Mohon tunggu...
Effendi Sutanja
Effendi Sutanja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya Effendi Sutanja, pensiunan, dengan hobby membaca, menulis, jogging, penyair

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Saka Merah Putih Idolaku

14 Agustus 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:18 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lima puluhan dalam usia anak-anak, aku takjub melihat Sang Saka
Merah Putih berkibar di halaman sekolah, walaupun terbata-bata aku
mencoba mengikuti lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Kemudian menjelang tahun enam puluhan dalam usia remaja aku mengikuti
kegiatan menggambar yang melukiskan perjuangan membebaskan Irian Barat
yang sekarang dikenal dengan tanah Papua dengan tidak lupa mengikut -
sertakan bendera merah putih.

Walaupun merupakan kewajiban sebagai siswa untuk mengikuti upacara pe
ringatan Hari Kemerdekaan di tengah terik mentari, tetapi pengaruhnya
aku rasakan sampai usia pemuda dan dewasa, ketika aku mendaftarkan di
ri sebagai tenaga sukarelawan di Front Nasional dan "untungnya" orde
berubah sehingga hanya namaku yang tercatat tetapi tidak dikirim ke
front untuk membawa kibaran Merah Putih.

Ketika usia semakin lanjut dan tenaga mulai uzur pengaruh Indonesia
Raya masih melekat kuat, terbukti ketika mendengar lagu kebangsaan
hatiku masih bisa terharu dan semangatku bangkit melawan usia tuaku

Tetapi aku terhenyak ketika slogan dan semboyan dari Sabang sampai
Merauke berkibarlah bendera Sang Saka, kini mulai dilupakan dan ter
bukti Sang Saka idola ku di tengah era reformasi dan otonomi ternya
ta digunakan untuk mendampingi (kata yang lembut untuk digantikan)
dengan warna yang lain.

Apakah keturunanku kelak tidak lagi menghayati gagahnya Sang Saka
Merah Putih dan kumandang lagu kebangsaan idolaku ?
Mudah-mudahan pandangan mata tuaku menangkap fatamorgana ketika me
dia menayangkan pengibaran bendera yang asing bagi kornea mataku.

Besok enam puluh delapan tahun usia negaraku dan setua itu merah
putih telah berkibar sejak diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung
Hatta.
Apakah generasi reformasi yang tidak pernah mengalami getaran jiwa
Nasionalisme mungkin merubah "nasib" Sang Saka pujaanku ?
Mudah-mudahan ini hanya pikiran tua yang mulai pikun !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun