Mohon tunggu...
eddy flo fernando
eddy flo fernando Mohon Tunggu... -

belajar nulis sejak sekolah dasar dan bercita-cita jadi penulis, malah nyasar di dunia broadcast. untuk menghibur diri dan memenuhi ambisi masa kecil coba-coba nulis lagi di blog.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eulogi untuk Pa Niel

28 November 2009   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:10 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

'setiap orang mempunyai pahlawannya sendiri'
........
empat tahun yang lalu ketika silet pindah kantor dari caringin barat ke caringin utara, aku berkenalan dengan pasangan suami istri paruh baya dan hampir sepuh, pa niel dan ibu. kantor dua (demikian awak indigo menyebutnya) berhadapan dengan warung mie ayam dan bakso milik pa niel dan ibu. warung koramil, begitu pa niel memberikan nama pada bangunan sederhana seluas 8 x 5 m2 itu. Mungkin karna letaknya bersebelahan dengan markas koramil cilandak selatan, pa nielpun terkesan memilih aman dgn nama itu. Belum lagi pada dinding bagian dalam ditempel beberapa gambar dan poster yang berkaitan dengan aktivitas tentara alias angkatan bersenjata. Lengkaplah sudah warung mie ayam dan bakso koramil pa niel.

hari-hari pertama pindah, aku malah belum mau mencicipi mie ayam dan bakso pa niel. alasannya aku masih merasa terikat salera pada masakan umi di indigo satu. selain itu, aku juga dah jadi pelanggan setia umi karna faktor sejarah kebaikan umi kepadaku.

seminggu berlalu, saat keluar mencari makan, aku melihat beberapa teman kantor sedang asyik menikmati menu khas warung pa niel, akupun tergoda masuk dan memesan mie ayam. begitu pertama kali mencicipi mie ayam pa niel, aku langsung suka. padahal aku bukan termasuk penggemar mie ayam apalagi bakso. pa niel dan ibu tahu bagaimana memikat pelanggan seperti aku. alhasil, mulai saat itu aku menjadi pelanggan setia dan tamu tetap di warung pa niel.

pa niel dan ibu sangat ramah serta paham betul kesulitan karyawan muda seperti diriku. dalam mengolah mie ayam dan bakso, keduanya begitu memperhatikan kebersihan perabot masak dan bahan-bahan pembuatan mie ayam. bukan hanya itu, pa niel dan ibu tak segan-segan memberikan kas bon atau utang kepadaku dengan jumlah yang tak terbatas. akibatnya, berulangkali pa niel dan ibu kehabisan dana untuk membelanjakan bahan-bahan pokok pembuatan mie ayam dan bakso. menariknya pa niel dan ibu tidak pernah mengeluh atau memaksa aku untuk segera melunasi daftar bon yang kadang-kadang dicatat dan kadang terlewatkan begitu saja.

lama kelamaan hubungan pemilik warung dengan pelanggan berubah menjadi orang tua dan anak. pa niel dan ibu memberi perhatian yang besar padaku sama seperti orang tuaku. tak jarang aku dinasihati dan ditegur jika ada tindak tanduk yang keterlaluan, pa niel juga acap meminta rokok ke aku demikian sebaliknya. saat aku suntuk memikirkan naskah silet yang sok ribet, pa niel sering jadi tempat curhatku. dari warung pa niel dan keramahannya inspirasi tulisanku mengalir.

satu setengah tahun yang lalu, aku melihat ada yang berbeda dari pa niel. penyakit gula yang telah lama disembunyikannya menggerogoti ketahanan fisik beliau. badannya mulai ringkih dan sering sakit-sakitan. meski sakit pa niel tetap saja ceria dan berusaha melayani para pelanggannya. anjuran untuk istirahat tak pernah dihiraukan. katanya jika tidak bekerja, sakitnya malah menjadi-jadi. memang aneh, tapi itulah pa niel. bahkan akibat naiknya kadar gula, menyebabkan matanya rabun dan kakinya bengkak, pa niel keukeuh memakai tongkat untuk melayani para pembeli. dalam umur yang sudah hampir sepuh dan kondisi sakit, pa niel tak pernah mengeluh. beliau tetap suka bercanda dengan memanggil aku : cucak rowo. entah apa yang dimaksudkannya yang jelas pa niel suka mengajari aku bahasa jawa dan bahkan bertukar pendapat tentang politik atau kasus-kasus artis yang sedang diangkat silet. tanpa sengaja pendapat pa niel yg begitu sederhana mengajarkan padaku suatu pola komunikasi yang low content alias membahas sesuatu dalam bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan tidak bertele-tele.

buat aku, sosok pa niel adalah pekerja yang tabah, ulet dan ugahari. beliau tidak pernah memikirkan berapa besar keuntungan tapi bagaimana usahanya bisa membantu orang lain. mungkin ada cita-citanya yang belum terwujud seperti naik haji bersama ibu dari usaha warung mie ayam dan baksonya.

maka melalui goresan kenangan ini, aku bermimpi teman-temanku di indigo bisa membantu mewujudkan cita-cita pa niel menunaikan rukun islam yang kelima. betapa besar jasa pa niel buat orang-orang yang diselamatkan warung mie ayam dan baksonya. tapi kadang harus diakui, jasa orang-orang seperti pa niel kerap dilupakan begitu saja.

selamat jalan pa niel, semoga damai di surga. doaku bersamamu. amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun