Bagi beberapa penggemar sepakbola mungkin sedikit yang mengetahui tentang keberadaan Liga Santri Nusantara yang sudah digelar sejak tanggal 23 s/d 29 Oktober 2017 di kota Bandung, Jawa Barat. Liga yang baru berjalan selama 3 tahun ini yang diselenggarakan dalam rangka Hari Santri Nasional telah melahirkan juara baru pada tahun 2017 yakni Pondok Pesantren Darul Huda Ponorogo, Jawa Timur yang berhasil mengalahkan Pondok Pesantren Darul Hikmah Cirebon dengan skor 1-0 pada babak final yang digelar, Minggu malam (29/10/2017) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung.
Liga santri  yang diikuti 32 tim sepakbola Pondok Pesantren se-Indonesia tersebut telah melahirkan juara sejati karena para pemain muda yang berasal dari pondok pesantren tersebut telah menampilkan permainan olahraga sepakbola yang santun dimana tidak ada terdengar pemainnya menyampaikan protes berlebihan terhadap putusan wasit, tidak ada yang berniat untuk menciderai pemain lawan karena mungkin mereka mempunyai perspektif bahwa sama-sama santri dan merupakan satu bangsa, Bangsa Indonesia.Â
Pada putaran final yang digelar tadi malam juga, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, juga seperti menjadi tempat suci karena para suporter, pemain, dan tamu undangan yang memadati stadion melaksanakan Sholat Magrib berjamaah dan pada waktu jalannya pertandingan disepakati pemain yang terkena kartu diwajibkan mencium tangan pengadil lapangan tanda hormat dan santunnya para santri atas putusan Pengadil lapangan.Â
Talenta-talenta muda sepakbola yang selain mempunyai skill sepakbola dan juga kepribadian baik karena ditempa dengan kedisplinan, jiwa agamis, dan saling menghormati di Pondok Pesantren jika terus dilakukan pembinaan akan menjadi pemain sepakbola yang mumpuni seperti pemain Timnas U-19, Rafli Mursalim yang merupakan jebolan Liga Santri Nusantara 2016.
Diharapkan juga, Liga ini akan terus bergulir sebagai salah satu wadah menyalurkan bakat sepakbola para santri dan juga dapat menjadi sebagai tempat untuk memunculkan talenta berbakat yang tidak hanya mempunyai kemampuan bermain sepakbola tetapi juga kemampuan untuk menyadari bahwa sepakbola itu adalah olahraga semua umat dan menjadi seorang pemain sepakbola yang mempunyai kepribadian baik.Â
Tantangan Para Santri Untuk Menjadi Pemain Sepakbola Sejati
Para santri yang mempunyai hobi dan bakat dalam bermain sepakbola harus menjadikan Liga Santri sebagai muara untuk menjadi pemain sepakbola sejati dengan menunjukkan citra seorang santri yang humanis, sopan, dan disiplin dalam dunia sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang berasal dari didikan Pondok Pesantren juga bisa dijadikan contoh bahwa olahraga sepakbola bukan hanya sekedar untuk meraih kemenangan tetapi juga sebagai olahraga santun, memberikan hiburan kepada suporter, serta memberikan ketauladanan dengan saling menghormati sehingga pemain bola dari Liga Santri merupakan pemain sepakbola sejati yang dihormati kawan dan disegani lawan.Â
Dari 32 tim yang bertanding pada Liga Santri 2017 merupakan hasil seleksi dari setiap daerah yang mengirimkan utusan pondok pesantren untuk mengikuti Liga Santri. Liga santri memang berbeda dengan liga sepakbola yang biasa digelar karena para pemain yang mengikuti liga tersebut memang merupakan anak-anak bangsa yang menuntut ilmu pendidikan di pesantren.Â
Para santri memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam bidang sepak bola sehingga diharapkan selain mempunyai pondasi keagaaman yang kuat, para santri tersebut juga bisa menyalurkan bakatnya dalam dunia olahraga sepakbola sehingga bisa menghasilkan bibit-bibit pemain yang berkualitas.Â
Teruslah berkarya dalam setiap langkahmu para santri, tunjukkan bahwa Santri di Nusantara bisa dijadikan panutan dan berprestasi dalam hingar bingar persepakbolaan Nusantara sesuai dengan tagline Liga Santri yakni Dari Pesantren untuk NKRI, wujud persembahan terbaik anak-anak pesantren di nusantara untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Majulah Sepakbola Indonesia,..Â