Pasti banyak diantara kita semua yang menyaksikan pertandingan kualifikasi Grup Piala AFC antara wakil Indonesia, Persija Jakarta melawan wakil dari Singapura, Tampines Rovers dimana Sang Macan Kemayoran bisa menggulung tamunya dengan skor menyakinkan 4-1.Â
Pertandingan yang menurut saya bisa mencerminkan kekuatan sepak bola kita yang sebenarnya tidak kalah dengan negara-negara tetangga, seandainya ketika pertandingan pertama Persija menurunkan semua pemain utamanya saya punya kenyakinan Persija akan pulang dengan 3 angka, minimal 1 angka karena melihat kualitas pertandingan semalam melawan Tampines.Â
Indonesia sebenarnya bertabur talenta yang sangat banyak karena memang sepak bola sudah menjadi hiburan rakyat yang sangat digandrungi oleh semua kalangan. Tentu kita bisa melihat bagaimana Persipura dengan talenta lokalnya bisa menguasai Liga Indonesia beberapa musim terakhir. Ini baru satu daerah di Papua belum lagi Tulehu di Maluku yang begitu produktif menyumbangkan pemain untuk tim nasional Indonesia. Mengapa sampai saat ini pengembangan sepak bola kita masih seperti jalan di tempat ?
Jawaban atas itu semua mungkin karena kepentingan para pemangku jabatan di PSSI yang sepertinya menutup mata untuk pengembangan pemain muda Di Indonesia, padahal di setiap daerah sudah ada kantor pemprov PSSI seharusnya mereka bisa memanfaatkan untuk menyaring bakat-bakat dari daerah yang bisa menjadi cikal-bakal tim nasional yang kuat.
Tapi sepertinya hal itu ibaratkan jauh api dari panggang. Mungkin dalam beberapa saat kita sebagai pencinta sepak bola Indonesia harus bisa bersabar melihat kejadian yang terjadi di Sepak Bola Indonesia. Kick Off Liga1 untuk musim 2018 saja belum pasti sampai sekarang dan operator liga masih berhutang subsidi Liga1 musim lalu kepada klub-klub yang berlaga di Liga1 musim lalu.
PSSI jaman sekarang sepertinya hanya ganti casing saja, tapi didalam masih seperti yang lama. carut marut pengurusan juga bisa di lihat dari di putusnya kontrak dari pelatih U19, Coach Indra. Yang dimana Timnas U19 sampai saat ini belum memiliki pelatih tetap dan dilatih sementara oleh Bima Sakti.
Kita tentu berharap bahwa kepengurusan Sepak Bola bisa dilakukan dengan profesional, tidak perlu bermimpi terlalu tinggi dulu seperti liga Eropa, cukup bermimpi dulu seperti Liga Jepang yang notabene mencontek liga dari Liga Indonesia jaman dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H