Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ismeth Abdullah “Penantang Berat” di Pilgub Kepri

21 Agustus 2014   03:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14085397461550684082

Untuk diketahui, DPRD saat ini sebanyak 45 orang dan total suara sah pada Pemilu Legislatif lalu sebanyak857.959 suara. Selain tiga besar di atas, raihan suara dan kursi di DPRD Kepri 2014 masing-masing  Hanura 73.265 suara/5 kursi, PKS (57.621/ 4), Gerindra  (71.417/3), PKB  (42.633/3), PAN    (61.668/2 ), Nasdem  (58.831/2), PPP (53.161/2), PKP (16.335/ -), dan PBB  (14.136/ -).

Pintu PDIP hampir dipastikan untuk Surya Respationo. Pintu Golkar belum ada kepastian, bisa saja HM Sani menggandeng Ansar Ahmad, bisa juga Ismeth menggandeng Ansar, jika yang bersangkutan hanya membidik posisi Wagub. Namun bila Ansar ngotot maju Kepri Satu, maka akan menutup peluang Ismeth dan HM Sani dari Partai Beringin.

Sementara Demokrat, kemungkinan akan diberikan kepada Ahmad Dahlan. Namun ini pun belum ada kepastian, mengingat Ketua DPD Demokrat Kepri telah membantah partainya akan mengusung Dahlan. Peluang lainnya, Demokrat menduetkan Dahlan sebagai wakil dari HM Sani, atau bisa juga mengusung Ismeth-Dahlan.

Sedangkan Ismeth sendiri dikabarkan sedang berusaha membangun komunikasi dengan Bupati Karimun Nurdin Basirun (Golkar) dan Bupati Lingga, Drs H Daria (Golkar).  Peluang terbentuknya pasangan Ismeth-Nurdin diperkirakan akan tersandung oleh pergerakan Surya Respationo yang santer dikabarkan sudah sepakat dengan Nurdin.  Pasangan ini, konon telah mendapat sokongan dari Partai Hanura.

Apabila tidak bisa menggunakan Golkar ataupun Demokrat sebagai kendaraan politik, Ismeth masih mungkin menggalang dukungan dari Parpol lainnya untuk membentuk koalisi Parpol. Artinya Ismeth paling kurang harus bisa mengkonsolidasi tiga Parpol, yakni Gerindra, PKB, dan PAN. Atau ditambah dengan dukungan dari Nasdem, PPP, PKP, dan PBB.

Pilihan lainnya adalah maju sebagai calon independen. Ismeth diperkirakan tidak terlalu kesulitan, mengingat selama vakum dari dunia politik, namanya selalu dibawa oleh sang istri, Aida Nasution, politisi elite di Kepri yang juga menjadi kontestan Pemilukada Gubernur Kepri tahun 2010. Ketika itu Aida berpasangan dengan Eddy Wijaya (mantan Sekda Kepri) dan hanya menduduki posisi ketiga dengan raihan194.049 suara atau 31,21 persen. Mereka kalah dari pasangan usungan PDIP Sani-Surya (231.951/ 37,3 %), dan  Nyat Kadir - Zulbahri (195.847 suara/31,49 %).

Kendati kalah, raihan suara Aida sedikit menggambarkan masih adanya pengaruh Ismeth. Aida juga memperoleh suara signifikan (129.291 suara) ketika maju sebagai calon anggota DPR-RI 2014-2019  lewat Partai Demokrat, meskipun dia gagal melenggang ke Senayan.

Ini baru sebatas perkiraan awal, mengingat situasi politik yang dapat berubah sangat cepat. Namun diperkirakan yang bakal bertarung dalam Pemilukada Kepri Mei 2015 mendatang tidak jauh dari nama-nama tersebut. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun