Ajakan Presiden Jokowi untuk menjadikan lautan sebagai sumber kemakmuran bangsa, semua pasti setuju. R.J. Lino langsung menyebutkan jalan tol laut, ahli lain memberi mahalnya biaya logistik kita yang 24% padahal Thailand hnaya 16% bahkan Jepang 10%. Kita harus berada di laut, di teluk, di selat untuk memanfaatkan laut semaksimum kita.
Sangat menyesal bahwa kenyataan sehari hari kita sangat tidak memndukung terhadap harapan besar terhadap laut kita ini. Apa pasal? Hampir setiap hari televisi memberitakan kapal tenggelam dilaut membawa korban manusia dan harta yang sangat berharga. Demikian juga hampir setiap hari kita mendengan nelayan tidak dapat melaut karena takut tenggelam karena ombak yang tinggi. Keberanian kita untuk berada di laut semakin hari semakin menciut karena takut tenggelam, sehingga hal ini akan menjadi penghambat utama dari usaha kita mengolah kekayaan laut kita. Kata lain pemanfaatqan maritim bisa jadi sebuah harapan kosong.
Alat ransport laut satu satunya adalah perahu/kapal. Alat angkut  perahu adalah sebuah alat yang tidak handal, tetapi tetap masih kita pakai. Perahu dipakai karena alat ini bisa mengapung, sehingga dapat ditumpangi. Namun kemampuan mengapung ini ini disandarkan kepada udara yang terperangkap dalam badan perahu. Pengapung udara ini sangat mudah tersingkir disebabkab bocor atau pecah atau tertimpa air dari atas kapal dalam jumlah besar. Bila udara ini terusir itu berati perahu itu kehilangan daya apungnya alias tenggelam. Tenggelamnya perahu itu yang semakin lama semakin menakutkan orang untuk turun ke laut. Ketakutan itu makin lama makin kuat.
Agar doktrin maritim ini dapat kita wujudkan, ketakutan melaut ini harus kita kurangi atau kita kita tiadakan agar semboyan yales veva jaya mahe. Cara menghilangkannya adalah dengan mengganti udara sebagai daya pengapung yang mudah terusir dengan material solid yang ringan yang bernama styropor bahasa kampungnya gabus putih.
Jika dua buah pipa pralon diameter 60 cm diisi penuh dengan styropor lalu diletakkan sejajar dalam jarak dua meter, lalu kita gabungkan dengan papan  tebal tebal 3cm, dan lebar sebesar 20 cm sebanyak  20 lembar sepanjang 3 meter secara melintang, kita akan mendapatkan sebuah kenderaan laut yang bernama KATAMARAN. denghan kapasitas muat 3,5 ton. Katamaran ini pasti tidak tenggelam, mudah membuatnya, murah bahan bahannya dan cukup kuat konstruksinya dengan penggunaan energi yang hanya 70%.
Usul kepada bapak Presiden, bikin instruksi: GANTI PENGGUNAAN PERAHU YANG PASTI RENGGELAM DENGAN KATAMARAN YANG PASTI TIDAK TENGGELAM UNTUK Â SELURUH INDONESIA, agar doktrin maritim kita bisa sukses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H