Mohon tunggu...
Eddo Richardo
Eddo Richardo Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Jurnalis media grup Jawa Pos

Ikhtiar, Menuju kehidupan yang hakiki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Trauma Gempa di Padang Masih Membekas

2 Februari 2019   23:25 Diperbarui: 3 Februari 2019   00:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu di luar gedung. Dokpri

Sabtu, 2 Februari 2019, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat diguncang gempa berkekuatan 5,3 Magnitudo dengan pusat di Pulau Mentawai menurut Informasi BMKG.

Kebetulan waktu gempa terjadi saya sedang berada di Padang menjalani tugas kedinasan dan merasakan dua kali goyangan gempa yang membuat rasa khawatir yang membuncah karena di daerah saya, Pulau Bangka alhamdulilah tidak pernah merasakan gempa.

Menunggu di luar gedung. Dokpri
Menunggu di luar gedung. Dokpri
Gempa pertama kali yang saya rasakan terjadi sekitar pukul 16.00 wib, waktu itu saya baru nyampai di lobby salah satu hotel  di Jalan Sudirman untuk menanyakan kunci kamar yang dititip. Belum sempat menerima kunci, petugas resepsionis berteriak gempa dan kemudiam langsung berlari keluar hotel. Saya ikutan keluar bersama dengan puluhan tamu hotel lainnya.

"Ini gempa kedua hari ini, dan kali ini getarannya terasa cukup besar, Padang sudah lama tidak merasakan gempa,"ungkap salah seorang petugas hotel.

Sekitar 15 menit saya berada di luar dan kemudian kembali masuk ke hotel untuk beristirahat. Sekitar pukul 17.30 wib, ketika sedang berada di WC, getaran kembali mengguncang ketika saya sesang duduk di kloset..cukup besar goyangannya hingga saya bisa merasakan gerakan gedung hotel. Sembari berdoa dalam hati saya selesaikan mandi kilat dan langsung ke luar gedung.

Dok.pri
Dok.pri
Alhamdulillah, hingga pukul 23.00 wib, guncangan gempa tidak terasa lagi dan gempa yang saya rasakan ini membuka kenangan lama waktu saya berada di Padang pada tahun 2000.

Waktu itu, saya baru satu tahun kuliah dan menetap di padang. Gempa yang berpusat di Bengkulu tersebut saya rasakan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.

Saya yang masih tidak mengerti tentang bahaya gempa bukannya langsung keluar dari kamar kostsan, namun malah memegang televisi yang berada di kanar karena takut jatuh. Salah seorang berteriak agar segera keluar dan tinggalkan tv tersebut dan ternyata orang orang sudah ramai..

Trauma gempa padang kembali saya rasakan dan masih membekas bagaimana kepanikan warga terlihat jelas.

Dari pengalaman saya tersebut, saya sedikit memberi tips yakni :

  •  jika mengalami gempa kita jangan langsung panik, namun harus tetap tenang dan langsung ke luar ruangan mencari tempat terbuka menghindari robohnya gedunh.
  • Segera tinggalkan apa saja barang yang kita rasakan berharga karena keselamatan kita nomor satu.
  • Segera ajak teman, keluarga atau orang orang yang ada dalam ruangan karema ada orang yang tidak pernah merasakan gempa akan linglung dan tidak bisa berbuat apa aoa karena hanya bisa termangu.
  • Setelah memastikan keadaan aman segera hubungi keluarga lainnya memastikan kita baik baik saja.
  • Berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing masing agar kita semua dilindungi.

Demikan sekelumit kisah tentang gempa yang saya rasakan dan semoga teman teman handai taulan lainnya tidak pernah merasakan dan berharap negeri kita tercinta ini dihindari dari segala musibah..Amiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun