inggris. Dalam bahasa Melayu, nama-nama pulau itu di antaranya adalah : Pulau Tikus, Pulau Pasir, Pulau Luar, Pulau Pandan, Pulau Blekok, Pulau Cheplok, Pulau Kambing dan Pulau Wak Bangka. Ada juga Teluk Garonggang dan Teluk Karangan. Penduduk pulau ini hidup dari industri wisata air, dan dilengkapi bandara. 80% dari penduduk ini adalah Islam Sunni.

Disarikan dari : www.en.wikipedia.org

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun