Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Hadapi Harga Baru BBM dengan Upah Lama

18 November 2014   20:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:29 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416310570532922962

•             Ribuan Buruh Unjukrasa di Kantor Walikota Batam

[caption id="attachment_336428" align="alignnone" width="630" caption="Ribuan buruh dari berbagai kawasan industri di Batam memenuhi jalan di depan Kantor Walikota Batam, Selasa (18/11/2014) (foto: eddy mesakh)"][/caption]

PAGI tadi, Selasa 18 November 2014, isu pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi topik hangat dalam dialog interaktif “Halo Batam” di Batam FM 100.7 MHz, sebuah radio swasta di Kota Batam, Kepulauan Riau. Sejumlah penelepon melontarkan uneg-uneg soal naiknya harga BBM. Ada yang pasrah, ada yang setuju, ada juga yang mengeluh.

Saya memantau dialog interaktif favorit masyarakat Kota Batam itu melalui radio di mobil ketika dalam perjalanan. Ada penelepon yang menyetujui keputusan Presiden Joko Widodo mengurangi subsidi BBM. Seperti diketahui, pemerintah memutuskan harga premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter.

Sementara itu, kondisi lalu lintas di sekitar kawasan industri Tanjung Uncang dan Mukakuning, mulai macet parah akibat berkumpulnya massa buruh yang hendak konvoi menuju Kantor Walikota Batam di Dataran Engku Putri, Batam Centre, untuk menuntut kenaikan UMK tahun 2015. Arus lalulintas dari arah Batu Aji dan sekitarnya yang hendak menuju Batam Centre dan Nagoya, terpaksa harus memutar arah melalui Sekupang.

Aksi buruh ini juga mendapat kritik dari beberapa penelepon, terutama mengimbau agar unjukrasa tidak anarkistis sehingga merugikan pihak lain. Seorang penelepon lainnya mengimbau buruh agar sebaiknya menyampaikan usulannya secara tertulis agar lebih jelas dan poin-poin yang diajukan tidak berubah-ubah andaikata berlanjut ke pembahasan di meja perundingan.

Melalui dialog interaktif tersebut, seorang penelepon mengeluh lantaran kaum buruh, terutama level operator, harus memikul beban ekonomi sebagai dampak kenaikan harga BBM dengan standar upah lama. Upah Minimum Kota (UMK) Batam tahun 2014 sebesar Rp 2.422.092 harus dikelola sedemikian rupa sehingga bisa menutupi beban harga BBM yang baru diputuskan Presiden Jokowi pada malam Senin (17/11/2014).

Si penelepon, seorang pria, mengungkapkan tidak mungkin mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, namun dia juga meminta masyarakat – terutama yang merasa ekonominya lebih mapan – agar objektif terhadap reaksi buruh yang hari ini menggelar demonstrasi menuntut revisi UMK Batam tahun 2015. Sementara penelepon lainnya menyatakan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas keputusan pengurangan subsidi BBM agar pemerintah bisa mengalihkan anggaran subsidi untuk pembangunan infrastruktur, menyalurkan subsidi langsung ke masyarakat yang membutuhkan, dan untuk menunjang kegiatan ekonomi lainnya yang lebih produktif.

Tuntut revisi UMK 2015

Di bawah guyuran hujan yang cukup lebat tak menyurutkan ribuan buruh yang berunjukrasa di depan Kantor Walikota Batam. Buruh dari sejumlah organisasi/asosiasi pekerja itu datang secara bergelombang sejak pagi. Iring-iringan kendaraan massa dari arah Mukakuning menuju Batam Centre sempat menimbulkan kemacetan.

Dari atribut berupa bendera yang dibawa massa, tampaknya demonstran berasal dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSPI) dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

Tuntutan buruh dalam aksi tersebut agar Pemerintah Kota Batam merevisi kembali usulan UMK Batam 2015 yang diusulkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) sebesar Rp 2.664.302 (naik 10 persen dari UMK 2014 sebesar Rp 2,422.092)  menjadi Rp 3.300.000. Buruh mendesak agar nilai inilah yang harus diusulkan Walikota Batam kepada Gubernur Kepri untuk ditetapkan sebagai UMK Batam 2015. Buruh semakin keberatan dengan usulan upah sebelumnya, lantaran harga BBM sudah naik, sementara harga kebutuhan pokok sudah duluan naik. Di samping itu, tidak ada kontrol pemerintah terhadap harga kebutuhan pokok sehingga sangat fluktuatif atau tidak menentu.

Sehari sebelumnya, Senin (17/11) pagi, ketika berbelanja di Pasar Toss 3000, di kawasan Jodoh, saya berhadapan dengan harga-harga sayuran yang cukup tinggi. Padahal, pasar yang hanya beroperasi hingga pukul 10.00 pagi ini, merupakan pasar terbesar dan terkenal paling murah di Kota Batam. Harga cabai merah bervariasi antara Rp 80.000 – Rp 90.000 per kilogram (kg), cabai rawit Rp 60.000 – Rp 65.000/kg, buncis Rp 8.000/kg, kacang panjang Rp 8.000/kg, pakis Rp 9.000/kg, kol Rp 6.000/kg, sawi hijau Rp 8.000/kg. Sayuran yang cukup murah adalah kangkung Rp 4.000/kg dan bayam Rp 5.000/kg. Sementara ayam broiler masih stabil antara Rp 22.000 – Rp 24.000/kg dan ikan bervariasi tergantung jenis, namun yang termurah, ikan jenis benggol (sejenis sardines kecil) Rp 18.000/kg.

Selain menuntut revisi UMK 2015, buruh juga menolak kenaikan harga BBM, tingginya harga gas tabung 3 kg di mana harga pasaran ada yang mencapai Rp 20.000 hingga Rp 26.000 per tabung, dan seperti aksi serupa tahun-tahun sebelumnya, buruh juga mendesak penghapusan outsourcing (sistem kontrak) dan menolak upah murah. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun