Mohon tunggu...
Effendi Sutanja
Effendi Sutanja Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya Effendi Sutanja, pensiunan, dengan hobby membaca, menulis, jogging, penyair

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir Bandang Mini di Kota Bogor

12 Maret 2014   03:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga hari yang lalu, tepatnya hari Sabtu, tanggal 8 Maret Kota Bogor Selatan
dikejutkan dengan peristiwa "banjir bandang" solokan irigasi Cibalok buatan
jaman Belanda yang melewati Bogor Selatan dan meluncur di bawah pertoko-
an Jalan Suryakencana.

Sungai Cibalok adalah irigasi mini buatan manusia jaman "doeloe" yang menga
lir sepanjang Bogor Selatan dan berakhir di Kebun Raya Bogor untuk mengisi
kolam-kolam buatan dan saluran air sepanjang istana Bogor.

Adalah "perbuatan manusia" yang tidak menjaga kebersihan (padahal moto
Kota Bogor adalah Kota BERIMAN = BERsih Indah dan NyaMAN) sehingga te-
pat dipintu air Gang Aut, yaitu awal Jalan Suryakencana sampah menutup
aliran Sungai Cibalok dan berakibat "banjir bandang mini" yang tidak menghan
curkan rumah-rumah tetapi beberapa pedagang mengalami kerugian materil
karena barang dagangan lenyap akibat tersapu oleh derasnya air.

Masih beruntung penghuni Kampung : Warung Bandrek, Kutajaya dan Pada-
suka, banjir bandang mini ini berakhir di bawah jembatan Sungai Cipakancilan
dan menyatu dengan aliran sungai tersebut, sehingga banjir bandang tidak
berlarut-larut dan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.

Pertanyaannya apakah masih tepat bila kita memberi jargon kota Bogor seba
gai Kota BERIMAN ?
Dan satu hal yang membuktikan betapa semrawutnya penataan kota Bogor
adalah bekas galian kabel telepon, listrik, seluler, gas terbongkar oleh "banjir
bandang mini" karena bekas galian ditutup asal-asalan dan tadi pagi ketika
saya melewati Gang Aut terlihat lubang-lubang besar yang memuat lilitan ka
bel-kabel.

Menjelang hari ketiga belum terlihat petugas memperbaiki hal tersebut dan
mungkin saja pihak terkait operator telepon, listrik, selular menganggap itu
bukan kesalahan mereka, tetapi "peristiwa alam" yang membuktikan betapa
rapuhnya penataan jalan di Kota Bogor

Mungkin Bogor yang mendapat julukan kota hujan dan sering menjadi biang
keladi banjir di kota Jakarta, dalam kurun waktu mendatang dikhawatirkan
terkena musibah banjir akibat kelalaian manusia. Semoga tidak !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun