Mohon tunggu...
Eddo Richardo
Eddo Richardo Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Jurnalis media grup Jawa Pos

Ikhtiar, Menuju kehidupan yang hakiki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ruwetnya Ikut Tes CPNS di Indonesia

9 September 2017   01:00 Diperbarui: 10 September 2017   08:58 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : sorotjogja.com

''Susah ya ikut tes CPNS tahun ini. Mau lihat hasil pengumuman tes administrasi saja susah dibuka dan harus mencari secara manual satu persatu,'' ujar salah seorang rekan sekerjaku yang sedang mencari hasil pengumuman keponakannya yang mengikuti salah satu formasi CPNS. 

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya memang perekrutan CPNS tahun ini cukup menyulitkan karena mulai dari pendaftaran hingga pengumumannya berbasis online dimana peminat CPNS pada saat mendaftar harus mempunyai jaringan internet yang stabil karena administrasinya seperti Ijazah, KTP, dan surat lamaran harus discan terlebih dahulu dan dikirimkan melalui situs kementerian yang membuka lowongan pekerjaan. Tidak hanya itu saja, berkas administrasi hard copy tersebut juga tetap harus dikirim ke Provinsi dimana Instansi vertikal yang membuka lowongan tersebut berada. 

Pada saat saya mengikuti tes CPNS pada tahun 2010 di Bangka Belitung memang tidak seruwet sekarang yang sudah berbasis Computer Assisted Tes (CAT). Pada waktu itu saya cukup memasukkan berkas lamaran ke kantor Badan Kepegawaian setempat dan langsung diperiksa apakah persyaratan administasi lengkap atau tidak dan setelah itu mengikuti tes tertulis dan menungggu pengumuman diterima atau tidak yang diinformasikan melalui media cetak setempat.

Pada tahun ini, para pelamar CPNS harus mempersiapkan diri sebaik mungkin karena mulai dari pendaftaran sudah harus ekstra mempersiapkan berkas dan untuk tes selanjutnya seperti Seleksi Kompetensi Dasar dan Seleksi Kompetensi Bidang menggunakan sistem CAT yang mana para peserta harus mengikuti tes tersebut di ibukota negara Jakarta dimana kementerian yang membuka lowongan tersebut berada. 

Dari ratusan bahkan ribuan pemuda/pemudi yang mengikuti tes seluruh Indonesia ini nantinya memperebutkan puluhan formasi padahal persiapan mulai dari tenaga, pikiran, dan uang sudah dikeluarkan tidak sedikit karena harus ikut tes di Jakarta. Hal itulah yang menyebabkan salah seorang kerabat saya mengurungkan niatnya untuk mengikuti tes CPNS. 

''Kalau ikut di Jakarta tidak usahlah. Belum tentu lulus,'' ujarnya. 

Namun, kemudian setelah diprotes oleh OMBUDSMAN, seleksi tes CPNS dialihkan kembali ke Bangka Belitung sehingga para pelamar cukup mengikuti tes di Ibukota Provinsi sehingga tidak mengeluarkan biaya besar mengikuti tes di ibukota negara, cukup mengeluarkan uang untuk bensin motor, uang jajan, dan sedikit tenaga untuk mencapai lokasi tes.  

Walaupun ruwetnya, seleksi CPNS di Indonesia dan minimnya gaji  yang bakal diterima nanti yakni untuk CPNS yang mempunyai ijazah Strata Satu (S1) dengan golongan IIIa memperoleh gaji pokok sekitar 2,5 juta, animo cendekia muda untuk menjadi abdi negara pelayan masyarakat tetaplah besar karena merasa posisi PNS masih ideal di tengah-tengah masyarakat.

Dibandingkan dengan negara tetangga yang sudah maju, Singapura, seperti dilansir Metrotv.news.com, PNS di Singapura mengikuti kompetisi terbuka dan meritokrasi dalam seleksi dan penempatan, keterbukaan dan objektivitas dalam penilaian, reward dan recognition berdasarkan performance, tidak memihak dan tidak dapat disuap, membayar dengan 'gaji bersih' yang fleksibel, dan transparansi dalam pemberian imbalan.
Soal upah, PNS tingkat terendah di Singapura rata-rata mendapatkan gaji sebesar 16 juta rupiah. Sementara level tertinggi bisa mencapai 24 juta perbulan di luar tunjangan.

Semoga, sistem perekrutan CPNS di negeri ini semakin dipermudah karena tidak semua daerah memiliki jaringan internet yang memadai sehingga kesempatan menjadi seorang PNS bisa diraih semua anak bangsa tanpa harus menempuh jarak kiloan meter untuk mencari sinyal internet dan membebankan orang tua untuk biaya transportasi, membeli kuota internet, dan biaya konsumsi selama mengikuti tes CPNS. 

Kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit sehingga nantinya kalau sudah menjadi seorang Abdi negara Pelayan masyarakat tidak balas dendam untuk menyulitkan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun