#StopBajualOrangNTT
MENGAPA Anda begitu tega menjadikan sesama Anda sebagai komoditas? Mengapa Anda seolah tak punya beban sama sekali ketika siaran berita di radio, televisi, internet, dan koran-koran melaporkan soal saudaramu ditinju, ditendang, disiram air panas, disetrika, bahkan dibunuh? Jawab!
Anda orang-orang pintar, pasti punya banyak cara untuk melayani nafsu hedonismu. Tapi menjual manusia lain mestinya tak masuk daftar pilihan bisnis. Di mana kau taruh hatimu ketika orang-orang lain menangis? Apa kata hatimu ketika hati orang lain terkoyak lantaran saudaranya mengalami penderitaan luar biasa di tangan para majikan? Bagaimana suasana hatimu ketika jasad saudara sebangsamu dikirim pulang dalam kondisi babak belur? Tidakkah hatimu tergetar mendengar teriakan pilu orangtua, suami/istri, atau anak-anak mereka?
Beking? Illegal? Omong kosong! Tidak ada pejabat penting berpangkat tinggi yang melindungi usaha Anda. Untuk apa pakai beking-bekingan kalau semuanya berjalan sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku? Apalagi mafia. Mafia apa? Mana ada?
Baiklah. Anda mengantongi semua perizinan. Lengkap! Surat-surat segala macam oke. Proses perekrutan transparan dan tidak merasa ada pihak yang Anda tipu. Bahwa para calon TKI/TKW itu sukarela mendatangi perusahaan Anda untuk mendaftar, sudah cukup umur, dan memenuhi semua syarat.
Tapi, urusan administrasi yang lengkap itu saja mestinya belum cukup bila orientasi bisnis Anda adalah bisnis ketenagakerjaan. Mestinya yang Anda jual adalah tenaga mereka, bukan manusianya! Jika tenaganya saja yang Anda jual, maka tenaga itu mestinya cuma dipandang potensi, bukan “produk”. Sebelum menawarkan potensi itu, Anda mestinya bertanggungjawab mengembangkannya melalui pembinaan, pelatihan ketrampilan, dan memberi kemampuan lainnya sebagai bekal sebelum melepasnya ke pasar. Anda juga harus sigap manakala mereka menghadapi masalah di tempat kerjanya.
Sudahkah Anda melakukan hal-hal itu secara benar? Jika belum, maka bisa dipastikan Anda telah melakukan perdagangan manusia atau human trafficking. Maka hampir dipastikan mereka akan menjadi korban amukan para majikan. Dan ketika mereka babak belur bahkan mati mengenaskan, Anda seenaknya lepas tangan dan sama sekali tak merasa berdosa.
Silakan bantah. Bilang ke semua orang kalau Anda tidak menjual manusia. Anda cuma menyalurkan tenaga kerja. Anda justru membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan. Anda membuka peluang bagi orang-orang untuk memperoleh penghasilan dengan bekerja di kota-kota besar sampai ke luar negeri. Anda hanya memperoleh hak dari hasil menyalurkan mereka ke sana. Bahkan Anda ikut berjasa mendatangkan ratusan triliun remitansi untuk membantu keseimbangan fiskal negara.
Omong kosong! Saya menuduh Anda sebagai orang yang hanya mencari keuntungan pribadi dan komplotan Anda! Anda bertanya balik; mengapa? Dan saya menjawab; di mana Anda ketika mereka disiksa? Di mana Anda ketika mereka disetrika? Di mana Anda ketika mereka diperlakukan lebih buruk dari binatang? Di mana Anda ketika nyawa mereka terancam? Di mana Anda ketika mereka hendak digiring menuju tiang gantungan?
Kalau boleh memberi saran, Anda bisa kaya raya dengan cara lain. Silakan memburu kekayaan demi melayani nafsu hidup mewah Anda, tetapi tidak dari hasil menjual sesama manusia! Gunakan bakat berbisnis Anda untuk usaha legal dan bermartabat. Hentikan menjual sesamamu dengan cara apapun!
#StopBajualOrangNTT
Seorang Ibu dari Kampung Selamatkan Anak Gadisnya yang Menjadi Korban Trafficking
Ketua Komisi IX DPR: Mafia TKI Selalu Terkait Aparat
Perdagangan Orang dan Memblenya Kepolisian
Suara-suara Dukungan untuk Brigpol Rudy Soik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H