Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Menelaah Surat Pakcik Tony

16 Januari 2015   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:01 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_391251" align="aligncenter" width="600" caption="Tony Fernandes/Kompas.com"][/caption]

Sudah semingguan ini, para pelanggan AirAsia, yang alamat emailnya tercatat di data base AirAsia, mendapatkan surat elektronik dari pakcik Tony Fernandes, pemimpin puncak AirAsia di Kuala Lumpur, Malaysia. Surat elektronik itu-- ditulis terkait dengan nahas penerbangan QZ8501 PK-AXC Surabaya-Singapura 28 Desember 2014-- menyiratkan kesedihan, permintaan untuk berdoa bersama bagi korban dan keluarga korban penerbangan nahas, dan janji untuk menjalankan kinerja maskapai dengan lebih baik.

[caption id="attachment_346581" align="aligncenter" width="489" caption="Screenshot surel Tony Fernandes untuk pelanggan Airasia (screenshot oleh Eddy Roesdiono)"]

1421383470713665149
1421383470713665149
[/caption]

Sebagai peminat bahasa, dan kebetulan guru bahasa Inggris yang juga mengajar matakuliah Business English, saya menatap surat itu sebagai authentic text berbahasa Inggris yang bisa dibawa ke ruang kelas sebagai bahan objek telaah korespondensi , diksi dan tatabahasa.

TELAAH SURAT

Dalam ilmu korespondensi, surat yang baik ditopang oleh sejumlah unsur.Pada surat elektonik, sejumlah unsur bisa dihilangkan, yakni alamat pengirim dan penerima, dan tanggal karena elemen-elemen tersebut sudah fixed pada sistem surat elektronik.

Dari segi pengirim-penerima, meski isi surat lebih bersifat sirkular (isi dan bunyinya sama), surat Tony berjenis ‘institution to individual’, dikirim atas nama Airasia, untuk ribuan individual pelanggan dengan mencantumkan nama penerima pada bagian ‘salutation’ (Dear Eddy, misalnya).

Surat Tony sudah memenuhi kelayakan business correspondence. Surat itu memiliki subject (isi pokok surat, yang adalah upaya menunjukkan sikap AirAsia terhadap kenahasan penerbangan QZ8501); audience (target pembaca, yang dalam hal pelanggan AirAsia yang diasumsikan sedang ragu akan kinerja Airasia); purpose (tujuan, yang dalam hal ini adalah upaya pemeliharaan silaturahmi AirAsia dan pelanggan); serta style/organization (yakni bagaimana surat ditulis).

Khusus di bagian style/organization, kita masih punya sejumlah tips yakni ‘7C “ : Conversational (bahasa tidak terlalu serius dan menggunakan kata/frasa/ungkapan sehari-hari), Clear (jelas maksudnya, mudah dimengerti oleh pembaca), Concise (hemat dan cermat memilih kata), Complete (lengkap dalam hal mengajukan hal-hal yang ingin disampaikan, dan menghindari hal-hal yang tidak perlu), Concrete (menggunakan pilihan kata yang akurat, misalnya 17.000 AirAsia Allstars, katimbang thousands of AirAsia Allstars), Constructive (menggunakan kata/frasa yang bernada positif dan membangun), dan Correct (menggunakan kata berejaan benar dan kalimat berstruktur benar).

Sebagaimana lazimnya surat bisnis yang baik, surat pakcik Tony hadir dengan runtut paragraf yang baik. Paragraf satu (dan dua) berisi alasan kenapa penulis menulis surat itu; paragraf-paragraf berikutnya berikutnya adalah penjabaran rincian subjek, dan paragraph terakhir biasanya adalah ungkapan permintaan/ harapan si penulis kepada si pembaca.

Surat pakcik Tony merupakan contoh baik bagaimana sebuah surat ditulis, diorganisasi dan disampaikan. Selain itu, surat tersebut, yang konon telah diapresiasi banyak pihak, adalah contoh upaya positif dari suatu institusi yang sedang terkena musibah dan kesulitan, untuk tetap menjaga jalinan hubungan dan kepercayaan pelanggan. Apakah institusi-institusi lain—khususnya maskapai penerbangan dan birokrasi pemerintahan—telah menempuh ikhtiar yang sama? Saya harap demikian. Atau setidaknya, mulailah mencontoh apa yang telah pakcik Tony tempuh untuk tetap merenda tali silaturahmi dengan pelanggan potensial Airasia.

TELAAH DIKSI DAN TATABAHASA

Telaah pemilihan kata dan tatabahasa dalam authentic letter pakcik Tony, setidaknya bermanfaat bagi saya untuk membantu siswa memahami bagaimana struktur-struktur tertentu dalam bahasa Inggris digunakan.

