Mohon tunggu...
Eddie MNS Soemanto
Eddie MNS Soemanto Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Humor

Buku puisinya Konfigurasi Angin (1997) & Kekasih Hujan (2014). Saat ini bekerja di sebuah perusahaan otomotif.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Baru dan Kemacetan

17 Juli 2010   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BULAN Juni 2010 cabang saya menjual Toyota sebanyak 232 unit seluruh tipe mobil, baik sedan, minibus, pick up (double cabin), maupun kelas truck. Rata-rata tiap bulan 200 unit ada mobil baru merancah jalan raya. Ini baru satu dealer, belum lagi Mitsubishi,Honda, Suzuki, Hyundai, Mazda, Proton,KIA, dan lain sebagainya, plus kendaraan motor dua.

DKI Jakarta sudah barang tentu tidak sama dengan Sumatera Barat. Di Jakarta, berhimpitan dan bersipacu pertumbuhan dealer dan show room. Masing-masing mereka jualan 200 unit, apa yang terjadi? Belum lagi pemain mobil built up. Bayangkan macet yang makin renta, jalan (layang) yang dibangun katanya bisa memecah kemacetan, hanya teori di atas kertas.

Dan MRT? Busway saja keteteran ngurusnya, apa gak tambah keteter? Sepertinya orang Indonesia hanya bisa membuat dan membangun. Memelihara dan merawat nanti dululah.

Dan mengenai pertumbuhan mobil baru yang seperti tak ter-rem, sementara mobil-mobil lama dan tua, masih saja berseliweran, kenapa ini gak jadi pertimbangan, mobil lama dipendekkan tahun pemakaiannya, atau peredaran mobil baru ditinjau ulang penjualannya. Misalnya tidak sembarang orang membabgun show room, atau tidak sembarang tempat membuat ruko show room. Cobalah lihat di Jakarta, show room atau dealer berjejer kayak jamur di musim hujan.

Sayangnya para pengusaha-pengusaha selalu rutin secara berkala memberi training kepada jajaran tim sales, sehingga para sales itu mempunyai kemampuan tinggi menjual, tanpa pernah terpikir jalan mau macet atau tidak. Yang selalu terpikirkan oleh para pengusaha-pengusaha itu adalah target dan target, yang setiap bulan selalu naik.

Ribut-ribut soal patwal Sby itu mungkin hanya letupan kecil, diantara bertumpuknya masalah kemacetan Jakarta khususnya, dan Indonesia umunya. Perhatikanlah, buka daerah baru, buka jalan baru, tak lama pasti ada show room atau dealer.

Nah, ada yang nanya, masa kita ngalangin orang berusaha? Buka show room atau dealer kan terima angkatan kerja yang berarti mengurangi pengangguran? Iya, di sinilah peran pemerintah itu mesti jelas. Atau para pengusaha itu pernahkan mikir selain target dan target, untung dan untung, di tengah kemacetan itu. (Yah, barangkali mungkin gak, lha wong mereka pakai sopir, hehehe....)@17VI10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun