Sejarah pernah mencatat bahwa negara Adikuasa Super Power Amerika Serikat juga tak mampu mengalahkan Vietnam Utara dalam Perang Vietnam yang terjadi pada tahun 1957 s/d 1975. Lewat pertahanan berlapis dan menguasai lapangan serta melakukan serangan balik cepat atau serangan mematikan  ke musuhnya yang terlena, Vietnam Utara yang kala itu terkenal dengan sebutan tentara Viet Cong berhasil menghalau Amerika Serikat dan Vietnam Selatan yang hendak mematikan perjuangan Vietnam Utara.
Sejarah kekuatan Vietnam tersebut seharusnya diperhatikan tim nasional Indonesia Usia-18 yang terkenal dengan sebutan Garuda Nusantara dalam pertandingan ketiga Grup B Piala AFF Â melawan Vietnam di Stadion Thuwunna, Yangon, Myanmar, Senin (11/09/2017). Â Garuda Nusantara yang berisi pemain muda utusan dari beberapa daerah di Indonesia takluk 0-3 lewat permainan tenang dan pasti Vietnam.
Seperti halnya Negara Adikuasa Amerika Serikat, Timnas Garuda Nusantara, berada di atas angin dan merasa mempunyai kemampuan untuk menaklukkan Vietnam karena berhasil mengalahkan tuan rumah Myanmar dengan skor 3-1 dan melibas perjuangan anak-anak muda Filipina dengan skor telak 9-0.Â
Tentara Amerika Serikat yang waktu perang Vietnam merasa yakin akan mampu melibas Vietnam tidak menyadari bahwa tentara Viet Cong mempunyai mental baja dan sudah bersiap untuk menahan gempuran Amerika Serikat lewat serangan balik dengan memasang ranjau dan di saat lawan lengah membantai habis pasukan Amerika Serikat.
Nasib Garuda Nusantara tak jauh berbeda dengan Amerika Serikat, dengan kepercayaan diri yang tinggi berusaha terus menggempur pertahanan Vietnam sejak peluit kick off dibunyikan wasit. Namun, dikarenakan tidak efektifnya serangan Egy Maulana Vikri Dkk sehingga pada menit-menit terakhir babak pertama, 2 gol bersarang ke gawang Garuda Nusantara yang dikawal oleh kiper cadangan, M. Aqil Savik. Kelengahan mengantisipasi bola mati dari tendangan sudut membuat gawang Garuda Nusantara kebobolan lewat sepakan keras Le Van Nam dari dalam kotak pinalti pada menit ke-41 dan kemudian pada menit ke-44, Le Van Nam kembali menjebol gawang Garuda Nusantara lewat heading mematikan.Â
Vietnam seperti menampilkan aksi perlawanan perang Vietnam melawan Amerika Serikat, lewat perang gerilya yang menurut sejarah dipelajari dari perang Gerilya Indonesia karena sama-sama mempunyai karakteristik yang sama dengan kawasan hutan rimba dan pegunungan. ranjau darat dan serangan balik cepat dilancarkan Vietnam yang membuat Amerika Serikat menyerah.Â
Garuda Nusantara juga akhirnya menyerah dan harus mengakui kekuatan Vietnam dengan skor 3-0 yang mana gol terakhir diciptakan Bul Hoang Viet Anh lewat tandukan mematikan pada menit ke-86 memanfaatkan tendakan pojok dari sisi kanan gawang Garuda Nusantara. di sisa-sisa waktu pertandingan, Egy Maulana Vikri dkk tak mampu memperkecil ketertinggalan dan tertunduk layu mendengarkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir.Â
Dari pertandingan tersebut, Garuda Nusantara bisa mengambil pelajaran bahwa dalam sepakbola bisa disamakan dengan sebuah perang dimana harus lebih bersabar dan menyiapkan strategi jitu dalam meraih kemenangan. Carilah titik lemah musuh untuk kemudian melakukan gempuran efektif. Seperti halnya Vietnam yang telah mengantisipasi kekuatan Garuda Nusantara dengan melakukan penjagaan ketat terhadap pemain kunci Egy Maulana Vikri sehingga tak mampu menampilkan permainan terbaiknya. Di saat Garuda Nusantara mulai frustasi, Vietnam memanfaatkan kelemahan Garuda Nusantara yang lemah dalam mengantisipasi bola-bola mati dan duel di udara.Â
Hal tersebut diharapkan tidak terjadi lagi dalam pertandingan terakhir melawan Brunei Darussalam yang menentukan lolos atau tidaknya Garuda Nusantara ke babak semifinal. Â Kekalahan dari Vietnam juga harus menjadi pelajaran karena jika Garuda Nusantara lolos ke babak semifinal akan bertemu 2 tim kuat yang selalu mempecundangi Indonesia, Thailand atau Malaysia yang hampir dipastikan menjadi juara dan runner up di grup A. Jika lolos melewati hadangan Thailand atau Malaysia, Garuda Nusantara bisa kembali bersua kekuatan Vietnam apabila keduanya mampu menembus babak final.Â
Semoga pelatih asal urang awak, Indra Syafri, bisa mengatur strategi lebih efektif dalam pertandingan selanjutnya dengan menutup kelemahan dan mencari solusi terbaik bagi Garuda Nusantara dari bola-bola mati dan crossing serta semakin mempertajam lini tengah dan daya gedor agar Piala AFF bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi seperti pada tahun 2013.Â
Kami yakin, anak-anak muda yang tergabung dalam Garuda Nusantara bisa berkembang lebih baik lagi dan terus mengasah kemampuan serta tidak terlena dengan pujian karena di kaki-kaki Garuda Nusantara lah harapan kebangkitan Sepakbola Indonesia diharapkan.Â