Mari kita lihat paragraph pertama :

“The past few weeks have been the most difficult weeks of my life since starting AirAsia 13 years ago”

Have been adalah struktur present perfect tense yang digunakan untuk menjelaskan betapa selama beberapa minggu terakhir ini Tony rasakan sebagai minggu-minggu paling yang sulit’. Present perfect tense digunakan –salah satunya-- dengan penanda waktu since. Lalu kenapa pula Tony menggunakan kata starting, bukannya start atau started? Mudah saja, setelah kata keterangan since (sejak), kata kerja di belakangnya haruslah gerund (V-ing).

“I wanted to reach out and thank you for the warmth and support given to all of us. Your messages of love and encouragements strengthen our resolve to be better. We will continue to provide updates as the investigation goes on”

Siswa saya bertanya kenapa bukan reacheddan thanked setelah wanted to?. Sederhana; bila kata want diikuti kata kerja lain, kata kerja pengikut tersebut haruslah to infinitive, yakni kata kerja ‘polosan’ (bukan past, bukan V-ing, tidak pula ditambah ‘e/es’ di belakangnya) meskipun kata kerja di depannya adalah past (wanted, misalnya).

Apa pula arti given (past participle, atau yang biasa disebut V3)? Kata given di atas adalah bentuk pendek dari which is given, which are given, atau which has been given yang artinya adalah (yang diberikan atau yang telah diberikan).

Siswa saya bertanya pula kenapa kata kerja strenghten (derivative dari strong) tidak mendapatkan bubuhan ‘s’ (strengthens) di belakangnya? Itu karena subjek kalimat itu adalah subjek jamak (your messages of love and encouragements). Kenapa pula dipakai goes, bukannya go? Jangan tertipu, goes adalah kata kerja untuk investigation (subjek tunggal) bukan untuk updates (subjek jamak).

“Rest assured, we are committed to reviewing and improving our products and services. We are more focused than ever to provide you with nothing but the best”

Apa arti rest assured? Artinya adalah ‘selain dari itu, di atas itu semua’. Lalu kenapa pula ada bentuk V-ing (reviewing and improving) setelah to di belakang committed? Bukannya seharusnya review and improve? Nah ini dia jawabannya. To di belakang committed bertindak sebagai preposisi (seperti to you, to him, to London) dan bukan sebagai perangkat ‘to infinitive’. Karena itulah, yang berlaku di sini adalah aturan gerund dalam hal mana setiap kata kerja di belakang preposisi harus dalam bentuk V-ing (misalnya thank you for coming, he left without paying, turn off the machine by pressing the red button, dan sebagainya). Kemudian, apa arti ungkapan provide you with nothing but the best? Artinya : menghadirkan yang terbaik bagi Anda.

“Even in our toughest times, we will continue to be the world’s best and be better for you”

Sejumlah siswa kritis tahu bahwa setelah kata kerja continue, bentuk V-ing harus digunakan (continue being, continue providing). Jawaban saya, untuk continue dan stop, bisa dua-duanya; pakai to infinitive atau gerund.

“Together with my 17,000 Airasia Allstars, we ask that you join us in praying for the family members and loved ones of those on board QZ8501”

Siswa tahu bahwa kata kerja setelah ask (meminta, mengharap) haruslah diikuti to infinitive (we ask you to join us…). Itu benar. Tapi dalam surat ini, Tony memilih cara yang lebih sopan, yakni ‘we ask that you join us…..

Apa arti loved ones? Itu artinya ‘orang-orang yang dicintai, orang-orang tercinta’.Apa pula makna those? Those di sini bermakna ‘mereka yang’. Jadi, those on board QZ8501 artinya adalah ‘mereka yang berada dalam penerbangan QZ8501’

Demikianlah, mudah-mudahan artikel sederhana ini bermanfaat bagi peminat dan penggemar bahasa Inggris.

Untuk pakcik Tony, melalui artikel ini, terimalah salam takzim saya. Panjenengan sebagai big boss AirAsia yang mengalami masa sulit dengan nahas QZ8501, dan sebagai Tony Fernandes, telah menunjukkan sikap rendah hati, empati, setiakawan dengan mengirimi pelanggan-pelanggan Anda surat yang ber-tone pribadi, yang saya nilai sangat touching, yang secara psikologis membawa perasaan galau pelanggan setia Airasia dari kegamangan terbang bersama Airasia menjadi semangat mendukung.

Salam, pakcik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun